Experiential Learning adalah pintu gerbang untuk pembelajaran yang lebih berarti dan menyeluruh. Pendekatan ini telah membuktikan diri sebagai sarana yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan membentuk individu yang siap menghadapi tantangan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat. Sebagai pendekatan yang berorientasi pada tindakan, Experiential Learning tetap relevan dan berharga dalam menghadapi perubahan dunia pendidikan yang terus bergerak maju.
[IKLAN DULU] Hubungi Hotline +62 811-1200-996 untuk merencanakan Pelatihan dan Pengembangan SDM di Highland Camp.
experiential learning
Experiential Learning, atau pembelajaran berbasis pengalaman, merupakan suatu pendekatan dalam proses pendidikan yang menekankan pada pengalaman langsung, interaksi aktif, dan refleksi mendalam untuk mencapai pemahaman yang mendalam dan abadi.
Metode ini berfokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi dunia nyata, yang mendorong siswa untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Experiential Learning, sebagai pendekatan edukasi, dipengaruhi oleh filosofi pembelajaran konstruktivisme, di mana siswa dianggap sebagai agen aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan refleksi. Filosofi ini menekankan pentingnya interaksi sosial, kreativitas, dan keterlibatan penuh siswa dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan metode pembelajaran pasif, pembelajaran experiential mempromosikan eksplorasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata.
Menurut David Kolb, salah satu tokoh utama dalam teori pembelajaran experiential, proses pembelajaran melibatkan empat tahap yang saling terkait: pengalaman konkret, refleksi observasional, pembentukan konseptualisasi, dan percobaan aktif. Melalui pengalaman konkret, siswa terlibat dalam tugas atau situasi nyata. Mereka kemudian merefleksikan apa yang mereka alami dan observasi mereka, membangun pemahaman dan ide-ide baru. Tahap berikutnya melibatkan proses pembentukan konsep dan prinsip berdasarkan pemahaman yang baru ditemukan, yang akhirnya diuji dalam situasi dunia nyata selanjutnya.
Experiential Learning adalah…
Experiential Learning (pembelajaran berbasis pengalaman) adalah sebuah filosofi yang membentuk banyak metodologi di mana para pendidik dengan sengaja melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung dan refleksi yang mendalam untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, mengklarifikasi nilai-nilai, dan mengembangkan kapasitas individu untuk berkontribusi bagi masyarakat mereka.
Dalam pendidikan experiential, belajar tidak terbatas pada pengajaran teoritis di dalam kelas, melainkan aktif melibatkan peserta didik dalam pengalaman nyata di dunia nyata. Hal ini mencakup berbagai bentuk pembelajaran di lapangan, kegiatan praktik, magang, atau projek-projek yang mendorong partisipasi aktif dari peserta didik.
Pentingnya refleksi dalam pendekatan ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memproses dan memahami secara mendalam tentang pengalaman yang telah mereka alami. Dengan merenung dan mempertimbangkan arti dan implikasi dari pengalaman tersebut, peserta didik dapat mengaitkan konsep teoritis dengan situasi praktis dalam kehidupan mereka.
Pendekatan ini berfokus pada pengembangan keterampilan yang relevan dan aplikatif dalam kehidupan nyata, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang lebih mandiri, kreatif, dan produktif dalam berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka.
Melalui pembelajaran experiential, peserta didik memiliki kesempatan untuk menemukan nilai-nilai dan keyakinan mereka sendiri, serta memahami pentingnya berperan aktif dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. Proses belajar ini menginspirasi peserta didik untuk menjadi pemikir kritis, inovatif, dan berempati terhadap kebutuhan orang lain, dan mendorong mereka untuk menjalani peran aktif sebagai anggota masyarakat yang berperan dalam menciptakan perubahan positif.
David A. Kolb’s Experiential Learning Theory
Teori Pembelajaran Experiential oleh David A. Kolb adalah pendekatan dasar yang kuat untuk segala bentuk pembelajaran, perkembangan, dan perubahan. Pembelajaran experiential menggambarkan proses pembelajaran yang ideal, mengajak Anda untuk memahami diri Anda sebagai pembelajar, dan memberdayakan Anda untuk mengambil kendali atas pembelajaran dan perkembangan diri Anda sendiri.
Cara Anda belajar mencerminkan cara Anda mendekati kehidupan secara umum. Ini juga mencerminkan cara Anda menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menghadapi tantangan kehidupan. Pembelajaran terjadi di berbagai situasi dan terus berlangsung sepanjang hidup Anda. Proses pembelajaran experiential mendukung peningkatan kinerja, pembelajaran, dan perkembangan.
Dalam buku “How You Learn Is How You Live: Using Nine Ways of Learning to Transform Your Life,” David Kolb dan Kay Peterson menguraikan Teori Pembelajaran Experiential dan bagaimana teori ini dapat digunakan oleh pendidik, tim perusahaan, pemimpin, dan individu yang belajar sepanjang hidup.
Misi dari Institute of Experiential Learning adalah berkomitmen untuk melepaskan potensi yang belum dimanfaatkan dalam diri individu, tim, dan organisasi melalui proses pembelajaran experiential yang sengaja dan transformatif.
There are two goals in the experiential learning process. One is to learn the specifics of a particular subject, and the other is to learn about one’s own learning process.
– David A. Kolb
Siklus Pembelajaran Experiential
Siklus Pembelajaran Experiential menurut David Kolb merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang paling berpengaruh. Siklus pembelajaran experiential adalah proses pembelajaran empat tahap yang diaplikasikan berulang kali dalam setiap interaksi dan pengalaman: Pengalaman – Refleksi – Berpikir – Bertindak.
Proses pembelajaran ini diawali oleh pengalaman konkret, yang menuntut refleksi, tinjauan, dan pemahaman tentang pengalaman tersebut; kemudian berpikir abstrak untuk mencapai kesimpulan dan mengonseptualisasikan makna dari pengalaman tersebut; mengarah pada keputusan untuk bertindak, berinteraksi dalam eksperimen aktif, atau mencoba apa yang telah dipelajari.
Siklus ini begitu alami dan organik sehingga orang terlibat di dalamnya tanpa menyadari bahwa mereka sedang belajar. Proses ini hampir tanpa usaha terjadi sepanjang waktu dan terus-menerus mengubah kehidupan kita. Sebagian besar orang memiliki preferensi dalam menggunakan siklus pembelajaran ini, fokus pada beberapa mode lebih daripada yang lainnya.
Gaya Pembelajaran Experiential
Cara navigasi siklus pembelajaran bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh kepribadian, spesialisasi pendidikan, karier profesional, budaya, dan kemampuan adaptif, sehingga setiap orang mengembangkan preferensi dalam menggunakan siklus pembelajaran. Profil Pembelajaran Experiential Kolb (KELP) menguraikan sembilan cara berbeda dalam menavigasi siklus pembelajaran berdasarkan gaya belajar. Kita cenderung menggunakan gaya belajar yang kita sukai dan mengandalkannya secara otomatis ketika berada dalam mode otomatis atau tekanan.
Gaya belajar berbeda dari tipologi lain yang menggambarkan sifat-sifat bawaan. Gaya belajar adalah kebiasaan atau keadaan stabil dalam pembelajaran dan kehidupan yang melibatkan preferensi pada beberapa mode pembelajaran dan kurangnya penggunaan pada mode lainnya.
Gaya belajar juga memberikan kerangka pemahaman terhadap orang lain yang pendekatannya berbeda dengan kita. Mengetahui kecenderungan gaya belajar Anda sendiri dan mengetahui gaya belajar yang disukai oleh orang-orang dengan siapa Anda berinteraksi membantu meningkatkan interaksi yang produktif, kerjasama tim, dan hubungan.
Gaya Experiencing
Dalam gaya Experiencing, Anda terlibat, berhubungan, hangat, dan intuitif. Anda unggul dalam kerja tim dan membangun hubungan saling percaya dengan orang lain. Anda merasa nyaman dalam mengekspresikan emosi.
Analisis:
Pengguna gaya Experiencing memiliki kecenderungan untuk berempati dan memahami perasaan orang lain, sehingga mereka cenderung dapat membangun ikatan yang mendalam dalam kerja tim. Gaya ini juga memungkinkan mereka merespon emosi secara positif dan terbuka, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung dalam proses pembelajaran.
Ketika berhadapan dengan tantangan atau situasi baru, individu dengan gaya Experiencing cenderung mencari kesempatan untuk terlibat langsung dan merasakan pengalaman secara mendalam. Mereka lebih suka belajar melalui praktik langsung dan berani menghadapi tantangan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam.
Dalam lingkungan profesional atau akademis, individu dengan gaya Experiencing dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam kolaborasi tim dan proyek-proyek kelompok. Mereka memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan dan perasaan rekan-rekan mereka, sehingga mendorong kerjasama yang produktif dan harmonis.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Experiencing mungkin perlu lebih memperhatikan kesempatan untuk refleksi dan analisis mendalam, karena kadang-kadang dorongan untuk terlibat sepenuhnya dalam pengalaman dapat mengurangi waktu yang mereka alokasikan untuk merenungkan pembelajaran yang telah mereka peroleh.
Gaya Imagining
Dalam gaya Imagining, Anda perhatian, percaya, empatik, dan kreatif. Anda menunjukkan kesadaran diri dan empati terhadap orang lain. Anda merasa nyaman dalam situasi ambigu, dan Anda menikmati membantu orang lain, menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan visi untuk masa depan.
Analisis:
Pengguna gaya Imagining memiliki imajinasi yang kuat dan mampu berpikir kreatif. Mereka senang mencari solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dan situasi yang ambigu. Gaya ini mendukung kemampuan untuk memvisualisasikan dan menciptakan gambaran masa depan yang inspiratif, yang dapat menjadi landasan bagi tindakan dan pencapaian tujuan.
Ketika dihadapkan pada tugas atau proyek, individu dengan gaya Imagining cenderung terlibat dalam proses pemikiran kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan mengembangkan konsep yang orisinal. Mereka merasa nyaman dalam situasi yang tidak jelas atau tidak terstruktur, karena kepekaan mereka terhadap berbagai kemungkinan memungkinkan mereka untuk melihat potensi dan peluang di tengah ketidakpastian.
Gaya Imagining juga memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi yang baik dalam tim. Kemampuan untuk menciptakan visi dan berbagi gagasan dengan jelas membantu dalam merangkul perspektif beragam dan membangun kesepahaman yang mendalam di antara anggota tim.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Imagining mungkin perlu lebih berfokus pada pelaksanaan dan implementasi ide-ide mereka. Terkadang, mereka dapat terjebak dalam eksplorasi kreatif tanpa langkah-langkah tindakan yang konkret.
Gaya Reflecting
Dalam gaya Reflecting, Anda bersikap sabar, hati-hati, dan berpikir tenang, membiarkan orang lain menjadi pusat perhatian. Anda mendengarkan dengan pikiran terbuka dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Anda mampu melihat masalah dari banyak sudut pandang dan mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu yang mendasarinya.
Analisis:
Pengguna gaya Reflecting memiliki kemampuan untuk memproses informasi dengan tenang dan mengambil waktu untuk merenung tentang berbagai perspektif yang ada. Mereka mampu melihat masalah secara holistik dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mendasarinya.
Gaya ini memfasilitasi proses pengumpulan data dan informasi yang komprehensif, karena individu dengan gaya Reflecting cenderung mendekati situasi dengan pendekatan yang hati-hati dan metode pengamatan yang teliti. Mereka mampu mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh.
Kemampuan untuk melihat isu-isu dari berbagai perspektif membantu dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara efektif. Individu dengan gaya Reflecting cenderung dapat menemukan solusi yang terperinci dan mendalam, karena kemampuan mereka untuk melihat akar permasalahan yang mendasari dan menyusun strategi yang berfokus pada sumber masalah.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Reflecting mungkin perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan atau tindakan. Terkadang, kecenderungan untuk merenung terlalu lama dapat mengakibatkan pemilihan waktu yang tidak tepat dalam bertindak.
Gaya Analyzing
Anda bersifat terstruktur, metodis, dan tepat. Anda merencanakan sebelumnya untuk meminimalkan kesalahan, mengintegrasikan informasi untuk mendapatkan gambaran keseluruhan, dan menggunakan pemikiran kritis untuk memahami situasi. Anda berproses secara metode dalam menganalisis detail dan data.
Analisis:
Pengguna gaya Analyzing memiliki kemampuan untuk menggabungkan informasi dari berbagai sumber dan menyusunnya dengan cermat untuk mendapatkan gambaran yang lengkap. Mereka menggunakan pemikiran kritis dalam proses analisis untuk memahami situasi dengan baik dan mengidentifikasi solusi yang tepat.
Gaya ini memfasilitasi proses pemecahan masalah yang sistematis dan tepat sasaran. Individu dengan gaya Analyzing cenderung memproses data dan detail dengan cermat, sehingga mampu mengidentifikasi pola, tren, dan keterkaitan yang relevan.
Kemampuan untuk berpikir kritis membantu dalam mengatasi situasi kompleks dan mengevaluasi informasi secara objektif. Individu dengan gaya Analyzing cenderung tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan, karena mereka lebih suka melakukan analisis yang mendalam sebelum bertindak.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Analyzing mungkin perlu lebih beradaptasi dengan situasi yang dinamis dan fleksibel. Terkadang, kecenderungan untuk berfokus pada detail bisa menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan dalam situasi yang memerlukan tindakan cepat.
Gaya Thinking
Dalam gaya Thinking, Anda skeptis, terstruktur, linear, dan terkontrol. Anda menggunakan alat-alat kuantitatif untuk menganalisis masalah dan merumuskan argumen dengan logika. Anda tahu bagaimana mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan membuat penilaian mandiri.
Analisis:
Pengguna gaya Thinking memiliki kemampuan untuk merumuskan argumen dengan logika yang kuat. Mereka mampu menghubungkan informasi dan data secara linear, sehingga dapat menemukan korelasi dan hubungan yang relevan.
Gaya ini memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang rasional dan berdasarkan fakta. Individu dengan gaya Thinking cenderung menggunakan data dan informasi yang akurat untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif membantu dalam menyampaikan ide-ide dengan jelas dan meyakinkan. Individu dengan gaya Thinking cenderung mampu menyajikan argumen dengan cara yang persuasif dan dapat membuat penilaian mandiri berdasarkan bukti yang ada.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Thinking mungkin perlu lebih membuka diri terhadap sudut pandang dan pendekatan lain. Terkadang, kecenderungan untuk memprioritaskan logika dan fakta bisa menyebabkan kurangnya perhatian pada aspek emosional atau sosial dalam suatu masalah.
Gaya Deciding
Dalam gaya Deciding, Anda realistis, bertanggung jawab, dan tegas. Anda menemukan solusi praktis untuk masalah dan menetapkan tujuan kinerja. Anda mampu berkomitmen pada satu fokus.
Analisis:
Pengguna gaya Deciding memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan kinerja yang jelas dan terukur. Mereka mampu mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Gaya ini memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang tegas dan terarah. Individu dengan gaya Deciding cenderung memiliki kemampuan untuk memutuskan dengan cepat dan efektif, tanpa ragu-ragu.
Kemampuan untuk berkomitmen pada satu fokus membantu dalam menghindari perpecahan dan kebingungan dalam proses pembelajaran. Individu dengan gaya Deciding cenderung dapat berkonsentrasi pada satu hal dengan sungguh-sungguh, yang memungkinkan mereka untuk mencapai hasil yang lebih nyata dan signifikan.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Deciding mungkin perlu lebih mempertimbangkan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menghadapi perubahan situasi. Terkadang, kecenderungan untuk berpegang pada satu fokus tertentu dapat mengakibatkan kurangnya responsivitas terhadap perubahan lingkungan atau kebutuhan yang berkembang.
Gaya Acting
Dalam gaya Acting, Anda tepat waktu, tegas, berorientasi pada pencapaian, dan penuh keberanian. Anda berkomitmen pada tujuan dan objektif, dan menemukan cara untuk mencapainya sesuai dengan tenggat waktu. Anda mampu melaksanakan rencana dengan sumber daya terbatas.
Analisis:
Pengguna gaya Acting memiliki komitmen yang kuat terhadap pencapaian tujuan dan objektif. Mereka mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk bekerja menuju hasil yang diinginkan.
Gaya ini memfasilitasi proses pelaksanaan rencana dengan efisien dan efektif, bahkan dalam situasi dengan sumber daya terbatas. Individu dengan gaya Acting cenderung menemukan cara kreatif untuk mencapai tujuan mereka dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Kemampuan untuk bertindak sesuai dengan tenggat waktu membantu dalam mencapai hasil yang diinginkan dalam batas waktu yang ditetapkan. Individu dengan gaya Acting cenderung memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dan tetap berkomitmen pada tujuan meskipun ada tekanan waktu.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Acting mungkin perlu lebih memperhatikan perencanaan yang matang dan pemikiran strategis. Terkadang, kecenderungan untuk bertindak cepat dapat mengakibatkan kurangnya perencanaan yang menyeluruh, sehingga mengurangi efektivitas dalam mencapai tujuan jangka panjang.
Gaya Initiating
Dalam gaya Initiating, Anda berperilaku terbuka, spontan, dan mampu mengatasi kegagalan dengan sikap positif untuk mencoba lagi. Anda secara aktif mengambil peluang dan berpartisipasi tanpa ragu-ragu.
Analisis:
Pengguna gaya Initiating memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan spontanitas dalam menghadapi situasi yang berbeda. Mereka tidak terlalu terpengaruh oleh kegagalan atau kerugian, melainkan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan mencoba kembali.
Gaya ini memfasilitasi proses eksplorasi dan pengalaman langsung. Individu dengan gaya Initiating cenderung tidak takut untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan wawasan baru dan pemahaman yang lebih dalam.
Kemampuan untuk mengambil peluang membantu dalam memanfaatkan situasi yang menguntungkan dan mengambil langkah maju. Individu dengan gaya Initiating cenderung memiliki semangat untuk aktif terlibat dalam berbagai kegiatan tanpa terhambat oleh rasa takut atau keraguan.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Initiating mungkin perlu lebih berhati-hati dalam evaluasi risiko dan dampak dari tindakan mereka. Terkadang, kecenderungan untuk bertindak spontan dapat menyebabkan ketidakkonsistenan atau kurangnya perencanaan yang matang.
Gaya Balancing
Dalam gaya Balancing, Anda mengidentifikasi titik-titik buta dalam suatu situasi dan menjembatani perbedaan antara orang-orang. Anda memiliki sifat yang bijaksana dan dapat beradaptasi dengan perubahan prioritas.
Analisis:
Pengguna gaya Balancing memiliki kemampuan untuk melihat lebih dari satu sudut pandang dan memahami berbagai pandangan yang ada. Mereka dapat mengenali area yang perlu diseimbangkan dan mencari cara untuk mencapai persatuan di tengah perbedaan.
Gaya ini memfasilitasi proses integrasi dan penyelesaian konflik. Individu dengan gaya Balancing cenderung mencari cara untuk memadukan berbagai pandangan dan kepentingan yang berbeda, sehingga menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis.
Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan prioritas membantu dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah. Individu dengan gaya Balancing mampu mencari solusi kreatif dan mengatasi tantangan dengan fleksibilitas.
Namun, di sisi lain, individu dengan gaya Balancing mungkin perlu lebih memastikan bahwa mereka tidak terlalu menekan perbedaan atau mengabaikan masalah yang muncul. Terkadang, kecenderungan untuk mencari keseimbangan dapat menyebabkan penundaan dalam menghadapi konflik atau kebingungan dalam mengambil keputusan.
Simpulan dan FAQ Experiential Learning
Experiential Learning (Pendidikan Experiential) adalah pendekatan pembelajaran yang berharga dan berpengaruh yang memperkuat hubungan antara teori dan praktek. Melalui pengalaman langsung dan refleksi mendalam, peserta didik tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang diri mereka sendiri dan masyarakat di sekitar mereka. Pendekatan ini memberdayakan individu untuk menjadi pembelajar yang aktif, kreatif, dan berempati, yang siap untuk menghadapi tantangan dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Pendidikan Experiential menawarkan kemungkinan yang tak terbatas untuk mengintegrasikan pembelajaran dalam kehidupan nyata, yang menghadirkan makna yang lebih mendalam bagi peserta didik. Dalam proses belajar ini, mereka mengalami bagaimana teori dan pengetahuan yang diperoleh di kelas dapat diaplikasikan dalam situasi praktis. Melalui refleksi mendalam, mereka mengeksplorasi arti dari pengalaman tersebut, menemukan koneksi antara konsep abstrak dengan realitas sehari-hari, dan mengembangkan pemahaman yang lebih holistik tentang dunia di sekitar mereka.
Keunikan Experiential Learning terletak pada keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan mendapatkan pengalaman langsung, mereka dapat melihat dampak dari tindakan dan keputusan mereka, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kritis dan kreatif mereka dalam menghadapi berbagai situasi.
Experiential Learning juga mendorong pembentukan nilai-nilai dan sikap positif dalam menghadapi tantangan. Peserta didik diajak untuk merenung dan menghadapi ketidakpastian, mengenali kesalahan, dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan mencoba kembali. Dengan demikian, mereka tumbuh sebagai individu yang tangguh, berani, dan siap untuk menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup.
Dalam dunia yang terus berkembang dengan perubahan yang cepat, Experiential Learning menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan generasi masa depan yang berdaya saing, inovatif, dan berperan aktif dalam masyarakat global. Melalui pendekatan ini, peserta didik diilhami untuk menggali potensi mereka, mengeksplorasi kemampuan yang tersembunyi, dan menemukan caranya untuk berkontribusi secara positif bagi dunia.
A : Pendidikan Experiential (Experiential Learning) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran di mana peserta didik secara langsung terlibat dalam pengalaman nyata dan kemudian merenung secara mendalam tentang pengalaman tersebut untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
A : Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang berfokus pada pendekatan pengajaran di dalam kelas, Experiential Learning menempatkan peserta didik dalam pengalaman langsung di dunia nyata, yang memberikan konteks nyata dan aplikatif untuk pembelajaran.
A : Experiential Learning memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengalami belajar secara menyeluruh, memahami keterkaitan antara teori dan praktek, dan mengembangkan keterampilan yang relevan untuk kehidupan nyata. Hal ini juga mendorong pembentukan nilai-nilai, pemikiran kritis, dan kreativitas.