Metode Outbound Training Archives - HEXs Indonesia https://highlandexperience.co.id/tag/metode-outbound-training Experience is Learning Wed, 23 Oct 2024 00:01:21 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.7.1 https://highlandexperience.co.id/wp-content/uploads/2020/03/cropped-hexs-indonesia_logo-32x32.png Metode Outbound Training Archives - HEXs Indonesia https://highlandexperience.co.id/tag/metode-outbound-training 32 32 Outbound Training ; Pelatihan dan Pengembangan SDM https://highlandexperience.co.id/outbound-training-di-bogor Wed, 23 Oct 2024 00:01:20 +0000 https://highlandexperience.co.id/?p=733 Jika perusahaan atau institusi Anda berencana menyelenggarakan outbound training, segera hubungi Hotline HEXs Indonesia di +62 811-140-996. Namun, jika Anda tertarik memperdalam pengetahuan mengenai outbound training sebagai salah satu metode pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD), mulai dari sejarah, definisi menurut para ahli, outbound sebagai teknik dalam Pelatihan SDM, hingga tujuan, manfaat, dan tahapannya, [...]

The post Outbound Training ; Pelatihan dan Pengembangan SDM appeared first on HEXs Indonesia.

]]>
Jika perusahaan atau institusi Anda berencana menyelenggarakan outbound training, segera hubungi Hotline HEXs Indonesia di +62 811-140-996. Namun, jika Anda tertarik memperdalam pengetahuan mengenai outbound training sebagai salah satu metode pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD), mulai dari sejarah, definisi menurut para ahli, outbound sebagai teknik dalam Pelatihan SDM, hingga tujuan, manfaat, dan tahapannya, lanjutkan membaca artikel ini hingga selesai.


H O T L I N E +62 811-1200-996

RESERVASI


Akhir-akhir ini, outbound sebagai metode pendidikan (pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia) sering kali mengalami penyimpangan menjadi sekadar wahana wisata yang sangat diminati di industri pariwisata Indonesia. Penyimpangan ini tidak hanya terjadi pada tataran teori, tetapi sudah menyentuh esensi outbound itu sendiri.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi Anda yang berencana mengadakan kegiatan outbound untuk mampu membedakan antara outbound sebagai metode pelatihan dan pengembangan SDM dengan outbound sebagai wahana rekreasi.

Estimated reading time: 18 minutes

Pembelajaran dengan Outbound

Outbound Training – Mengembangkan kepemimpinan, membentuk karakter individu, membangun team kerja yang kuat dapat dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia berbasis kegiatan luar ruangan (outdoor activities).

Pembelajaran yang bersentuhan dengan lingkungan alam dapat meningkatkan kebersamaan, kekompakan, kepekan, dan mampu menginspirasi, hal ini karena alam merupakan media serta materi pembelajaran yang baik, dan alam adalah lingkungan yang tepat untuk melakukan pengembangan karakter. Salah satunya adalah dengan outbound training.

Outbound merupakan salah satu metode pelatihan dan pengembangan SDM dalam rangka pengembangan diri (personal development) dan tim (team development) berbasis pembelajaran dari pengalaman (Experiential Learning) melalui kegiatan di alam terbuka dengan menggunakan permainan-permainan edukatif dan petualangan.


Sejarah Outbound

Outbound Training – Ancok (2013) menjelaskan outbound merupakan pendidikan melalui kegiatan alam terbuka (outbound training) dilakukan pada tahun 1821 saat didirikannya Round Hund School sebagai tempat dimana orang-orang berkumpul untuk belajar tentang segala hal dengan menggunakan kebebasan arena yang sangat mendukung berjalannya proses belajar. Hasil penelitian bahwa salah satu kegiatan bermain outdoor berupa ice breaking dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa diantaranya kejujuran (Bakhtiar, 2015).

Pendidikan melalui kegiatan outbound dimulai pada tahun 1941 di Inggris. Lembaga pendidikan outbound ini dibangun oleh seorang pendidik kebangsaan jerman bernama Kurt Hahn yang bekerjasama dengan seorang pedagang Inggris bernama Lawrence Holt. Kedua orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (andventure base education). Dalam kegiatan pendidikan tersebut petualangan dilakukan dengan menggunakan kapal layar kecil disertai tim penyelamat untuk mendidik para pemuda pada zaman perang. Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dikalangan kaum muda bahwa tindakan mereka membawa konsekuensi dan menumbuhkan kebersamaan dan kasih sayang kepada orang lain (Ancok, 2013).

Dengan menggunakan metode, media dan pendekatan yang dilakukan oleh sekolah Outward Bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan yang diajarkan Dr. Hahn sebagai Adventure Education atau Experiental Learning (EL). Setelah berakhirnya Perang Dunia II, metode pelatihan ini berkembang pesat dan mulai ditiru di banyak tempat bahkan sampai keluar wilayah Eropa.

Metode Training Outbound di alam terbuka yang dikembangkan Hahn berfungsi sebagai katalis, sebagai medium perubahan dan membantu setiap peserta untuk lebih dapat mengenal kelemahan dan kelebihan masing-­masing individu. Metode management Outbound tersebut kemudian dikenal dengan outward bound dan kemudian menjalar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.


Pengertian Outbound menurut ahli

Outbound Training

Definisi Outbound

Outbound Training – Outbound berasal dari kata out of boundaries yang merupakan istilah di bidang kelautan, artinya keluar dari batas. Arti menurut istilah Outbond merupakan proses mencari pengalaman melalui alam terbuka. Kegiatan ini sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Sedangkan dalam bentuk pendidikan formal, dimulai sejak 1821, ditandai dengan didirikannya Round Hill School, di Inggris. Tetapi secara sistematik kegiatan ini baru dipopulerkan di Inggris tahun 1941.

Lembaga pendidikan outbond dibangun oleh seorang pendidik berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn yang bekerjasama dengan pedagang Inggris bernama Lewrence Holt. Kedua orang ini membangun pendidikan berdasarkan petualangan (adventured based education). Jamaludin Ancok. Outbound Management Training. ( Jogyakarta : UII Press 2003 ). hal 2.

Pengertian Outbound

Outbound Training – Outbound adalah salah satu metode pembelajaran melalui experiental learning. Bentuk kegiatannya aplikasi game-game yang ringan, setiap game dalam kegiatan outbound mengandung makna yang dalam, filosofis, dan sarat akan pesan-pesan simbolik yang bermanfaat serta membangun karakter ke arah kesuksesan dalam kehidupan, baik kesuksesan di tingkat individu maupun kesuksesan tim/kelompok. Metode outbound merupakan metode yang paling efektif dalam mengakomodasi/kebutuhan tuntutan terhadap hasil suatu pelatihan. metode ini efektif dalam membangun pemahaman terhadap suatu konsep dan membangun prilaku karakter individu. Karakter akan tertanam dan akan menjadi pribadi individu yang lebih baik.

Adrianus dan Yufiarti (2006:44) mengatakan bahwa “pada kegiatan outbound terdapat unsur-unsur pengembangan kreativitas, komunikasi, mendengarkan efektif, kerjasama, motivasi diri, kompetisi, problem solving dan percaya diri.” Melalui pengalaman belajar sistem outbound maka individu akan lebih peka terhadap tugas yang dimilikinya, lebih kreatif serta tertanam nilai-nilai kejujuran. Kejujuran akan terwujud dengan belajar berkompetisi yang tepat sesuai aturan, kepribadian yang termotivasi pada hal yang lebih positif akan tertanam nilai kejujuran yang lebih besar.

Dan, (As‟adi Muhammad 2009), Outbound training adalah permainan yang dapat me-refresh pikiran dan menambah kecepatan kita, di situ terdapat pula konsep-konsep, materi, dan tujuan tertentu yang harus kita lakukan dan harus dicapai.

Kegiatan outbound mempunyai arti kegiatan di luar ruangan tersebut mengandung unsur permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainan-permainan ringan yang menarik, peserta dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan sejenak melepaskan atribut masing-masing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban, kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang lebih besar (Umar, 2011).

Menurut Gass (1993) (Ancok, 2013: 3) bahwa metode pelatihan dengan cara permainan di alam terbuka yang kemudian dikenal dengan outbound training juga dapat digunakan untuk kepentingan terapi kejiwaan. Aktivitas outbound training dilakukan menggunakan unsur olahraga dan permainan yang cenderung membuat peserta terlibat langsung secara kognitif (pikiran), afektif (emosi) dan psikomotorik (gerakan fisik motorik). Sehingga secara psikologis dapat dijumpai keterangsangan emosi dan fisik motorik pada diri peserta (Ancok, 2013: 6).

Outbound Training adalah metode terbaru dalam menggugah kecerdasan kolektif sebuah tim kerja. Kecerdasan kolektif dibangun dari kematangan-kematangan individu, kemampuan koordinasi kilat, kepercayaan antar anggota tim dan semangat yang saling mendukung. Outbund adalah sebuah desain pelatihan yang dikemas untuk dilakukan diluar ruangan. Selain mendekatkan diri kepada alam, fungsi rekreatif dan edukatifnya lebih mengena di hati peserta (Risang Sutawijaya, 2008).

Kegiatan outbound mempunyai arti kegiatan di luar ruangan tersebut mengandung unsur permainan, edukasi, serta rekreasi. Melalui permainan-permainan ringan yang menarik, peserta dihadapkan pada suatu tantangan untuk dipecahkan secara bersamasama dengan sejenak melepaskan atribut masing-masing. Sehingga diharapkan tercipta suasana keakraban, kebersamaan serta kerjasama tim yang nantinya bermanfaat dalam mengatasi permasalahan yang lebih besar (Umar, 2011).

Outbound training adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui perainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif dan edukatif baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk mengembangkan diri (personal development) maupun kelompok (team development). Melalui pelatihan outbound, diharapkan lahir pribadi-pribadi baru yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berpikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya dan lain-lain (Badiatul muchlisin Asti 2009).

Menurut Susilo (2005: 15) mengatakan bahwa outbound training bermanfaat dalam membangun kerjasama tim maupun pembentukan sifat sosial yang berperan dalam dukungan sosial.


Outbound Sebagai Metode Pelatihan SDM

outbound training and development

Outbound Training – Outbound training atau pelatihan di alam terbuka merupakan salah satu program pengembangan karyawan yang semakin banyak diterapkan oleh perusahaan terkemuka. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah perusahaan yang menggunakan program ini sebagai upaya pengembangan karyawan. Program ini telah terbukti efektif dalam membentuk perilaku seseorang baik secara fisik maupun mental intelektual. Program pengembangan di alam memberikan banyak manfaat bagi perusahaan karena dapat meningkatkan kualitas berpikir karyawan dalam menganalisis suatu masalah di dalam perusahaan.

Program pelatihan manajemen di alam terbuka disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dalam Outbound Management Training (OMT), peserta secara aktif terlibat dalam aktivitas belajar dengan cara langsung melakukan tindakan (learning by doing) sehingga peserta akan segera mendapat umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri masing-masing pegawai di masa mendatang. Oleh karena itu, program pelatihan di alam terbuka seperti outbound training merupakan metode yang efektif untuk mengembangkan keterampilan dan perilaku karyawan dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja.

Outbound Management Training (OMT) telah menjadi pilihan yang populer dalam program pengembangan karyawan di perusahaan-perusahaan terkemuka. Ancok (2003:04) menyebutkan beberapa alasan mengapa OMT dipilih, antara lain: (a) sebagai simulasi kehidupan kompleks yang disederhanakan, (b) menggunakan pendekatan belajar melalui pengalaman, dan (c) penuh dengan kegembiraan karena dilakukan melalui permainan.

Dalam OMT, orientasi kerja berfokus pada proses dan hasil kerja berdasarkan kerjasama antar unit organisasi. Media outdoor activities atau outbound training menjadi pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Boyett dan Boyett (1998) seperti yang dikutip Ancok (2003:06), setiap proses belajar yang efektif memerlukan tahapan-tahapan penting, yakni: (a) pembentukkan pengalaman (Experience), (b) perenungan pengalaman (Reflect), (c) pembentukkan konsep (Form Concept), dan (d) pengujian konsep (Test Concept). Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini dalam OMT, peserta dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih efektif dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan kerjasama mereka.

Metode pelatihan outbound training menjadi pilihan yang populer bagi banyak perusahaan karena dapat membantu pengembangan karyawan secara efektif. Dalam metode ini, peserta terlibat secara aktif dalam aktivitas belajar dengan melakukan experiential learning yang melibatkan permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan di alam terbuka. Hal ini membantu peserta untuk belajar dari apa yang mereka alami dan menghubungkannya dengan permasalahan hidup sehari-hari.

Metode ini memiliki beberapa nilai tambah, seperti memberikan keleluasaan bagi peserta untuk bergerak secara fisik, emosi, dan berpikir, yang tidak mungkin dilakukan dalam pelatihan konvensional dalam ruangan. Selain itu, metode outbound training juga membantu peserta dalam pengembangan perilaku manajerial yang lebih adaptif dan dapat menangani berbagai jenis tugas dan perubahan lingkungan yang kompetitif.

Dalam metode ini, terdapat empat tahapan belajar yang efektif, yaitu pembentukkan pengalaman, perenungan pengalaman, pembentukkan konsep, dan pengujian konsep. Dengan mengikuti tahapan ini, peserta dapat memperoleh umpan balik yang berguna untuk pengembangan diri mereka di masa depan.

Materi Outbound Training

Outbound Training – Program outbound training memiliki keterkaitan yang erat dengan prinsip dasar teori experiential learning. Selain menggunakan aktivitas di alam terbuka, program ini juga menggunakan metode yang berkaitan dengan pengembangan diri pribadi. Hal ini didukung oleh pandangan Hardjana (2001:49) yang menyatakan bahwa kegiatan eksperiential dijadikan materi pelatihan karena melalui kegiatan tersebut, terjadi proses pembelajaran dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan. Proses tersebut terjadi secara berkesinambungan melalui berbagai metode yang digunakan.

Selanjutnya, Hardjana (2001:50) juga menyebutkan bahwa bentuk kegiatan eksperiential dapat berupa permainan, pemecahan masalah, penyelesaian tugas, pengelolaan konsep atau teori baru. Bentuk kegiatan tersebut merangsang individu dalam meningkatkan kesadaran dalam membentuk sikap maupun perilaku yang diinginkan dalam situasi kerja.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi pelaksanaan metode outbound training berkaitan erat dengan asas teori experiential learning. Kegiatan tersebut dapat berupa permainan, pemecahan masalah, penyelesaian tugas, pengolahan konsep atau teori baru. Proses refleksi individu dapat meningkatkan kesadaran dalam membentuk sikap dan perilaku yang digunakan dalam situasi kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses belajar dan perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan ketrampilan.

Sebelum menentukan materi outbound training, Randall dan Schuler (1997:331-336) menyarankan adanya analisis kebutuhan terlebih dahulu, baik kebutuhan organisasi maupun kebutuhan pribadi karyawan. Hal ini bertujuan agar materi yang diberikan dalam kegiatan outbound training bisa efektif dan efisien, karena sesuai dengan jabatan pekerjaan karyawan, kebutuhan organisasi, dan waktu yang tersedia. Pelaksanaan outbound training memiliki keuntungan karena dilakukan sesuai dengan kenyataan dengan observasi (pengamatan).

Dari proses observasi tersebut, didapatkan pengembangan atas konsep yang abstrak dan pola kerja. Proses dalam pelaksanaan outbound training memerlukan waktu yang cukup lama dan dukungan dari pihak perusahaan. Hal ini sangat penting, karena pengalaman nyata yang diikuti dengan pengembangan dari konsep abstrak akan menghasilkan situasi dan pola kerja yang optimal..

Pelaksanaan Outbound Training

Outbound Training – Tujuan dari pelatihan outbound training yang dikemukakan oleh Ancok (2003:36) adalah meningkatkan kemampuan pegawai dalam bekerja dalam tim (teamwork), meningkatkan motivasi dan keyakinan diri karyawan terhadap kemampuan pribadi (personal development), serta mampu berpikir kreatif (inovasi). Outbound training dapat digunakan untuk pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi dan pengembangan diri.

Dengan menerapkan metode outbound training, pengembangan tim (team building) dapat meningkatkan sinergi dalam tim dan menciptakan nilai tambah yang tinggi dari perbedaan yang ada di antara anggota tim. Pengembangan budaya organisasi (culture development) juga dapat terlihat dari perilaku, atribut, hal simbolik, dan kebiasaan para anggota perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Pengelolaan perubahan (managing change) juga dapat dilakukan dengan outbound training untuk membantu menyesuaikan perubahan dan menghindari gangguan konsentrasi kerja bagi manajemen. Perencanaan strategis (strategic planning) juga dapat dilakukan dengan outbound training untuk menelaah faktor peluang dan ancaman yang ada di lingkungan strategis bisnis.

Untuk mencapai manajemen yang efektif, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya untuk dapat bekerja secara tim. Peningkatan ini meliputi aspek perilaku individu maupun saat berinteraksi dalam tim. Pelatihan dibutuhkan untuk membangun kemampuan, keterampilan, dan kemauan bekerja sebagai tim.

Simulasi outdoor activities dapat membentuk sikap, cara berpikir, dan persepsi yang kreatif serta positif dari setiap peserta. Hal ini terjadi melalui interaksi antara peserta dengan alam melalui kegiatan simulasi di alam terbuka. Konsep-konsep interaksi tersebut membangun rasa kebersamaan, keterbukaan, toleransi, dan kepekaan yang mendalam pada peserta. Diharapkan hal ini mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam perusahaan.

Selain itu, melalui simulasi outdoor activities, peserta akan dapat bekerja dalam kelompok (teamwork) dengan melakukan interaksi dalam bentuk komunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi, kepemimpinan, manajemen risiko, pengambilan keputusan, dan inisiatif. Hal ini akan memperkuat kemampuan sumber daya manusia dalam membangun tim yang efektif dan sinergis di dalam perusahaan.

Tujuan dan Manfaat Outbound training

Outbound Training di Puncak Bogor

Tujuan Pelatihan Outbound

Outbound Training – Tujuan outbound secara umum untuk menumbuhkan rasa percaya dalam diri guna memberikan proses terapi diri (mereka yang berkelainan) dalam berkomunikasi, dan menimbulkan adanya saling pengertian, sehingga terciptanya saling percaya antar sesama. Outbound sendiri mengedepankan kegiatan permainan yang mampu menumbuhkan motivasi pada diri pesertanya. Biasanya pola permainan yang diadakan melibatkan kerjasama antar team ataupun masing-masing individu itu sendiri, melatih pikiran dan aktifitas fisik yang memiliki unsur positif. Maka dari itu outbound adalah pilihan tepat bagi semua orang dalam pelatihan pengembangan diri yang fun dan menarik serta tidak membosankan. (Jamaludin Ancok, Outbound Management Training, hal 3).

Manfaat Pelatihan Outbound

Outbound Training – Secara umum manfaat-manfaat dari kegiatan outbound ini adalah untuk meningkatkan keberaninan dalam bertindak maupun dalam berpendapat. Kegiatan outbound membentuk pola pikir kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri. Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan seseorang (As‟adi Muhammad 2009).

Sedangkan menurut Badiatul Muchlisin menyebutkan manfaat dari kegiatan di alam terbuka (outbond), diantaranya :

  1. Komunikasi efektif (effective communication) ; adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. 
  2. Pengembangan tim (team building) ;  adalah aktivitas yang digunakan untuk meningkatkan hubungan sosial dengan mendefinisikan peran masing-masing individu dalam suatu tim yaitu dengan melakukan kolaborasi dari berbagai tugas.
  3. Pemecahan Masalah (problem solving) ;  adalah usaha mencari penjelasan dan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi.
  4. Kepercayaan Diri (Self confidence) ; ekspetasi kepada pencapaian yang mampu dilakukan seseorang berdasarkan evaluasi atas kemampuan dan performanya terdahulu. Ketika kita yakin pada kemampuan diri, maka cenderung semakin termotivasi mencapai tujuan dan memiliki motivasi yang lebih tinggi. 
  5. Kepemimpinan (Leadership) ; adalah keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.
  6. Kerja sama (Sinergi)
  7. Permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games)
  8. Konsentrasi/ fokus (concentration)
  9. Kejujuran/sportivitas (Mulyono & Badiatul Muchlisin Asti. Smart games for Outbond Training. (Jokjakarta : Diva Press. 2008). Hal 39.)

Baca Juga :

Character Building Training

Tahapan dalam Outbound Training

Training and Development

Outbound Training – Menurut Jamaludin Ancok, Outbound Management Training, hal : 6-16, terdapat 4 (empat) tahapan dalam outbound training yaitu :

  1. Pembentukan pengalaman (experience) Pada tahap ini peserta dilibatkan dalam setiap kegiatan atau permainan dalam outbound bersama dengan yang lainya dalam tim atau kelompok. Kegiatan yang berupa permainan dalam outbound merupakan salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung pada anak. Pengalaman langsung tersebut akan dijadikan sarana untuk menimbullkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional, dan pengalaman yang bersifat fisik pada anak. Pada kegiatan outbound pengalaman yang ditimbulkan diusahakan sesuai dengan kebutuhan.
  2. Perenungan pengalaman (reflect); Tahap ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Setiap anak mengungkapkan pengalaman pribadi yang dirasakan pada saat melakukan kegiatan. Pada yang dirasakan secara intelektual, emosional, dan fisikal.
  3. Pembentukan konsep (form concept); Pada tahap ini anak mencari makna dari pengalaman intelektual, emosional, dan fisikal yang diperoleh dari keterlibatan dalam kegiatan. Tahap ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi.
  4. Pengujian konsep (test concept); Pada tahap ini anak diajak diskusi guna mengetahui sejauh mana suatu konsep dapat dikuasai anak. Instruktur juga mengarahkan pertanyaan untuk mengetahui apakah anak dapat mengambil pelajaran dari kegiatan outbound dan apakah anak kira-kira mampu menerapkannya di kehidupannya.

Lembaga outbound training di Bogor

outbound training di bogor
Figure-1 : Outbound training di Bogor

Outbound Training di Bogor – Highland Experience Indonesia atau yang biasa disebut dengan HEXs Indonesia adalah sebuah organisasi yang fokus pada pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan menggunakan metode experiential learning sebagai media belajar dan pembelajarannya. Metode experiential learning yang digunakan oleh HEXs Indonesia adalah metode pembelajaran yang berbasis pada pengalaman, dimana peserta diajak untuk belajar melalui pengalaman langsung dalam situasi yang dikondisikan secara khusus.

Adanya HEXs Indonesia adalah untuk membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui pelatihan dan pengembangan yang efektif. HEXs Indonesia memiliki tim yang terdiri dari para ahli di bidangnya dan telah menangani berbagai perusahaan swasta, pemerintah, dan organisasi nirlaba. 

Fokus program yang bercirikan petualangan dan aktifitas sosial, kegiatannya dilaksanakan di Highland Camp gunung Paseban dan pegunungan Halimun Bogor. Dan, salah satu program HEXs Indonesia adalah outbound training dengan pendekatan Experiential Learning untuk pembentukan team (team building) Leadership, character building, problem solving, effective communication dan lainnya:

  • Menumbuhkan jiwa kepemimpinan (leadership) :
    Leadership adalah kemampuan untuk memimpin dan menginspirasi orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat, memotivasi, dan memimpin anggota tim dengan efektif. Dalam program outbound training, peserta akan diajak untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus untuk tujuan tersebut.
  • Meningkatkan kemampuan aktualisasi diri (character building)
    Character building atau pembangunan karakter adalah proses pembentukan dan pengembangan sifat-sifat positif pada individu, seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, dan kepemimpinan. Proses ini dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman hidup yang beragam. Dalam program outbound training, pembangunan karakter menjadi salah satu tujuan utama yang ingin dicapai melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus untuk mengembangkan sifat-sifat positif pada peserta. Dengan membangun karakter yang baik, individu akan memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan kehidupan dan bekerja dengan lebih efektif dan produktif.
  • Melatih kerjasama tim (team building)
    Team building atau pembangunan tim adalah proses pembentukan dan pengembangan kerjasama yang efektif di antara anggota tim dalam mencapai tujuan bersama. Proses ini dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman hidup yang beragam. Dalam program outbound training, pembangunan tim menjadi salah satu tujuan utama yang ingin dicapai melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus untuk memperkuat kerjasama antar anggota tim. Dengan membangun tim yang solid, anggota tim akan dapat bekerja dengan lebih efektif dan produktif serta mencapai tujuan bersama dengan lebih mudah.
  • Problem solving
    atau pemecahan masalah adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien. Kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja. Dalam program outbound training, peserta akan diajak untuk mengembangkan kemampuan problem solving mereka melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus untuk menghadapi tantangan dan masalah. Dengan meningkatkan kemampuan problem solving, individu akan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan mampu mengatasi berbagai masalah dengan cara yang lebih efektif.
  • Komunikasi efektif (effective communication)
    Komunikasi yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif kepada orang lain. Kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja. Dalam program outbound training, peserta akan diajak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi mereka melalui permainan dan aktivitas yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan meningkatkan kemampuan komunikasi, individu akan mampu berinteraksi dengan lebih baik dengan orang lain, mengatasi konflik, dan mencapai tujuan bersama dengan lebih mudah.

Read more outbound training


Simpulan dan FAQ Outbound training di Bogor


Outbound Training – Outbound adalah metode pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang pertama kali dikembangkan oleh Kurt Hahn, seorang pendidik asal Jerman. Tujuan utama dari metode ini adalah menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus memberikan terapi diri dalam komunikasi. Melalui outbound, diharapkan tercipta saling pengertian dan kepercayaan antar peserta, serta kemampuan dalam hal kreativitas, komunikasi yang efektif, mendengarkan dengan baik, kerjasama, motivasi diri, kompetisi yang sehat, dan penyelesaian masalah (problem solving).


Q : Apa itu Outbound Training?

A : Outbound Training adalah metode pelatihan yang dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan aktivitas fisik dan permainan untuk meningkatkan keterampilan individu dan tim.

Q : Apa tujuan dari Outbound Training?

A : Tujuan Outbound Training adalah untuk meningkatkan keterampilan kerjasama tim, komunikasi, kepemimpinan, penyelesaian masalah, dan adaptasi terhadap perubahan.

Q : Apa saja aktivitas yang dilakukan dalam Outbound Training?

A : Aktivitas dalam Outbound Training bervariasi tergantung tujuan pelatihan. Contohnya adalah permainan kerjasama tim, simulasi penyelesaian masalah, latihan kepemimpinan, dan tantangan fisik.

Q : Kemana menghubungi ketika perusahaan kami akan merencanakan outbound training?

A : Anda dapat menghubungi hotline HEXs Indonesia di nomor +62 811-140-996 untuk informasi lebih lanjut.

Beranda » Metode Outbound Training

The post Outbound Training ; Pelatihan dan Pengembangan SDM appeared first on HEXs Indonesia.

]]>
Character Building Training ; Pelatihan SDM di Bogor https://highlandexperience.co.id/character-building-program Sun, 20 Oct 2024 06:02:08 +0000 https://highlandexperience.co.id/?p=682 Pelatihan Character Building adalah program yang dirancang khusus untuk membantu individu dalam mengembangkan karakter yang kuat dan positif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi, mencakup integritas, kepemimpinan, tanggung jawab, empati, dan kerjasama. Jika perusahaan Anda tertarik untuk melaksanakan pelatihan character building menggunakan metode Outbound, silakan hubungi Hotline +62 811-140-996. Namun, jika Anda ingin mendalami [...]

The post Character Building Training ; Pelatihan SDM di Bogor appeared first on HEXs Indonesia.

]]>
Pelatihan Character Building adalah program yang dirancang khusus untuk membantu individu dalam mengembangkan karakter yang kuat dan positif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi, mencakup integritas, kepemimpinan, tanggung jawab, empati, dan kerjasama.

Jika perusahaan Anda tertarik untuk melaksanakan pelatihan character building menggunakan metode Outbound, silakan hubungi Hotline +62 811-140-996. Namun, jika Anda ingin mendalami lebih lanjut tentang team building, lanjutkan membaca artikel ini sampai tuntas.


H O T L I N E +62 811-1200-996

RESERVASI


Pembelajaran Character Building

Character Building adalah sebuah upaya untuk membangun dan membentuk akhlak serta budi pekerti seseorang agar menjadi lebih baik. Dengan kata lain, character building merupakan proses dalam memperkuat karakter individu.

Tujuan utama dari pengembangan karakter adalah membantu seseorang menjadi lebih kuat secara emosional, mandiri, dan lebih baik dalam menghadapi berbagai masalah. Proses ini melibatkan penguatan aspek-aspek internal individu agar dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.

Pengembangan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas mental dan emosional individu, sehingga mereka mampu mengatasi tekanan dan kesulitan dengan lebih efektif. Ini mencakup pembangunan kepercayaan diri, keteguhan hati, dan optimisme, yang membuat individu lebih siap menghadapi rintangan dan ketidakpastian dalam hidup.

Selain itu, pengembangan karakter juga mencakup pembentukan kemandirian dan tanggung jawab dalam pengelolaan kehidupan sehari-hari. Dengan meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi, individu dapat mendapatkan dukungan dari orang lain dan belajar untuk mencari solusi secara mandiri.

Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, program character building dirancang untuk membantu individu mengenali dan mengelola emosi mereka dengan bijak. Ini meliputi pengembangan keterampilan dalam mengatasi stres, rasa takut, dan kecemasan, serta mendorong rasa ketabahan untuk bangkit kembali setelah menghadapi kegagalan atau kesulitan.

Pengertian Character Building

Karakter adalah sifat yang di bawa oleh tiap individu, yang setiap orang memiliki karakter masing-masing. Pengertian karakter lebih mengarah pada moral dan budi pekerti seseorang, tentunya yang bersifat positf. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Pengertian Character Building dari segi bahasa, Character Building atau membangun karakter terdiri dari dua suku kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character) artinya membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina, mendirikan. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Jadi Character Building merupakan suatu upaya untuk membangun dan membentuk akhlak dan budi pekerti seseorang menjadi baik (Megawati, 2004).

Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI) pengertian Membangun Karakter (character building) adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, dan/atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa Character Building adalah upaya membangun karakter (Megawati, 2004).

Pentingnya membangun Karakter Individu

Dalam membangun karakter individu diperlukan perilaku yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan berorganisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam bermasyarakat. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan kualitas manusia maka karakter mempunyai makna sebuah nilai yang mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini adapun nilai-nilai dalam pembangunan karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Nilai-nilai tersebut jika dilihat lebih cermat dalam kondisi saat ini nampaknya cenderung semakin luntur. Hal ini terlihat makin jelas, contoh di antaranya adalah makin maraknya tawuran antarpelajar, konflik antar masyarakat, maraknya korupsi di lingkungan pemerintah, dan lain-lain. Kondisi yang seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan sebagai wujud untuk meningkatkan rasa kepedulian, kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus tetap dijaga dan dilestarikan.

Bahwa Character Building memiliki peran penting dalam membentuk karakter seseorang. Dalam sejarah Islam, sekitar 1500 tahun yang lalu Muhammad SAW juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character). Ajaran pertamanya adalah kejujuran (al-amien) serta cara membangun karakter yang baik tersebut. Maka saat itu pula telah diajar bahwa manusia harus senantiasa mampu belajar (iqra), belajar dari ayat-ayat yang tertulis maupun ayat-ayat yang tidak tertulis (Q-Annes dan Hambali, 2008).

Proses pembentukan karakter

Baik disadari maupun tidak, akan memengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya; dan hal itu akan tercermin dalam perilakunya sehari hari. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting. Lembaga formal (kampus), informal (keluarga), maupun nonformal (bimbel, pengajian) memiliki pengaruh dan dampak terhadap karakter mahasiswa baik disengaja maupun tidak, contohnya keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang individu untuk tumbuh dan berkembang; dari keluarga nilai-nilai awal karakter individu itu ditentukan. Jika orangtua mendidik dan membimbing anaknya dengan baik, akhlak dan karakter anak pun akan baik. Sebaliknya karakter anak akan buruk jika akhlaknya tidak dididik dengan baik. Kenyataan ini menjadi entry point untuk menyatakan bahwa lembaga pendidikan seperti kampus mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan moral dan pembentukan karakter. Selanjutnya para pakar pendidikan, terut ma pendidikan nilai, moral atau karakter, melihat hal itu bukan sekadar tugas dan tanggung jawab tetapi juga merupakan suatu usaha yang harus menjadi prioritas.

Pendidikan Character Building

Dalam Koesoema (2007), disebutkan 3 alasan mendasar mengenai pendidikan Character Building. Pertama, secara faktual, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, lembaga pendidikan seperti kampus berpengaruh terhadap karakter mahasiswa. Kedua, Secara politis, setiap negara mengharapkan warga negara yang memiliki karakter positif. Banyak hal yang berkaitan dengan kesuksesan pembangunan sebuah negara sangat bergantung pada karakter bangsanya. Demokrasi yang diperjuangkan di banyak negara, sukses dan gagalnya juga tergantung pada karakter warga negara. Di sinilah, sebuah lembaga pendidikan seperti kampus harus berkontribusi terhadap pembentukan karakter agar bangsanya tetap bertahan. Ketiga, perkembangan mutakhir ternyata menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang efektif mampu mendorong dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan akademik kampus. Dengan kata lain, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter mampu menghantarkan mahasiswa untuk menghadapi lingkungan kerja, dengan karakter yang baik maka peyimpangan perilaku (akhlak buruk) tidak terjadi.

Salah satu karakter pola pikir dan gaya hidup adalah karakter sukses. Karakter sukses adalah bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, tidak pernah mengeluh apa pun risiko yang dihadapi. Untuk beberapa tahun mendatang yang dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki karakter yang baik (Agustian, 2001). Character Building membangun dan membentuk karakter mahasiswa. Sudah mejadi harapan setiap universitas agar para para alumni membangun sikap optimis, rasa percaya diri yang kuat serta memiliki karakter yang kokoh sehingga dapat membawa keberhasilan dalam mengarungi kehidupan di tengah masyarakat. Sikap karakter yang kuat mampu mengoptimalkan aktivitas untuk mencapai sukses dan keterampilan dalam mewujudkan cita-cita sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada. Dengan demikian, mahasiswa mempunyai rasa percaya diri dan tidak pernah ragu bekerja keras, membiasakan diri bekerja dengan baik sepanjang perjalanan hidup. Sekecil apapun kebaikan yang diperbuat dengan niat yang tulus, dapat memperkaya dan menambah kokoh karakter serta pengalaman hidup yang sangat berguna bagai masa depan.

Sumber : Agus Masrukhin; HUMANIORA Vol.4 No.2 Oktober 2013: 1229-1236.

Pelatihan Character Building di Bogor

Pelatihan Character Building dengan menggunakan pengalaman sebagai proses pendidikan atau dengan pola pendekatan Experiential Learning yang dilakukan dalam program-program HEXs Indonesia memberikan pengalaman langsung bagi peserta pelatihan. Hal ini karena pengetahuan diperoleh melalui transformasi pengalaman dengan lingkungan sebagai media dan materi pembelajaran. Dalam Experiential Learning, pengalaman dianggap berperan penting dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, para peserta akan diberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung dengan melakukan aktivitas di lapangan atau simulasi, sehingga mereka dapat merasakan dan memahami konsep-konsep pembelajaran secara lebih mendalam. Dalam pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning, peserta akan dihadapkan dengan situasi-situasi yang menantang, seperti tugas-tugas tim, simulasi, dan permainan peran, yang dirancang khusus untuk membangun karakter peserta. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut, peserta akan mampu mengasah kemampuan-kemampuan sosial, kepemimpinan, dan teamwork, serta memperkuat nilai-nilai karakter yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi.

Program pelatihan yang dapat diimplementasikan selama beberapa hari dengan berbagai kegiatan seperti outbound, simulasi, role-playing, dan game. Selain itu, pelatihan juga dilengkapi dengan sesi refleksi dan diskusi kelompok untuk memperkuat pemahaman dan mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari.

Tujuan Pelatihan

Character Building – Tujuan dari pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning adalah untuk meningkatkan karakter peserta pelatihan. Dalam pelatihan ini, peserta akan dibekali dengan keterampilan sosial dan emosional, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, mengelola emosi, serta membangun rasa percaya diri dan kerjasama dalam tim. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk membantu peserta dalam menemukan nilai-nilai hidup yang penting, seperti integritas, tanggung jawab, kejujuran, dan rasa sosial.

Melalui pengalaman langsung dan refleksi, peserta diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai nilai-nilai ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan ini juga dapat membantu peserta untuk menghadapi situasi sulit dengan cara yang positif dan konstruktif, serta mengembangkan resiliensi dan ketangguhan mental. Dengan demikian, peserta akan menjadi individu yang lebih berkarakter, tangguh, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. 

Aktivitas Pendahuluan

Character Building – Aktivitas pendahuluan dalam pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning umumnya dimulai dengan icebreaker atau permainan awal untuk menghangatkan suasana. Icebreaker ini bertujuan untuk memperkenalkan peserta satu sama lain, meredakan ketegangan, dan meningkatkan semangat kerja sama. Beberapa contoh icebreaker yang dapat dilakukan antara lain permainan tebak kata, permainan mendongeng, atau permainan kerja sama untuk menyelesaikan tugas bersama. Selain itu, aktivitas pendahuluan juga dapat meliputi pengenalan materi pelatihan, pemaparan tujuan, dan ekspektasi dari peserta pelatihan. Dengan melakukan aktivitas pendahuluan yang efektif, peserta pelatihan akan lebih siap dan termotivasi untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan.  

Aktivitas Inti

Character Building – Rangkaian aktivitas Experiential Learning terkait dengan Character Building meliputi:

  • Role Play: Peserta diminta untuk memerankan karakter yang berbeda-beda dalam situasi tertentu, sehingga dapat mengasah kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan.
  • Games: Peserta diberikan permainan yang mengharuskan mereka berinteraksi dan bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan, sehingga dapat mengembangkan kemampuan dalam hal strategi, kepercayaan diri, dan keterampilan interpersonal.
  • Outbound Activities: Peserta diberikan tugas-tugas yang melibatkan aktivitas fisik dan mental, seperti hiking, arung jeram, dan simulasi bertahan hidup, sehingga dapat mengasah kemampuan dalam hal ketahanan fisik dan mental, serta kemandirian.
  • Diskusi Kelompok: Peserta diberikan topik atau masalah yang harus didiskusikan dalam kelompok, sehingga dapat mengembangkan kemampuan dalam hal berpikir kritis, kreativitas, dan komunikasi.
  • Refleksi: Peserta diminta untuk merefleksikan pengalaman dan pembelajaran yang telah mereka dapatkan selama rangkaian aktivitas, sehingga dapat mengembangkan kemampuan dalam hal introspeksi dan pembelajaran mandiri.

Leadership Challenge

Character Building – Aktivitas Leadership Challenge adalah salah satu aktivitas inti dalam program Pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk melatih kemampuan kepemimpinan peserta dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks.

Dalam aktivitas ini, peserta akan diberikan berbagai macam tantangan yang harus dipecahkan dalam kelompok. Tantangan tersebut meliputi tugas-tugas yang kompleks, permainan simulasi, atau situasi nyata yang menuntut peserta untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, dan mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang terbatas.

Melalui aktivitas Leadership Challenge, peserta akan belajar untuk mengenali dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang dimiliki, seperti kemampuan dalam mengambil keputusan, kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim. Selain itu, peserta juga akan dilatih untuk mengatasi rasa takut, mengambil risiko, dan belajar dari kegagalan.

Dalam akhir aktivitas, peserta akan dievaluasi oleh fasilitator dengan tujuan untuk membantu peserta memahami kekuatan dan kelemahan dalam kepemimpinan mereka. Selain itu, evaluasi juga dapat membantu peserta dalam mengembangkan rencana aksi untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan mereka di masa depan.

Trust Building Activities

Character Building – Trust Building Activities atau kegiatan membangun kepercayaan diri merupakan bagian penting dari program Pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Kegiatan ini dirancang untuk membantu peserta pelatihan memperkuat rasa percaya diri, membangun kerjasama tim yang baik, dan meningkatkan kepercayaan antar peserta pelatihan.

Kegiatan membangun kepercayaan diri biasanya dilakukan dalam bentuk permainan atau aktivitas yang melibatkan tindakan dan interaksi antar peserta pelatihan. Contoh kegiatan ini antara lain berdiri di atas kursi dan menyeberang dari satu kursi ke kursi lainnya tanpa menyentuh tanah, melakukan trust fall atau jatuh bebas dan dipercayakan kepada teman untuk menangkap, serta mengumpulkan tumpukan benda dengan mata tertutup dan hanya dengan instruksi dari rekan satu tim.

Melalui kegiatan membangun kepercayaan diri ini, peserta pelatihan dapat memahami pentingnya saling percaya dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, kegiatan ini juga dapat membantu peserta pelatihan untuk merasakan adrenalin dan menghadapi ketakutan dalam lingkungan yang aman dan terkontrol.

Problem Solving Games

Character Building – Problem Solving Games atau permainan yang membantu peserta melatih kemampuan dalam memecahkan masalah adalah salah satu aktivitas inti dalam pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Aktivitas ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan peserta dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.

Contoh permainan yang dapat dilakukan adalah seperti “The Marshmallow Challenge” dimana peserta diberikan tugas untuk membangun struktur tertinggi dengan bahan marshmallow, spageti dan selotip dalam waktu yang terbatas. Selain itu, juga terdapat permainan “Escape Room” dimana peserta harus memecahkan berbagai teka-teki dan menyelesaikan tantangan untuk melarikan diri dari ruangan tersebut.

Melalui aktivitas ini, peserta akan belajar mengembangkan kemampuan dalam mencari solusi, berpikir kreatif, dan bekerja sama dengan anggota tim dalam menyelesaikan masalah. Dalam pelatihan Character Building, aktivitas ini bertujuan untuk membantu peserta membangun rasa percaya diri, menghadapi tantangan, dan mencari solusi yang tepat dalam mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari.

Communication Skills Practice

Character Building – Aktivitas latihan keterampilan komunikasi merupakan bagian penting dari pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Melalui aktivitas ini, peserta akan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara verbal maupun nonverbal.

Contoh aktivitas latihan keterampilan komunikasi yang dapat dilakukan dalam pelatihan ini antara lain role play atau simulasi situasi, diskusi kelompok, dan latihan presentasi. Dalam aktivitas ini, peserta akan belajar bagaimana cara menyampaikan pesan dengan jelas dan persuasif, mendengarkan dengan baik, serta menangani konflik dan perbedaan pendapat dengan baik.

Dengan mengikuti aktivitas latihan keterampilan komunikasi, peserta akan merasa lebih percaya diri dalam berkomunikasi, meningkatkan kemampuan mempengaruhi orang lain, serta meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim. Selain itu, peserta juga akan lebih mudah untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja.

Team Building Exercises

Character Building – Team Building Exercises adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan kerja tim dan memperkuat hubungan antar anggota tim. Kegiatan ini melibatkan beberapa tugas dan tantangan yang membutuhkan kolaborasi dan komunikasi yang efektif antar anggota tim.

Contoh dari Team Building Exercises adalah permainan yang melibatkan membangun jembatan dengan bahan-bahan terbatas atau memecahkan teka-teki bersama dalam waktu yang terbatas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerjasama tim, memperbaiki kemampuan komunikasi dan menumbuhkan rasa percaya antar anggota tim.

Melalui Team Building Exercises, peserta dapat belajar bagaimana bekerja sama dalam situasi yang sulit dan merangsang kreativitas dan inovasi. Kegiatan ini juga membantu meningkatkan motivasi dan semangat kerja, serta memberikan kesempatan untuk membangun hubungan interpersonal yang kuat di antara anggota tim.

Values Exploration Activities

Character Building – Values Exploration Activities adalah aktivitas yang dirancang untuk membantu peserta pelatihan dalam menjelajahi dan mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri mereka. Melalui kegiatan ini, peserta akan diajak untuk mempertimbangkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerjasama, keberanian, dan tanggung jawab, serta mengenali cara-cara untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk membantu peserta membangun karakter yang kuat dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dalam organisasi. Kegiatan yang umum dilakukan dalam Values Exploration Activities antara lain diskusi kelompok, cerita inspiratif, dan simulasi permainan peran yang memungkinkan peserta untuk mengalami nilai-nilai tersebut secara langsung dan menginternalisasikannya dalam diri mereka. Dalam rangkaian program Pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning, Values Exploration Activities menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting untuk membantu peserta mengembangkan karakter dan nilai-nilai positif dalam diri mereka.  

Refleksi dan Evaluasi

Character Building – Refleksi dan evaluasi adalah tahap penting dalam pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi proses pembelajaran, serta mengevaluasi kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai tujuan pelatihan.

Aktivitas refleksi dan evaluasi biasanya dilakukan pada akhir setiap sesi atau pada akhir keseluruhan pelatihan. Peserta diminta untuk mempertimbangkan pengalaman mereka selama sesi dan memberikan umpan balik mengenai apa yang mereka pelajari, bagaimana pengalaman tersebut mempengaruhi pandangan mereka, dan apa yang dapat ditingkatkan di masa depan.

Dalam aktivitas refleksi dan evaluasi, fasilitator pelatihan dapat menggunakan berbagai teknik, seperti diskusi kelompok, kuesioner, atau wawancara individu. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap peserta dapat berpartisipasi secara aktif dan memberikan umpan balik yang jujur dan bermanfaat.

Sesi refleksi untuk menggali pembelajaran dari aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan

Character Building – Sesi refleksi pada pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning memiliki tujuan untuk menggali pembelajaran dari aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan. Dalam sesi ini, peserta pelatihan diminta untuk merefleksikan pengalaman yang mereka alami selama aktivitas-aktivitas pelatihan dan mencari hikmah serta pelajaran yang bisa diambil. Hal ini dilakukan agar peserta pelatihan dapat memahami proses pembelajaran yang terjadi dalam diri mereka dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan dalam karakter pribadi mereka.

Dalam sesi refleksi, peserta pelatihan akan didampingi oleh fasilitator atau pelatih yang akan membimbing mereka dalam melakukan proses refleksi. Fasilitator akan membantu peserta pelatihan untuk mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif dari setiap aktivitas, serta membantu mereka untuk menarik kesimpulan dan membuat rencana aksi untuk meningkatkan karakter pribadi mereka. Sesi refleksi ini sangat penting untuk menjamin kesuksesan dari pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning karena membantu peserta pelatihan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pembelajaran yang telah terjadi dan meningkatkan kesadaran diri tentang keterampilan dan nilai-nilai yang perlu ditingkatkan.

Evaluasi pelatihan oleh peserta dan fasilitator

Character Building – Evaluasi pelatihan oleh peserta dan fasilitator adalah bagian penting dari pelatihan Character Building dengan pendekatan Experiential Learning. Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan pelatihan telah tercapai, mengetahui kekuatan dan kelemahan dari program pelatihan, serta mendapatkan umpan balik yang konstruktif dari peserta dan fasilitator pelatihan.

Peserta pelatihan akan diminta untuk mengisi kuesioner evaluasi setelah pelatihan selesai dilakukan. Kuesioner evaluasi ini akan berisi pertanyaan terkait kesan dan pemahaman mereka terhadap materi pelatihan, seberapa jelas dan mudah dipahami penyampaian materi, serta saran dan masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Sementara itu, fasilitator pelatihan juga akan mengevaluasi pelatihan yang telah dilakukan. Evaluasi ini meliputi penilaian terhadap proses pelatihan, efektivitas metode Experiential Learning yang digunakan, dan kemajuan peserta pelatihan selama pelatihan berlangsung. Hasil evaluasi dari peserta dan fasilitator akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan program pelatihan di masa yang akan datang.

Simpulan dan FAQ Character Building Training

Outbound sebagai metode dalam pelatihan Character Building adalah bagian dari pemikiran pendidikan Dr. Kurt Hahn, seorang ilmuwan kebangsaan Jerman pada tahun 1941 yang terambil dari istilah Outward Bound dan berasal dari kata out of boundaries.

Dalam Outbound seorang peserta pelatihan akan diperhadapkan pada pembelajaran dari pengalaman (experiential Learning) melalui tahapan pembentukan pengalaman (experience), perenungan pengalaman (reflect), pembentukan konsep (form concept) dan pengujian konsep (test concept). 


Q : Apa itu Character Building Training?

A : Character Building Training adalah pelatihan yang dirancang untuk membantu individu mengembangkan karakter yang kuat dan positif. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi seperti integritas, tanggung jawab, empati, dan kerjasama.

Q : Mengapa Character Building Training penting?

A : Character Building Training penting karena karakter yang kuat dan positif merupakan fondasi bagi keberhasilan pribadi dan profesional. Karakter yang baik dapat membantu individu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, membuat keputusan yang bijaksana, dan menghadapi tantangan dengan cara yang efektif.

Q : Siapa yang dapat mengikuti Character Building Training?

A : Siapapun dapat mengikuti Character Building Training. Pelatihan ini cocok untuk individu dari segala usia dan latar belakang yang ingin mengembangkan karakter yang kuat dan positif.

Q : Apa saja topik yang dibahas dalam Character Building Training?

A : Topik yang dibahas dalam Character Building Training dapat bervariasi tergantung pada program pelatihan tertentu. Namun, topik umum yang sering dibahas meliputi integritas, tanggung jawab, empati, kerjasama, komunikasi efektif, pengambilan keputusan, dan penyelesaian konflik.

Q : Berapa lama durasi Character Building Training?

A : Durasi Character Building Training dapat bervariasi tergantung pada program pelatihan tertentu. Namun, pelatihan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Q : Apakah ada persyaratan khusus untuk mengikuti Character Building Training?

A : Tidak ada persyaratan khusus untuk mengikuti Character Building Training. Namun, beberapa program pelatihan mungkin memiliki persyaratan tertentu seperti usia minimum atau tingkat pendidikan tertentu.

Q : Bagaimana cara menemukan program Character Building Training yang berkualitas?

A : Untuk menemukan program Character Building Training yang berkualitas, Anda dapat mencari informasi tentang program pelatihan tersebut di internet atau bertanya kepada teman atau kolega yang pernah mengikuti pelatihan tersebut. Pastikan untuk memilih program pelatihan yang memiliki reputasi baik dan instruktur yang berkualitas.

Q : Apakah ada sertifikat yang diberikan setelah menyelesaikan Character Building Training?

A : Beberapa program Character Building Training mungkin memberikan sertifikat kepada peserta yang telah menyelesaikan pelatihan tersebut. Namun, tidak semua program pelatihan memberikan sertifikat.

Q : Apakah ada biaya untuk mengikuti Character Building Training?

A : Biaya untuk mengikuti Character Building Training dapat bervariasi tergantung pada program pelatihan tertentu. Beberapa program pelatihan mungkin gratis, sedangkan lainnya mungkin memerlukan biaya pendaftaran.

Q : Kemana jika kami akan merencanakan pelatihan character building?

A : Jika perusahaan Anda berencana untuk menyelenggarakan pelatihan character building dengan metode Outbound, jangan ragu untuk menghubungi Hotline di +62 811-140-996.


Beranda » Metode Outbound Training

The post Character Building Training ; Pelatihan SDM di Bogor appeared first on HEXs Indonesia.

]]>