Human Resource Development – Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam konteks organisasi perusahaan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan, yang pada akhirnya berdampak pada pencapaian produk dan layanan berkualitas tinggi sesuai dengan target yang telah direncanakan. Program ini menitikberatkan pada pendekatan yang terstruktur dan sistematis dengan tujuan utama untuk meningkatkan penguasaan keahlian (skill) serta kemampuan dalam bidang pekerjaan, memperdalam pengetahuan spesifik terkait tugas yang dihadapi, serta mengembangkan soft skills yang dimiliki oleh setiap individu di lingkungan kerja.
Dengan demikian, karyawan, yang dianggap sebagai aset perusahaan, harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resource Development). Hal ini bertujuan agar setiap karyawan dapat menggali dan memaksimalkan potensi pribadi yang mungkin belum terwujud sepenuhnya, sehingga berkontribusi optimal bagi kemajuan organisasi.
Lebih lanjut, hak atas pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia tidak hanya terbatas pada karyawan perusahaan semata, melainkan merupakan hak yang dijamin untuk setiap warga negara. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional,1. hak ini dilindungi secara filosofis oleh negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan pada Ayat (1) bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
HEXs Indonesia adalah organisasi yang berfokus pada pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dengan metode experiential learning sebagai media belajar dan pembelajaran.
Estimated reading time: 38 minutes
Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resource Development)
Daftar Isi
- 1 Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resource Development)
- 2 Pelatihan dan Pengembangan SDM artinya menurut para ahli
- 3 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM
- 4 Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
- 5 Experiential Learning sebagai Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM Berbasis Pengalaman
- 6 Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM
- 7 Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM di Indonesia
- 8 Simpulan dan FAQ: Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia | Human resource development
Human Resource Development – Pelatihan dan pengembangan (Training and Development) merujuk pada struktur total dan program di dalam dan luar pekerjaan karyawan yang dimanfaatkan perusahaan dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, utamanya untuk kinerja pekerjaan dan promosi karir. Biasanya pelatihan (training) merujuk pada pengembangan ketrampilan bekerja (vocational) yang dapat digunakan dengan segera. (Sjafri :2003: 135).
Dan, HEXs Indonesia (Highland Experiential Indonesia) adalah organisasi yang berfokus pada pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (Human resource development) dengan pendekatan experiential learning sebagai metodelogi pembelajaran. Fokus program yang bercirikan petualangan dan aktifitas sosial meliputi
- Team building dan teamwork,2
- Character building,3
- Leadership training,4
- Management development program,5
- Personal development,6 dan
- Program berbasis edukasi untuk remaja yaitu Live IN dan Educamp.
Pelatihan dan pengembangan (Training and Development) sumber daya manusia dengan fokus program seperti termaktub diatas, kegiatannya di laksanakan di Highland camp yang berada di punggungan barat Gn. Paseban, di pegunungan Halimun dan desa Halimun yaitu 5 desa wisata di zona penyangga yang ada di pegunungan Halimun.
Dalam pelatihan dan pengembangan SDM, Outbound sebagai metode kerap digunakan dalam penerapan Experiential Learning yang dikenal sebagai outbound training atau Outbound Management Training (OMT).
Selain sebagai sebuah metode Pelatihan dan Pengembangan SDM, pada saat ini outbound terbagi dalam 3 kategori yaitu Outbound sebagai edukasi (Outbound Educational), Outbound sebagai rekreasi (Outbound Recreational) atau yang dikenal dengan ‘fun OTBON’ dan Outbound petualangan (Outbound Adventure).
Human Resourse Development – Dalam pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan (P&P) kerap menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Meski demikian, ada sebagian orang yang mengartikan P&P sebagai satu kesatuan yang sama, padahal sebenarnya keduanya memiliki perbedaan.
Pelatihan adalah proses untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan khusus kepada seseorang agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelatihan biasanya diberikan dalam jangka waktu singkat, misalnya beberapa hari atau beberapa minggu, dan berfokus pada penguasaan keterampilan teknis dan praktis yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
Sementara itu, pengembangan adalah proses jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam hal pekerjaan dan karir. Pengembangan meliputi berbagai aspek seperti peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang individu dan organisasi. Pengembangan juga dapat berupa pembelajaran secara formal atau informal, mentoring, coaching, dan berbagai program yang dirancang khusus untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan individu.
Pelatihan dan Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam organisasi. Pelatihan dan pengembangan SDM bertujuan untuk membantu karyawan agar memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dan mencapai tujuan organisasi.0
Pada dasarnya, pelatihan dan pengembangan SDM dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu pelatihan yang dilakukan di dalam organisasi (in-house training) dan pelatihan yang dilakukan di luar organisasi (outbound training). Pelatihan in-house biasanya meliputi pelatihan teknis seperti penggunaan perangkat lunak, manajemen proyek, dan keterampilan komunikasi. Sementara pelatihan outbound lebih fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan kepemimpinan.
Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi penting karena organisasi harus memastikan bahwa karyawannya memiliki kemampuan yang cukup untuk memenuhi tuntutan pekerjaan. Pelatihan dan pengembangan SDM juga dapat membantu organisasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Selain itu, pelatihan dan pengembangan SDM juga dapat membantu organisasi mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi dan meningkatkan citra perusahaan di mata karyawan dan masyarakat.
Untuk memaksimalkan manfaat dari pelatihan dan pengembangan SDM, organisasi harus merancang program pelatihan yang efektif dan efisien. Program pelatihan harus didasarkan pada analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan secara sistematis. Analisis kebutuhan pelatihan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kesenjangan keterampilan karyawan dan kebutuhan organisasi. Setelah itu, organisasi harus merancang program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Selain itu, organisasi juga harus memilih metode pelatihan yang tepat. Metode pelatihan yang paling umum digunakan adalah ceramah, diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi. Metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pelatihan dan karakteristik peserta pelatihan.
Pengertian Pelatihan (training)
Human Resource Development – Pelatihan atau training merujuk kepada cara untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian-keahlian sebagai sebuah hasil dari pembelajaran mengenai kejuruan atau keahlian-keahlian praktis dan pengetahuan yang berhubungan kepada kompetensi-kompetensi spesifik yang berguna. Pelatihan (training) adalah sebuah konsep manajemen sumber daya manusia yang sempit yang melibatkan aktivitas-aktivitas pemberian instruksi-instruksi khusus yang direncanakan (seperti misalnya pelatihan terhadap prosedur-prosedur operasi pelatihan yang spesifik) atau pelatihan keahlian (seperti misalnya pelatihan yang berhubungan dengan tugas, program-program pengenalan pekerjaan). Chris Rowley, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hal. 436.
Kata pelatihan atau training menurut Poerwadarminta (1986) berasal dari kata “latih” ditambah berawalan pe, dan akhiran an yang artinya telah biasa, keadaan telah biasa diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar atau diajar. Latihan berarti pelajaran untuk membiasakan diri atau memperoleh kecakapan tertentu. Pelatih adalah orangorang yang memberikan latihan.
Pelatihan (training) adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan ke pada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.” (Hamalik, 2000, hal. 10). Sedangkan Menurut Jusmaliani, pelatihan atau training adalah proses melatih karyawan baru atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan dasar yang diperlukanya untuk melaksanakan pekerjaan. (Jusmaliani. M.E, Pengelolaan Sumber Daya Insani, Surakarta :Bumi Aksara, 2011, hal. 99).
Menurut Wilson Bangun pelatihan (training) sendiri adalah proses untuk mempertahankan atau memperbaiki ketrampilan karyawan untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif. (Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2012, hal. 201).
Pelatihan atau training adalah proses pengubahan sistematik perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan organisasional Dengan demikian pelatihan (training) adalah suatu proses peningkatan dan usaha untukmenyempurnakan bakat, keterampilan, kecakapan, kemampuan dan keahlian karyawandalam menjalankan tugas pekerjaannya serta guna mewujudkan tujuan perusahaan. Pelatihan atau training merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusiadalam dunia kerja. Karyawan baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlumengikuti pelatihan (training) karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya (Simamora 2008:34)
Menurut Rivai (2014 : 164) pelatihan atau training adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.”. Dan menurut Dessle, pelatihan atau training adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka (Dessle 2004:56).
Pelatihan atau training adalah setiap usaha untuk memperbaiki performasi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi jawabnya atau suatu pekerjaan yang adakaitannya dengan pekerjaan supaya efektif. Pelatihan (training) biasanya harus mencakup pengalaman belajar, aktifitas-aktifitas yang terencana dan desain sebagai jawaban ataskebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Pelatihan (training) dimaksudkan untukmemperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaantertentu, terperinci dan rutin (Handoko, 2010:104).
Pelatihan atau training adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sistimatis dan terorganisir,sehingga karyawan belajar mengenai pengetahuan teknik dan keahlian untuk tujuan tertentu ( Hasibuan 2008:69).
Menurut Hani Handoko (2001:104) pengertian latihan dan pengembangan (Development) adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrment) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
Pelatihan atau training adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya. Menurutnya istilah pelatihan (training) sering disamakan dengan istilah pengembangan (Development), perbedaannya kalau pelatihan (training) langsung terkait dengan performansi kerja pada pekerjaan yang sekarang, sedangkan pengembangan (Development) tidaklah harus, pengembangan (Development) mempunyai skcope yang lebih luas dibandingkan dengan pelatihan (training). (Gomes:2003:197).
Pelatihan (training) Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan (training) adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. Pengembangan (Development) cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan (Development)menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).
Adapun perbedaan antara pelatihan (training) dan pengembangan (Development) menurut Syafaruddin, tujuan Pelatihan (training) untuk peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Dengan sasaran Peningkatan kinerja jangka pendek, Orientasinya untuk kebutuhan jabatan sekarang, dan Efek terhadap keterkaitan dengan karir relatif rendah. Sementara pengembangan (Development) memiliki tujuan untuk peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang, sasarannya untuk Peningkatan kinerja jangka panjang dan orientasi nya pada Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana, sementara efek terhadap keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
Pelatihan (training) adalah ah program- program untuk memperbaiki kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan pengembangan (Development) karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengernbangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja. (Hadari:2005:208).
Pengertian Pengembangan (Development)
Human Resource Development – Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) (Human resource development) dalam organisasi, hakikatnya merupakan suatu usaha demi peningkatan daya saing terhadap ancaman lingkungan eksternal dan upaya meningkatkan daya inovatif demi menciptkan peluang. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam organisasi bersifat integral sebagai individu dan sistem serta organisasi sebagai wadah SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk menigkatkan kompetensi pekerja melalui program pelatihan (training), pendidikan, dan pengembangan (Noe, 2008).
secara umum Pengembangan (development) dalam konsep human resource development artinya sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
Menurut Handoko (2010 :104), Pengembangan (development) karyawan dimaksudkan untuk menyiapkan karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaandi masa yang akan datang. Pengembangan karyawan bisa dilakukan secara formalmaupun informal. Secara formal berarti karyawan ditugaskan oleh perusahaan.Sedangkan secara informal berarti karyawan melatih dan mengembangkan dirinya ataskeinginan dan inisiatif sendiri tanpa ditugaskan oleh perusahaan. Program pengembangan karyawan akan membuat karyawan semakin produktif sehinggamemungkinkan organisasi atau perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan karir karyawan.
Pelatihan dan Pengembangan (development) karyawan7 sebagai aktivitas pengembangan (development) karir karyawan terhadap organisasi, penyediaan landasan bagi karyawanagar dapat berprestasi secara efektif dan menghasilkan prestasi baru dalam lingkungan perusahaan. Pengembangan (development) karyawan dalam pelaksanaannya seringkali dilakukan untukmembantu karyawan memasuki dunia kerja yang kompetitif yang berbeda dari kondisikehidupan sebelumnya Karyawan yang akan mengikuti program pengembangan (development) adalah karyawan baru agar memahami, terampil, dan ahli dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan karyawan lama supaya mereka lebih memahami technical skill,human skill, conceptual skill, dan managerial skill (Simamora 2008 : 268).
Menurut Rivai (2014 : 164) pengembangan manajemen adalah suatu proses bagaimana manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka.
Pengembangan SDM bertujuan untuk menemukan dan mengeluarkan potensi yang ada pada diri karyawan yang mungkin selama ini masih terpendam, untuk tujuan pengembangan personal dan perusahaan.
Konsep Pengembangan SDM
Pengertian Sumber Daya Manusia
Human Resource Development – Kata “Sumber Daya” menurut Poerwadarminta, menjelaskan bahwa dari sudut pandang etimologis kata “sumber” diberi arti “asal” sedangkan kata “daya” berarti “kekuatan” atau “kemampuan”. Dengan demikian sumber daya dalam konsep human resource development artinya “kemampuan”, atau “asal kekuatan”. Pendapat lain mengatakan bahwa Sumber Daya diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan tertentu, atau meloloskan diri dari kesukaran sehingga perkataan sumber daya tidak menunjukkan suatu benda, tetapi dapat berperan dalam suatu proses atau operasi yakni suatu fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu seperti memenuhi kepuasan. Dengan kata lain sumber daya manusia merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan aspirasi manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi. Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 1992), hal. 02
Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut, Sayuti Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia : pendekatan non sekuler, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000), h. 3
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang ada dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Sumbangan yang dimaksud adalah pemikiran dan pekerjaan yang mereka lakukan di berbagai kegiatan dalam perusahaan. Dalam pengertian sumber daya manusia, yang diliput bukanlah terbatas kepada tenaga ahli, tenaga pendidikan ataupun tenaga yang berpengalaman saja tetapi semua tenaga kerja yang digunakan perusahaan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hal. 172
Menurut Ambar (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik ” memberikan defini terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja maupun karyawan. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam wujudkan eksistensinya. Sumber daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal nonmaterial atau non-finansial di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Dan, Dalam bukunya “manajemen sumber daya manusia’ Danang Sunyoto memiliki pendapat bahwa sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan atau organisasi, disebut juga personal, tenaga kerja, pegawai atau karyawan. Sumber daya manusia disebut juga potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material atau non financial) didalam sebuah organisasi, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Menurut Veithzal Rivai SDM adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode/teknologi diubah menjadi proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 6.
Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain, Hadari Nawawi, Perencanaan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 37.
Sumber Daya Manusia yang berhasil dikembangkan potensinya dengan baik akan memberikan efisiensi operasional sehingga dapat membantu pertumbuhan perusahaan dan mencapai goal.
Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Ukuran | Pengembangan SDM | Pelatihan SDM |
---|---|---|
Ditujukan kepada siapa ? | Karyawan yang sudah ada untuk mengembankan potensinya. | Karyawan baru agar memiliki keahlian (skill) yang dibutuhkan dalam perusahaan. |
Berapa lama jangka waktunya ? | Berkelanjutan selam karyawan masih bekerja di perusahaan. | Biasanya tiga sampai enam bulan, atau bahkan lebih untuk kemampuan yang lebih spesifik |
Apa tujuan programnya | Berfokus pada pengembangan pengetahuan, pemahaman dan kompetensi, untuk mengatasi tantangan dimasa depan. | Berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan untuk pekerjaan saat ini. |
Apa orientasi kegiatannya | Berorientasi pada karir termasuk kualitas diri sehingga cakupannya lebih luas daripada pelatihan | Terbatas dan berorientasi pada pekerjaan tertentu, semisal teknik mesin. |
Pelatih/Mentor | Pengembangan SDM biasanya dilakukan manajer divisi dan diawasi HRD. | Biasanya dilakukan oleh tim khusus dan bukan dari dalam perusahaan. |
Tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM
Human Resource Development – Menurut Pasal 9 Undang-undang Ketenaga kerjaan Tahun 2003, pelatihan (training) kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Tujuan pelatihan (training) dan pengembangan SDM (Human resource development) pada dasarnya dikelompokan ke dalam lima bidang : 1. Memperbaiki kinerja, 2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, 3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar agar kompeten dalam pekerjaan, 4. membantu memecahkan masalah operasional, 5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Dan, menurut Heidjrachman dan Husnan (1993) yang mengemukakan bahwa sesudah pegawai diperoleh, sudah selayaknya kalau mereka dikembangkan. Pengembangan (Development) ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan melalui latihan (training), yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik. Kegiatan ini makin menjadi penting karena berkembangnya teknologi dan makin kompleksnya tugas-tugas pimpinan. Bahkan pengembangan sumber daya manusia (Human resource development) merupakan keharusan mutlak untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Sesungguhnya tujuan latihan atau tujuan pengembangan (Development) pegawai yang efektif adalah untuk memperoleh tiga hal yaitu menambah pengetahuan, menambah ketrampilan dan merubah sikap dari pegawai tersebut.
Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resource Development Artinya – Menurut Syarifudin (2005: 1) Manajemen adalah kemampu-an mengarahkan dan menggerakkan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan dari kelompok manusia dengan menggunkan potensi-potensi sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya. dan menurut Husaini dalam buku yang berjudul “manajemen teori, praktek dan riset pendidikan” memberikan pendapat tentang manajemen yang merupakan proses kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya organisasi yang efektif maupun efesien, guna pencapaian pada kebutuhan organisasi
Pelatihan (training) adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi. Oleh karenanya pelatihan (training) (Sutrisno, 2016) dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan potensi, produktivitas, disiplin dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu dengan jenjang kualifikasi atau pekerjaan. Dan, Pengembangan (Development) merupakan kegiatan yang di arahkan untuk menyiapkan pegawai pindah kejabatan baru karena ada pengembangan (Development) , perubahan atau pertumbuhan dalam organisasi.
Proses Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resource Development – Pelatihan (training) haruslah meningkatkan efektivitas karyawan, meningkatkan kepuasan karyawan, memenuhi program kesempatan kerja yang sama dan mencegah keusangan karyawan. Dan. Pelatihan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses yang penting bagi organisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan kerja karyawan.
Diagnosis aspek situasi lingkungan dan organisasional serta analisis pekerjaan merupakan langkah pertama dalam menyusun program pelatihan dan pengembangan (Development). Ada 4 (empat) karakteristik perusahaan menurut Henry Simamora yang menyelenggarakan praktik pelatihan (training) yang paling efektif:
- Manajemen puncak memiliki komitmen terhadap pelatihan (training) dan pengembangan (Development), pelatihan merupakan bagian dari kultur perusahaan.
- Pelatihan (training) bertalian dengan tujuan dan strategi bisnis dan terkait erat dengan hasil laba usaha.
- Terdapat pendekatan yang sistematik dan komprehensif terhadap pelatihan (training), pelatihan dan pengembangan (Training and Development) dilaksanakan di semua lapisan organisasi secara berkesinambungan.
- Terdapat komitmen untuk menginvestasikan sumber daya yang perlu guna menyediakan waktu dan dana yang memadai bagi pelatihan (training). (2004:276).
Proses pelatihan dan pengembangan SDM dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:
- Analisis kebutuhan pelatihan: Tahap ini dimulai dengan identifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin diatasi dengan pelatihan. Kemudian dilakukan analisis terhadap keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.
- Desain program pelatihan: Setelah dilakukan analisis kebutuhan, tahap selanjutnya adalah merancang program pelatihan yang sesuai. Program pelatihan harus dirancang agar dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan kerja karyawan.
- Implementasi pelatihan: Tahap ini adalah tahap pelaksanaan program pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti seminar, workshop, atau coaching.
- Evaluasi pelatihan: Setelah pelatihan selesai dilaksanakan, evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana karyawan telah meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan kerjanya. Evaluasi juga dapat membantu organisasi untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan.
- Pengembangan karir: Tahap ini berfokus pada pengembangan karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Pengembangan karir dapat dilakukan melalui pelatihan, rotasi jabatan, dan pembelajaran mandiri.
Experiential Learning sebagai Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM Berbasis Pengalaman
Human Resource Development – Experiential learning atau pembelajaran pengalaman adalah suatu metode pembelajaran yang menggabungkan antara teori dan praktik yang dilakukan secara langsung. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dan pemahaman melalui pengalaman langsung yang dialami oleh individu. Experiential learning dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, termasuk pada pelatihan dan pengembangan SDM.
Penggunaan metode experiential learning pada pelatihan dan pengembangan SDM memiliki beberapa keuntungan. Pertama, individu akan belajar melalui pengalaman langsung, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan. Kedua, individu akan memiliki kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang dilakukan pada saat melakukan kegiatan. Ketiga, metode ini dapat membantu individu untuk memahami bagaimana teori dapat diaplikasikan pada situasi nyata.
Penggunaan metode experiential learning pada pelatihan dan pengembangan SDM dapat meningkatkan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas, meningkatkan produktivitas kerja, serta mengurangi tingkat absensi dan turnover rate. Selain itu, penggunaan metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan kerja dan keterlibatan karyawan terhadap perusahaan.
Beberapa contoh penggunaan metode experiential learning pada pelatihan dan pengembangan SDM antara lain outbound training, role play, simulasi bisnis, dan team building.
- Outbound training adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar ruangan dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama tim, mengembangkan kepercayaan diri, serta meningkatkan kemampuan individu dalam mengambil keputusan.
- Role play adalah suatu kegiatan yang melibatkan peran-peran tertentu yang harus dimainkan oleh individu, sehingga individu dapat memahami situasi yang berbeda dan belajar bagaimana cara menghadapinya.
- Simulasi bisnis adalah suatu kegiatan yang melibatkan simulasi situasi bisnis yang nyata, sehingga individu dapat belajar bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tersebut.
- Team building adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama tim, mengembangkan kepercayaan diri, serta meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi konflik.
Menurut David Kolb (1984), experiential learning adalah sebuah model pembelajaran holistik di mana seseorang dapat belajar, berkembang, dan tumbuh. Istilah experiential learning sendiri digunakan untuk menekankan peran penting pengalaman dalam proses pembelajaran, dan hal ini membedakan metode ini dari model pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif atau behaviorisme.
Mel Silberman (2014: 10) menyatakan bahwa metode experiential learning merupakan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan nyata yang memungkinkan mereka dapat mengalami hal yang sedang mereka pelajar, dan menjadi kesempatan bagi mereka untuk merefleksikan kegiatan tersebut. Jadi, experiential learning terbentuk dari kegiatan yang dilakukan peserta didik, yang terkait topik pembelajaran, dan refleksi atas kegiatan yang telah mereka lakukan.
Menurut Wahyuni (2008), experiential learning merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu berdasarkan pengalaman yang mengalami perubahan secara terus menerus, guna meningkatkan efektivitas dari hasil belajar itu sendiri. Huda (2013: 172) mengemukakan bahwa metode experiential learning berfokus pada dua pendekatan yang saling terkait satu sama lain dalam menciptakan pemahaman atas sebuah pengalaman, yakni konseptualisasi abstrak dan pengalaman konkret, serta dua pendekatan dalam menciptakan perubahan pengalaman, yakni observasi reflektif dan eksperimen aktif.0
Savicki (2008) menyatakan bahwa metode experiential learning memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi dan sensitivitas antar budaya. Proses belajar menerima informasi secara lebih kritis dan dapat menyerap kompetensi lain yang berbeda dengan kompetensi yang memang telah dimiliki sebelumnya. Pada akhirnya, hal ini akan menghasilkan proses belajar yang sangat kuat dan positif.
Dan menurut Fathurrohman (2015: 129) experiential learning merupakan proses pembelajaran, sebuah proses perubahan yang memanfaatkan pengalaman sebagai media pembelajaran, jadi belajar bukan hanya dari materi yang sumbernya dari buku atau dari pendidik saja. Fathurrohman (2015: 130) menjelaskan lebih lanjut bahwa pengalaman belajar akan menjadi sangat efektif, jika menggunakan semua roda belajar, dari mengatur tujuan, melakukan observasi dan percobaan, memeriksa kembali, dan merencanakan tindakan.
Experiential learning model Pembelajaran
Human Resource Development – David Kolb (1984) mendefinisikan model pembelajaran experiential sebagai sebuah model pembelajaran holistik di mana seseorang belajar, berkembang, dan bertumbuh. Penggunaan istilah experiential learning sendiri dimaksudkan untuk menekankan bahwa pengalaman (experience) memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, dan hal ini menjadi pembeda antara experiential learning dengan model pembelajaran lainnya, seperti teori pembelajaran kognitif atau behaviorisme.
Model pembelajaran experiential dibangun di atas empat tahap utama, yaitu konkrit, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen.
- Tahap pertama, Concrete Experience, a Concrete Experience atau Pengalaman Konkrit adalah salah satu tahap dalam model pembelajaran experiential. Pada tahap ini, peserta didik mengalami situasi atau kegiatan langsung dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman belajar baru. Pengalaman konkrit dapat berupa tugas, aktivitas, atau situasi yang mengharuskan peserta didik untuk terlibat secara langsung, sehingga mereka dapat merasakan dan merespons situasi tersebut. Contohnya adalah simulasi permainan peran, latihan keterampilan, atau proyek praktis.
- Tahap kedua, Reflective Observation atau Refleksi Observasional adalah tahap kedua dalam model pembelajaran experiential. Pada tahap ini, peserta didik merefleksikan pengalaman konkrit yang telah mereka alami pada tahap sebelumnya, dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman dan pengertian yang lebih dalam tentang situasi atau kegiatan tersebut. Dalam tahap refleksi observasional, peserta didik diminta untuk mengamati dan merefleksikan pengalaman konkrit yang telah mereka alami. Refleksi dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek penting dalam pengalaman tersebut, seperti faktor lingkungan, tindakan yang dilakukan, dan respons yang muncul. Selain itu, peserta didik juga diharapkan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain dalam situasi yang sama.
- Tahap ketiga, Abstarct Conceptualization atau Konseptualisasi Abstrak adalah tahap ketiga dalam model pembelajaran experiential. Pada tahap ini, peserta didik merenungkan dan memahami pengalaman konkrit yang telah mereka alami pada tahap sebelumnya dengan cara menghubungkannya dengan konsep-konsep abstrak atau teori yang telah mereka pelajari sebelumnya. Dalam tahap konseptualisasi abstrak, peserta didik mencoba untuk memahami dan menginterpretasikan pengalaman konkrit yang telah mereka alami dengan menghubungkannya dengan konsep-konsep abstrak atau teori yang terkait. Peserta didik dapat menggunakan pemahaman mereka tentang teori dan konsep untuk membantu mereka memahami dan mengorganisir pengalaman konkrit yang telah mereka alami.
- Tahap terakhir, Active Experimentation atau Eksperimen Aktif adalah tahap terakhir dalam model pembelajaran experiential. Pada tahap ini, peserta didik menggunakan pemahaman yang telah mereka kembangkan pada tahap sebelumnya untuk merencanakan dan mengimplementasikan tindakan atau eksperimen baru. Dalam tahap eksperimen aktif, peserta didik mencoba mengaplikasikan pemahaman dan keterampilan baru yang telah mereka pelajari dari pengalaman dan refleksi sebelumnya dalam situasi yang berbeda atau baru. Peserta didik juga dapat mencoba untuk mengevaluasi hasil dari tindakan atau eksperimen mereka dan belajar dari pengalaman tersebut.
Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan Kerja – Banyak jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM, dibawah ini adalah contoh sebagian kecil dari jenis – jenis Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia:
- Cross Functional Training
- Cross Functional Training
- Retraining (Pelatihan Ulang SDM)
- Team Training (Pelatihan Tim)
- Creativity Training (Pelatihan Kreatifitas SDM)
- Language Training (Pelatihan Bahasa)
- Technology Training (Pelatihan Teknologi).
Cross Functional Training
Pelatihan Kerja – Pelatihan lintas fungsi merupakan sebuah inisiatif yang berharga bagi pengembangan karyawan guna memperluas pemahaman mereka terhadap operasional organisasi secara menyeluruh. Program pelatihan ini dirancang dengan cara melibatkan karyawan dalam melakukan tugas-tugas di luar bidang pekerjaan utama mereka, misalnya mengalokasikan staf keuangan untuk mendukung tugas dan tanggung jawab Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dalam proses seleksi calon karyawan baru.
Dengan mengimplementasikan pelatihan lintas fungsi, perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggali pengetahuan dan keterampilan baru dalam lingkungan kerja yang berbeda. Melalui tugas-tugas yang beragam, karyawan dapat memperluas wawasan mereka tentang berbagai aspek organisasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, fungsi operasional, keuangan, sumber daya manusia, dan lain-lain.
Selain itu, pelatihan lintas fungsi juga berperan dalam memperkuat kolaborasi antardepartemen dan meningkatkan pemahaman tim kerja terhadap tantangan yang dihadapi oleh unit kerja lainnya. Melalui interaksi dengan berbagai departemen, karyawan dapat belajar menghargai perspektif dan kebutuhan masing-masing divisi. Hal ini dapat menghasilkan sinergi yang lebih baik antara departemen-departemen dalam mencapai tujuan bersama perusahaan.
Dalam praktiknya, program pelatihan lintas fungsi ini harus dirancang secara hati-hati dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Penempatan karyawan di departemen atau fungsi yang berbeda harus didasarkan pada analisis keahlian dan kemampuan mereka, serta kompatibilitas dengan tugas yang akan diemban. Selain itu, pengawasan dan dukungan yang efektif dari manajemen diperlukan untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan pelatihan lintas fungsi ini.
Skill Training
Pelatihan Kerja – Pelatihan keahlian, juga dikenal sebagai pelatihan keterampilan, adalah jenis pelatihan yang bertujuan untuk memberikan peserta pelatihan dengan kemampuan dan keterampilan baru yang relevan dengan tanggung jawab pekerjaan mereka. Pelatihan ini dapat mencakup berbagai bidang, seperti pelatihan kepemimpinan atau pelatihan manajemen.
Pelatihan keahlian bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dalam aspek-aspek khusus pekerjaan mereka. Dalam pelatihan kepemimpinan, misalnya, peserta pelatihan akan mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk mengelola tim dengan efektif, menginspirasi rekan kerja, dan mengambil keputusan yang tepat. Sementara dalam pelatihan manajemen, peserta pelatihan akan diberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola sumber daya, mengembangkan strategi, dan mencapai tujuan organisasi.\Pelatihan keahlian biasanya disampaikan melalui berbagai metode, seperti kuliah, diskusi, studi kasus, permainan peran, dan latihan praktis. Peserta pelatihan akan memiliki kesempatan untuk belajar dan berlatih menggunakan teknik-teknik baru yang relevan dengan bidang pekerjaan mereka. Dalam beberapa kasus, pelatihan keahlian juga dapat melibatkan pemantauan dan penilaian kinerja peserta pelatihan untuk memastikan penerapan yang efektif dari keterampilan yang dipelajari.
Retraining
Pelatihan Kerja – Pelatihan ulang, juga dikenal sebagai retraining, merupakan inisiatif pengembangan sumber daya manusia yang diberikan kepada karyawan yang ada di perusahaan untuk menghadapi perubahan dan kemajuan dalam dunia kerja. Dalam era ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan yang pesat, setiap individu dituntut untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satu bentuk pelatihan ulang adalah dalam penggunaan komputer dan internet, serta pelatihan dalam bidang pemasaran digital.
Pelatihan ulang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan dalam menghadapi perubahan lingkungan kerja yang semakin kompleks. Dalam konteks penggunaan komputer dan internet, pelatihan tersebut dapat mencakup pemahaman tentang penggunaan perangkat lunak, navigasi web, manajemen email, serta keamanan dan privasi online. Sementara itu, pelatihan dalam bidang pemasaran digital melibatkan pengetahuan tentang strategi pemasaran melalui platform digital, analisis data, pengelolaan kampanye online, dan lain sebagainya.
Pelatihan ulang ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan dengan perubahan tuntutan pekerjaan. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap relevan, efektif, dan kompetitif di dalam perusahaan. Selain itu, pelatihan ulang juga dapat memberikan dorongan motivasi dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karena mereka merasa didukung dan dihargai oleh perusahaan dalam mengembangkan potensi mereka.
Team Training
Pelatihan Kerja – Pelatihan dalam kerja tim adalah suatu bentuk pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam bekerja secara kolaboratif di dalam sebuah tim. Dalam lingkungan perusahaan, karyawan tidak hanya diharapkan mampu bekerja secara mandiri, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bekerja secara efektif dalam tim. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Departemen Sumber Daya Manusia untuk kelompok karyawan agar dapat mengintegrasikan diri dalam tim, terbiasa dengan dinamika kerja tim, dan mampu bekerja sama dengan rekan kerja sesama karyawan di dalam divisi atau departemen yang sama.
Pelatihan kerja tim bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi, komunikasi, dan pemahaman antar anggota tim. Peserta pelatihan akan dilatih dalam keterampilan seperti mendengarkan aktif, berbagi informasi, memberikan dan menerima umpan balik, serta mengatasi konflik yang mungkin muncul dalam konteks kerja tim. Selain itu, pelatihan juga akan membahas tentang pengenalan peran dan tanggung jawab individu dalam mencapai tujuan bersama tim, serta strategi untuk meningkatkan sinergi dan produktivitas dalam kerja tim.
Dalam pelatihan ini, peserta akan terlibat dalam aktivitas berbasis tim, seperti studi kasus, permainan peran, diskusi kelompok, dan latihan kerja tim simulasi. Hal ini akan memberikan mereka pengalaman langsung dalam bekerja dalam tim dan memperkuat keterampilan kerja tim mereka. Pelatihan kerja tim juga dapat mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip kepemimpinan dalam konteks tim dan cara efektif mengelola perbedaan dan keragaman dalam tim.
Manfaat dari pelatihan kerja tim adalah meningkatkan efektivitas tim, memperbaiki komunikasi dan kolaborasi antar anggota tim, serta menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, pelatihan ini juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, mengurangi konflik, dan membangun lingkungan kerja yang kooperatif dan inklusif.
Creativity Training
Pelatihan Kerja – Dalam lingkungan perusahaan, terdapat berbagai jabatan dan posisi yang membutuhkan tingkat kreativitas yang tinggi, seperti manajer, supervisor, tim pemasaran, dan promosi, untuk menciptakan gagasan-gagasan inovatif yang dapat mendorong kemajuan perusahaan. Karena tuntutan tersebut, pelatihan kreativitas menjadi solusi penting dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia di dalam perusahaan.
Pelatihan kreativitas bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam menghasilkan gagasan-gagasan baru yang orisinal, solutif, dan inovatif. Melalui pelatihan ini, karyawan akan diajarkan teknik-teknik untuk merangsang kreativitas, memecahkan masalah dengan pendekatan yang baru, dan menghasilkan ide-ide yang dapat menghasilkan perubahan positif. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek kreativitas, termasuk pemikiran asosiatif, pemikiran lateral, teknik brainstorming, analisis SWOT, dan lain sebagainya.
Selain itu, pelatihan kreativitas juga melibatkan pemberian pemahaman tentang pentingnya lingkungan yang mendukung kreativitas, termasuk budaya perusahaan yang mendorong kolaborasi, eksperimen, dan pengambilan risiko yang terkendali. Peserta pelatihan akan belajar bagaimana menciptakan suasana yang memfasilitasi ekspresi ide-ide kreatif, bagaimana membangun tim yang kreatif, dan bagaimana mengelola proses inovasi secara efektif.
Manfaat dari pelatihan kreativitas adalah peningkatan kemampuan karyawan dalam berpikir out-of-the-box, menghasilkan solusi-solusi yang unik, dan menghadapi perubahan dengan sikap yang adaptif dan inovatif. Dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang, kreativitas menjadi aset berharga yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Pelatihan kreativitas juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, menginspirasi kolaborasi dan inovasi dalam tim, serta menciptakan budaya kerja yang kreatif dan penuh semangat.
Perusahaan perlu mengenali pentingnya pelatihan kreativitas dan mengimplementasikannya sebagai bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks perusahaan, dengan mempertimbangkan jabatan dan peran karyawan serta tujuan organisasi. Dukungan dari manajemen dan pengakuan terhadap peran kreativitas dalam mencapai keberhasilan perusahaan juga merupakan faktor kunci untuk menjadikan pelatihan kreativitas sebagai sebuah solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Language Training
Human Resource Development – Pelatihan bahasa untuk sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bahasa asing dan memberikan nilai tambah bagi karyawan. Dalam era Revolusi Industri 4.0 ini, banyak perusahaan lokal terhubung dengan perusahaan asing, sehingga behasa menjadi faktor krusial dalam upaya menjalin koneksi antar perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan bahasa menjadi sangat signifikan.
Pelatihan bahasa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam berkomunikasi dengan lancar dan efektif dalam bahasa asing. Karyawan akan dilatih dalam memahami dan menggunakan kosakata, tata bahasa, dan struktur kalimat yang tepat dalam bahasa yang menjadi fokus pelatihan. Pelatihan ini mencakup keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa asing, serta pemahaman budaya dan kebiasaan komunikasi yang terkait.
Pelatihan bahasa memberikan nilai tambah bagi karyawan dan perusahaan. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dalam bahasa asing, karyawan dapat terlibat dalam interaksi bisnis dengan mitra internasional, meningkatkan kerjasama lintas budaya, dan memperluas jangkauan bisnis perusahaan. Selain itu, kemampuan bahasa yang baik juga dapat membangun reputasi perusahaan di tingkat global, membuka peluang kerjasama yang lebih luas, dan mendukung pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam pelatihan bahasa, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan praktis, seperti berbicara dalam simulasi situasi bisnis, membaca materi terkait industri, menulis laporan atau surat bisnis, dan mendengarkan materi audio atau percakapan yang relevan. Pelatihan ini juga dapat mencakup penggunaan teknologi, seperti aplikasi e-learning atau platform digital untuk memfasilitasi pembelajaran mandiri dan interaktif.
Perusahaan perlu memahami pentingnya pelatihan bahasa bagi pengembangan SDM mereka. Identifikasi kebutuhan bahasa yang spesifik, baik dalam hal bahasa tertentu maupun bidang industri yang relevan, sangat penting dalam merancang program pelatihan yang efektif. Dukungan manajemen, alokasi sumber daya yang memadai, dan evaluasi berkala terhadap kemajuan karyawan dalam bahasa asing juga merupakan faktor penting untuk keberhasilan pelatihan bahasa. Dengan memperhatikan pentingnya komunikasi lintas bahasa, perusahaan dapat mengoptimalkan potensi karyawan dan memperkuat posisinya di era globalisasi ini.
Technology Training
Human Resource Development – Pelatihan teknologi memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keahlian karyawan dalam bidang teknologi. Di era digital ini, teknologi menjadi sarana penting untuk mencapai efisiensi dan produktivitas, terutama dalam bidang pemasaran menggunakan strategi digital marketing, sistem administrasi perkantoran, dan lain sebagainya.
Pelatihan teknologi bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan karyawan dalam memanfaatkan teknologi terkini. Karyawan akan dilatih dalam penggunaan perangkat lunak, aplikasi, atau platform yang relevan dengan bidang kerja mereka. Pelatihan ini mencakup pemahaman dasar tentang teknologi, kemampuan mengoperasikan perangkat atau sistem yang diperlukan, serta pengetahuan tentang praktik terbaik dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja.
Dalam pelatihan teknologi, peserta akan terlibat dalam aktivitas praktis, seperti demonstrasi penggunaan perangkat atau aplikasi, latihan langsung dalam pengoperasian sistem, serta diskusi mengenai penerapan teknologi dalam konteks pekerjaan sehari-hari. Pelatihan ini juga dapat mencakup pemahaman tentang aspek keamanan teknologi, pengelolaan data yang efisien, serta penanganan masalah atau gangguan teknis yang mungkin terjadi.
Pelatihan teknologi memberikan manfaat yang signifikan bagi karyawan dan perusahaan. Dengan meningkatkan keahlian teknologi, karyawan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan mempercepat proses kerja. Pelatihan ini juga memungkinkan karyawan untuk mengikuti perkembangan teknologi terkini dan mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan digital yang terus berkembang.
Perusahaan perlu mengenali pentingnya pelatihan teknologi dan mengintegrasikannya sebagai bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia. Identifikasi kebutuhan teknologi yang spesifik, sesuai dengan bidang kerja masing-masing karyawan, menjadi langkah awal dalam merancang program pelatihan yang efektif. Dukungan manajemen, alokasi sumber daya yang memadai, dan pembaruan terkait dengan perkembangan teknologi merupakan faktor penting untuk kesuksesan pelatihan teknologi. Dengan memberikan pelatihan teknologi yang tepat, perusahaan dapat mempersiapkan karyawan dalam menghadapi tantangan teknologi masa depan dan meningkatkan daya saing di era digital ini.
Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM di Indonesia
Outward Bound Indonesia (OBI)
Lembaga Pelatihan Kerja – Outward Bound® Indonesia merupakan Organisasi dengan standar global untuk Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia / Human resource development yang komprehensif dan terintegrasi. Pelatihan dan Pengembangan yang dilakukan oleh OBI menggunakan metodologi Outward Bound dengan penyampaian dan pendekatan sesuai dengan budaya organisasi.
Outward Bound pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1990 oleh Djoko Kusumowidagdo dan Elly Tjahja dengan visi “to build the Nation by helping alleviate the multi-dimensional problems that Indonesia was facing at the time”. Mereka berdua meyakini bahwa solusi dari tantangan tersebut terletak pada kualitas dan karakter Rakyat.
Pendirian Lembaga Outward Bound Indonesia pada tahun 1990 mempelopori jalan bagi pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang berfokus pada soft skill dengan pembelajaran di luar ruangan. Outward Bound Indonesia adalah pelopor pelatihan dan pengembangan SDM berbasis luar ruang di Indonesia sekaligus merupakan salah satu anggota Outward Bound International. (sumber https://outwardboundindo.org/about-us/(Accessed: 05 Juli 2022[/efn_note].
Kubik Leadership
Lembaga Pelatihan Kerja – Kubik Leadership adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan, konsultasi dan coaching yang didirikan pada tahun 1999 oleh Farid Poniman, Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini. “To be a global institution in Human Resources Development with strong contributions to the realization of Sukses Mulia civilization”.
Menurut Ratna Farida dalam tulisannya di blog pribadinya, Kubik Leadership mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menentukan ke mana hidup akan kita arahkan, apa-apa saja yang ingin kita lakukan dalam hidup ini, dan jalan mana yang harus kita tempuh untuk mencapainya. Dalam konsep Kubik Leadership, keyakinan (faith) adalah seperangkat prinsip dan nilai yang sekaligus menjadi misi suci hidup kita. Aksi adalah aktivitas nyata yang didasarkan pada seperangkat aturan hidup. Sedangkan pekerti adalah sikap mental yang melahirkan kecenderungan.
HEXs Indonesia
Lembaga Pelatihan Kerja – HEXs Indonesia adalah singkatan dari Highland Experience Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada edukasi, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dengan metode experiential learning sebagai media belajar dan pembelajaran. Metode experiential learning adalah metode yang mengutamakan pengalaman langsung sebagai sumber belajar, sehingga peserta dapat merasakan, mengamati, merefleksikan, dan menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam konteks nyata.
HEXs Indonesia menawarkan berbagai program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan klien, baik individu maupun organisasi. Program-program tersebut antara lain adalah team building, leadership, character building, management development program, personal development, serta program berbasis edukasi dan petualangan untuk remaja yaitu Live IN dan Educamp. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, motivasi, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan nilai-nilai positif peserta.
HEXs Indonesia memiliki Basecamp untuk pelatihan dan pengembangan yaitu Highland Camp yang berlokasi di punggungan barat gunung Paseban, Bogor pada ketinggian 949– 1086 mdpl. Highland Camp dikelilingi oleh hutan pegunungan, elemen air dan lanskap alam yang indah dan sejuk. Highland Camp didesain untuk kegiatan rekreasional, edukasional serta pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis experiential learning.
Baca lainnya tentang Pelatihan dan Pengembangan SDM
Simpulan dan FAQ: Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia | Human resource development
Human Resource Development – Pelatihan merupakan aktivitas terarah yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan spesifik dalam kerangka pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), dengan tujuan utama meningkatkan kinerja, produktivitas, dan kompetensi melalui proses pembelajaran. Dalam konteks organisasi, program Pelatihan dan Pengembangan SDM atau Human Resource Development berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengaktualisasikan potensi tersembunyi yang dimiliki oleh setiap karyawan. Potensi tersebut tidak hanya mendukung pengembangan pribadi individu, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap kemajuan perusahaan tempat mereka bekerja.
A : Pelatihan dan Pengembangan SDM adalah upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan sehingga menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas setinggi mungkin dengan target yang telah direncanakan. Program ini sangat erat kaitannya dengan upaya yang terstruktur, sistematis, bertujuan untuk mencapai penguasaan keahlian (skill) dan kemampuan pada bidang kerja, pengetahuan seputar bidang pekerjaan yang tengah digeluti oleh seorang karyawan, dan softskills para pegawai dan karyawan.
A : Tujuan dari Pelatihan dan Pengembangan SDM adalah untuk memberikan kesempatan kepada setiap karyawan dalam sebuah perusahaan untuk menemukan dan mengeluarkan potensi yang ada pada diri dirinya yang mungkin masih terpendam.
A : Pelatihan lebih fokus pada peningkatan kemampuan teknis seseorang dalam menjalankan tugas-tugas tertentu, sedangkan pengembangan lebih fokus pada peningkatan kemampuan manajerial dan kepemimpinan seseorang.
A : Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM meliputi beberapa tahap seperti Cross Functional Training, Skill Training (Pelatihan Keahlian SDM), Retraining (Pelatihan Ulang SDM), Team Training (Pelatihan Tim), Creativity Training (Pelatihan Kreatifitas SDM), Language Training (Pelatihan Bahasa), Technology Training (Pelatihan Teknologi).
A : Beberapa metode yang dapat digunakan dalam Pelatihan dan Pengembangan SDM antara lain adalah ceramah, diskusi kelompok, studi kasus, permainan bisnis, simulasi, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis tindakan.
A : Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan SDM melibatkan banyak pihak seperti manajemen perusahaan, HRD (Human Resource Development), trainer atau instruktur pelatihan, serta peserta pelatihan itu sendiri.
A : Manfaat dari Pelatihan dan Pengembangan SDM bagi perusahaan antara lain adalah peningkatan produktivitas karyawan, peningkatan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan oleh perusahaan, peningkatan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
A : Beberapa lembaga pelatihan di Indonesia yang menyelenggarakan program Pelatihan dan Pengembangan SDM antara lain adalah Outward Bound Indonesia (OBI), Kubik Leadership, HEXs Indonesia.
A: Anda dapat menghubungi nomor telepon +62 811 140 996 untuk mendapatkan konsultasi atau merancang program Pelatihan dan Pengembangan SDM yang sesuai dengan kebutuhan organisasi Anda.
Footnotes
- Pelatihan menyiratkan tindakan dalam memberikan keterampilan atau perilaku khusus kepada seseorang, sementara itu pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran secara sistematis dalam suatu lembaga yang mengembangkan rasa pertimbangan dan penalaran
- Team building dan teamwork merupakan dua hal yang saling terkait dalam konteks pengembangan tim di sebuah perusahaan atau organisasi. Team building adalah proses pembentukan tim atau kegiatan yang dirancang khusus untuk meningkatkan kerja sama, komunikasi, dan kepercayaan dalam sebuah tim. Sedangkan teamwork adalah kemampuan individu untuk bekerja secara efektif dalam sebuah tim. Pada dasarnya, team building bertujuan untuk membantu individu dalam tim untuk memahami dan menghargai perbedaan satu sama lain, serta meningkatkan kemampuan individu dalam bekerja sama dan mengatasi konflik dalam tim. Team building dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti outbound training, permainan tim, atau diskusi kelompok. Sementara itu, teamwork diperlukan untuk mencapai tujuan bersama tim. Kemampuan individu dalam bekerja sama secara efektif dalam sebuah tim dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Dalam sebuah tim, setiap anggota harus dapat saling mendukung, saling memahami, dan saling mempercayai satu sama lain.
- Character building atau pembentukan karakter adalah proses pengembangan nilai-nilai dan sikap yang baik pada individu, yang bertujuan untuk membentuk karakter yang kuat dan berkualitas. Proses ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang mengajarkan etika, moralitas, tanggung jawab, integritas, dan sikap positif lainnya. Pembentukan karakter merupakan hal penting dalam konteks pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Karakter yang kuat dan berkualitas dapat membantu individu untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan dan mencapai tujuan hidupnya. Selain itu, karakter yang baik juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan menghasilkan lingkungan yang lebih positif. Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelatihan keterampilan sosial, pemberian tugas sosial, dan pengembangan kepercayaan diri. Pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui kurikulum pendidikan formal maupun nonformal, seperti kegiatan ekstrakurikuler, organisasi siswa, dan program pembinaan kepemimpinan.
- Pelatihan kepemimpinan atau leadership training adalah suatu bentuk pelatihan atau pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin dan mengelola tim atau organisasi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman individu tentang kepemimpinan, serta memperkuat kualitas kepemimpinan yang efektif. Dalam pelatihan kepemimpinan, individu akan diajarkan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan efektif dalam organisasi atau tim kerja. Pelatihan ini meliputi pemahaman tentang konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan, strategi dan taktik manajemen, pengambilan keputusan, komunikasi yang efektif, serta pengembangan diri sebagai pemimpin. Selain itu, pelatihan kepemimpinan juga dapat membantu individu dalam meningkatkan kemampuan dalam mengelola tim atau organisasi, termasuk dalam hal mengatur tugas dan tanggung jawab, mengembangkan kreativitas dan inovasi, serta mengatasi konflik dalam tim.
- Management development program atau program pengembangan manajemen adalah suatu bentuk pelatihan atau pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan manajerial individu dalam organisasi. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman individu tentang manajemen, serta memperkuat kualitas manajemen yang efektif. Dalam program pengembangan manajemen, individu akan diajarkan tentang konsep dan prinsip-prinsip manajemen, strategi dan taktik manajemen, pengambilan keputusan, manajemen risiko, manajemen waktu dan sumber daya, serta pengembangan diri sebagai seorang manajer. Program ini biasanya disesuaikan dengan level dan fungsi manajerial yang diemban oleh individu, mulai dari manajer tingkat menengah hingga manajer senior. Selain itu, program pengembangan manajemen juga dapat membantu individu dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kemampuan dalam mengelola tim, serta meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
- Pengembangan pribadi atau personal development adalah proses pengembangan individu untuk mencapai potensi maksimal dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Proses ini melibatkan peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman tentang diri sendiri, serta memperkuat kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Pengembangan pribadi dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, keuangan, hubungan interpersonal, karir, dan pengembangan diri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup individu, memperkuat kemampuan untuk mencapai tujuan, dan memperluas wawasan tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam pengembangan pribadi dapat bervariasi, mulai dari membaca buku, mengikuti pelatihan, mendapatkan mentor atau coach, hingga melakukan refleksi diri secara teratur. Penting bagi individu untuk mengenali kebutuhan dan tujuan pribadi mereka, sehingga dapat memilih metode dan strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan pribadi mereka.
- Pelatihan dan pengembangan karyawan adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan karyawan agar dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi.
Pelatihan dan pengembangan karyawan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, seperti pelatihan di kelas, pelatihan on-the-job, pelatihan online, atau dengan metode experiential learning seperti outbound training. Pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dapat membantu organisasi untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis dan mengembangkan karyawan yang berpotensi menjadi pemimpin di masa depan.
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan karyawan adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya, meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, serta memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam jangka panjang, pelatihan dan pengembangan karyawan juga dapat membantu organisasi untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi di pasar.
Pada umumnya, pelatihan dan pengembangan karyawan dilakukan oleh departemen HRD (Human Resource Development) atau oleh konsultan eksternal yang berpengalaman di bidang tersebut. Proses pelatihan dan pengembangan karyawan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi, serta harus terukur dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya. Dengan demikian, pelatihan dan pengembangan karyawan dapat menjadi investasi yang berharga bagi keberhasilan organisasi di masa depan.