Program Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Kompetensi (LT-1 series )

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan

Kompetensi – Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan Metode Outbound merupakan program yang penting dalam mengembangkan kepemimpinan yang efektif. Melalui pendekatan ini, peserta dapat mengembangkan keterampilan interpersonal, kemampuan kolaborasi dan kerja tim, keterampilan komunikasi efektif, serta kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang tepat. 

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan dengan metode outbound merupakan upaya penting yang efektif dalam mengembangkan kepemimpinan yang berkualitas. Dengan memperhatikan tahapan pelaksanaannya, yaitu merancang desain yang tepat, dan melakukan evaluasi yang baik, program ini mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi individu dan organisasi dalam mencapai keberhasilan dalam dunia kepemimpinan.


H O T L I N E +62 811-140-996

RESERVASI


Kompetensi – Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) merupakan program pelatihan dan pengembangan kualitas kepemimpinan yang terintegrasi bagi individu dan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Program ini memiliki peran penting dalam menjawab kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan pemimpin yang kompeten dalam menghadapi tantangan global dan kondisi ketidakpastian.

Melalui program Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) yang tepat, institusi pemerintah diharapkan dapat mencapai tujuan mereka dengan efektif dan efisien.

Saat ini terjadi pergeseran paradigma dalam program Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) yang lebih ditujukan pada sisi manusia dengan fokus pada individu daripada hanya pada proses manajemennya sendiri.

Melalui Program pelatihan kepemimpinan (Leadership Training Program)  bertujuan untuk meningkatkan kompetensi individu dan organisasi dalam mencapai tujuan organisasional. Program ini menjadi penting sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak dalam menyiapkan pemimpin yang kompeten dalam menghadapi tantangan global dan kondisi ketidakpastian. 

Penting untuk menjawab pertanyaan terkait manfaat, efektivitas, dan pengembangan program pelatihan kepemimpinan. Misalnya, apa manfaat yang diperoleh dari program pelatihan ini? Bagaimana efektivitasnya dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinan? Dan bagaimana cara mengembangkan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan?

Tulisan ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan terkait kompetensi, macam-macam kompetensi, kompetensi training leadership dan Cara Mengembangkan Program pelatihan kompetensi kepemimpinan.

Mengenal Pelatihan Kompetensi Kepemimpinan

Kompetensi – Fokus pada kompetensi kepemimpinan dan pengembangan keterampilan mendorong terciptanya kepemimpinan yang lebih baik. Namun, keterampilan yang diperlukan untuk posisi tertentu dapat berubah tergantung pada tingkat kepemimpinan spesifik dalam organisasi. Dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, organisasi dapat menentukan posisi-posisi yang membutuhkan kompetensi khusus di berbagai tingkatan. Para peneliti di Center for Creative Leadership telah mengidentifikasi beberapa kompetensi kepemimpinan yang penting dan konsisten di berbagai organisasi. Mereka membagi struktur secara keseluruhan menjadi kompetensi untuk memimpin organisasi, memimpin diri sendiri, dan memimpin orang lain dalam organisasi .

Ketika memilih dan mengembangkan para pemimpin, para profesional HR harus mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki oleh individu tersebut dan membandingkannya dengan kompetensi yang perlu dikembangkan lebih lanjut untuk berhasil dalam peran kepemimpinan. Dengan melihat kompetensi saat ini dan membandingkannya dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengisi posisi kepemimpinan, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dalam perekrutan, pengembangan, dan promosi pemimpin.

Apa itu Kompetensi?

Program Pelatihan Kompetensi Kepemimpinan

Kompetensi – Definisi sederhana dari kompetensi adalah kemampuan yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam peran pekerjaan tertentu. Istilah “kompetensi” mulai populer setelah artikel R.W. White pada tahun 1959 dalam Psychological Review yang berjudul “Motivation Reconsidered: The Concept of Competence.” White menjelaskan bahwa karena orang secara intrinsik termotivasi untuk mencapai kompetensi, memiliki model kompetensi memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan keinginan kita sendiri untuk mencapai keahlian.

Atau, Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan perilaku yang berkontribusi pada kinerja individu dan organisasi. Pengetahuan adalah informasi yang dikembangkan atau dipelajari melalui pengalaman, studi, atau penyelidikan. Keterampilan adalah hasil dari penggunaan berulang pengetahuan atau kemampuan. Kemampuan adalah potensi bawaan untuk melakukan tindakan atau tugas mental dan fisik. Perilaku adalah reaksi yang dapat diamati dari individu terhadap situasi tertentu. Tingkat keahlian yang ditargetkan untuk setiap kompetensi akan bervariasi berdasarkan posisi individu dan kebutuhan organisasi.

Atau, Kompetensi adalah konsep yang memberikan petunjuk kepada karyawan tentang area dan tingkat kinerja yang diharapkan dari mereka. Ini mirip dengan peta yang menunjukkan kepada karyawan jenis perilaku yang akan dihargai, diakui, dan dalam beberapa organisasi, juga dihargai.

Atau, Kompetensi adalah perilaku yang harus dimiliki atau diperoleh oleh karyawan sebagai masukan untuk situasi tertentu guna mencapai tingkat kinerja yang tinggi, sedangkan kompetensi berkaitan dengan sistem standar minimum dari suatu organisasi atau ditunjukkan oleh kinerja dan outputnya.

Untuk menunjukkan kompetensi, pekerja harus dapat melaksanakan tugas atau keterampilan tertentu dengan tingkat keahlian yang diperlukan. Sebuah kompetensi diuraikan menjadi keterampilan atau tugas-tugas spesifik. Selanjutnya, setiap keterampilan atau tugas dapat dijelaskan dalam hal seperti apa tampilannya—perilaku spesifik pada berbagai tingkat keahlian. Untuk mencapai kompetensi dalam pekerjaan tertentu, seseorang harus dapat melaksanakan berbagai tugas atau keterampilan pada tingkat keahlian yang ditargetkan. Model kompetensi mencakup semua kompetensi, tugas dan keterampilan, contoh perilaku, serta persyaratan keahlian untuk pekerjaan tertentu. Model ini berfokus pada faktor-faktor yang organisasi anggap “kritikal” untuk mencapai strategi perusahaan.

Meskipun semua ini tampak jelas bagi para profesional Pengembangan Talenta dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, seringkali sulit untuk menjelaskan hal ini kepada mereka yang berada di luar bidang kita. Dengan kata lain, ketika saya bertanya kepada sekelompok salesperson atau manajer rantai pasokan tentang kompetensi yang dibutuhkan dalam peran mereka, biasanya saya mendapatkan tatapan kosong.

Mari kita pertimbangkan cara lain untuk menjelaskan “kompetensi“. Simkuring mengajak dulur-dulur Highland untuk menggambarkan “kategori” hal-hal yang perlu dikuasai oleh para crew. Tiba-tiba, hal yang abstrak menjadi lebih konkret, dan semua orang dapat mengungkapkan apa yang perlu mereka lakukan.

Sebagai contoh, jika Anda menanyakan kepada seorang tukang marketing di BoundEx Indonesia tentang kategori hal-hal yang mereka lakukan, mereka mungkin akan menyebut manajemen penjualan, manajemen peluang, dan tugas-tugas administratif. Atau, jika Anda menanyakan kepada seorang manajer camp (wa idi) rantai pasokan pasar untuk merinci kategori tugas atau perilaku crew camp, mereka mungkin akan menyebut manajemen rantai pasokan, manajemen orang, dan koordinasi dengan fungsi lain.

Setelah Anda memiliki kategori-kategori ini, Anda dapat melakukan percakapan dengan para performa tinggi, bertanya kepada mereka: “Ceritakan semua hal yang Anda lakukan dalam pekerjaan Anda yang terkait dengan manajemen orang.” Di sinilah Anda dapat mulai mengidentifikasi keterampilan yang diperlukan agar peran tersebut berhasil.

Jika salah satu keterampilan terkait dengan pengembangan karir di Highland camp, Anda dapat bertanya, “Jika Anda harus memfasilitasi diskusi pengembangan karir tentang manager camp, bagaimana menurut Anda prosesnya seharusnya? Seberapa sering Anda melakukannya? Bagaimana Anda mengintegrasikannya ke dalam proses Anda?” Di sinilah Anda mulai menggali praktik terbaik, yang pada dasarnya adalah contoh-contoh tentang bagaimana menunjukkan keahlian dalam keterampilan tertentu.

Jika Anda ingin berdialog dengan para manager atau crew highland dalam hal kompetensi atau menciptakan dukungan untuk membangun model kompetensi di organisasi Anda (dalam hal ini disimulasikan di Highland Indonesia), gunakan bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang.

Tanyakan kepada orang-orang tentang “kategori” atau kelompok besar hal-hal yang perlu mereka lakukan dalam pekerjaan mereka. Sim KUring yakin Anda akan menemukan bahwa Anda dapat menghasilkan lebih banyak dukungan untuk inisiatif kompetensi Anda. Anda dapat menggunakan tabel di bawah ini untuk membantu Anda memulai.

Kategori Deskripsi
Manajemen Akun Melakukan manajemen akun pelanggan, membangun hubungan, dan memastikan kepuasan pelanggan.
Manajemen Peluang Mengidentifikasi peluang penjualan, mengelola proses penawaran, dan melakukan negosiasi dengan pelanggan.
Tugas Administratif Melakukan tugas-tugas administratif seperti mengelola dokumen, melacak data, dan mengatur jadwal.
Manajemen Rantai Pasok Mengelola aliran barang, berkoordinasi dengan pemasok dan mitra bisnis, dan memastikan kelancaran operasi.
Manajemen Orang Mengelola tim kerja, memberikan arahan, memberikan umpan balik, dan mendukung pengembangan karyawan.
Koordinasi Fungsi Lain Berkomunikasi dan berkoordinasi dengan departemen atau fungsi lain dalam organisasi.

Dengan menggunakan pendekatan ini, Anda dapat membangun komunikasi yang lebih efektif dan mendapatkan dukungan yang lebih luas untuk inisiatif kompetensi Anda.

Kompetensi versus Keahlian

“Dua istilah, yaitu “kompetensi” dan “keterampilan”, sering kali ditemui terlihat seolah-olah kedua kata ini dapat saling dipertukarkan – namun sebenarnya tidak tepat untuk menggambarkan “kompetensi” sebagai sekadar sinonim dari “keterampilan“.

Keterampilan kepemimpinan adalah kemampuan yang terpelajari untuk melakukan sesuatu dengan kompeten. Hal ini juga dapat merujuk pada kecakapan atau kemampuan yang telah berkembang, sesuai dengan definisi dalam kamus Merriam-Webster. Keterampilan merupakan aktivitas tertentu yang dipelajari. Sebagai contoh, bermain piano adalah sebuah keterampilan, begitu pula mengelola kelas master digital.

Terdapat dua jenis utama keterampilan, yaitu keterampilan teknis dan keterampilan interpersonal.

Keterampilan teknis merupakan keterampilan yang bersifat teknis dan dipelajari, yang diperoleh dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pengalaman. Keterampilan ini meliputi kemampuan teknis seperti analisis data, pemrograman komputer, pemasaran, penulisan iklan, manajemen proyek, dan sebagainya.

Sementara itu, keterampilan interpersonal adalah keterampilan yang berkaitan dengan hubungan antarpribadi, komunikasi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan ini juga dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pengalaman. Contohnya adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif, kerja sama dalam tim, pemecahan masalah, penelitian, kreativitas, dan lain sebagainya.

Dalam banyak hal, kompetensi mirip dengan kemampuan: kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik atau efektif. Namun, ada perbedaan yang mencolok. Kompetensi melibatkan bukti bahwa seseorang mampu melakukan sesuatu. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa seorang pemimpin yang efektif telah “membuktikan bahwa dia memiliki kompetensi untuk mengelola sebuah tim.”

Untuk memahaminya secara sederhana, kompetensi = keterampilan + pengetahuan + kemampuan.

Smentara itu Keterampilan adalah kemampuan yang dipelajari, sedangkan kompetensi melibatkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku. Kompetensi memungkinkan Anda untuk menunjukkan bahwa Anda mampu melakukan sebuah keterampilan dengan baik. Secara sederhana, baik keterampilan maupun kompetensi dapat diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman.

Kalau begitu apa perbedaan antara keterampilan dan kompetensi?

Meskipun seorang karyawan mungkin memiliki berbagai keterampilan untuk menjalankan pekerjaannya dengan baik, mereka juga memiliki berbagai kompetensi yang menentukan seberapa baik mereka melakukannya. Mari berikan contoh dengan seorang programer komputer. Seorang programer harus memiliki kombinasi keterampilan yang tepat, termasuk keterampilan teknis dan keterampilan interpersonal, untuk menjalankan tugas mereka. Namun, jika tiba-tiba ada masalah yang signifikan yang muncul bagi programer ini, dan mereka tidak dapat berkinerja dengan baik di bawah tekanan, dalam hal ini keterampilan teknis saja tidak akan cukup untuk membantu mereka menjalankan tugas mereka. Seseorang perlu memiliki kompetensi untuk berpikir cepat dan bertindak dengan cepat dengan informasi yang ada di hadapan mereka.

Ragam Kompetensi dan Keahlian

Kompetensi – Ragam Kompetensi pada tulisan di bawah ini,  di terjemahkan secara bebas dari artikel berjudul ‘14 Crucial HR Skills, Competencies & Qualifications‘, yang diterbitkan pada November 30, 2022, Penulis: Angela Robinson.

Kecakapan Interpersonal

Kompetensi – Keterampilan interpersonal merupakan keterampilan lunak yang paling penting dalam bidang sumber daya manusia. Bagaimanapun, bagian pertama dari sumber daya manusia adalah “manusia”. Sebagian besar pekerjaan seorang petugas sumber daya manusia melibatkan interaksi dengan karyawan. Seringkali, staf SDM adalah perwakilan perusahaan yang pertama kali ditemui oleh calon karyawan selama proses perekrutan, dan menciptakan kesan positif sangatlah penting. Departemen ini berfungsi sebagai suara bagi organisasi dan pembela karyawan. Individu-individu ini sangat mempengaruhi budaya perusahaan dan dapat membantu karyawan merasa aman dan diterima dalam organisasi.

Sumber daya manusia harus bersikap profesional namun mudah didekati. Mereka harus dapat berbincang dengan rekan kerja tentang topik non-kerja tanpa terlalu jauh mencampuri kehidupan pribadi kolega. Para profesional SDM harus menunjukkan minat dan kepedulian yang tulus terhadap kolega serta membangun hubungan yang baik. Berinteraksi dengan staf merupakan bagian penting dari pekerjaan ini, sehingga karyawan SDM harus memiliki keterampilan sosial yang kuat.

Penyelesaian Konflik

Kompetensi – Salah satu fungsi utama sumber daya manusia adalah menyelesaikan perselisihan di perusahaan. Departemen ini sering menjadi mediator dalam perdebatan antara rekan kerja. Tanggung jawab SDM adalah memberikan karyawan ruang yang aman untuk menyelesaikan masalah dan membantu staf menemukan solusi yang dapat diterapkan. Kru sumber daya manusia harus tahu cara meredakan ketegangan, mendorong pendengaran aktif, mengarahkan percakapan menuju solusi, dan bernegosiasi untuk mencapai kompromi. SDM mendorong dialog dan memberikan waktu yang cukup bagi setiap pihak untuk menjelaskan kasus mereka. Mediator yang efektif tetap waspada terhadap penyebab-penyebab mendasar perselisihan dan menjelajahi poin-poin tersebut saat muncul.

Kecerdasan Emosional

Kompetensi – Kecerdasan emosional, atau kemampuan untuk mengenali dan merespons emosi dengan akurat, merupakan salah satu kompetensi SDM yang paling berharga. Memiliki EQ yang tinggi memungkinkan para profesional SDM untuk lebih memahami dan terhubung dengan karyawan. Mengenali dan mengakui perasaan dan pengalaman seringkali membuat staf SDM mendapatkan kepercayaan dan kerjasama dari kolega.

Tidak hanya itu, karyawan seringkali enggan mengakui perasaan mereka yang sebenarnya, atau bahkan mungkin tidak cukup menyadari diri untuk mengenali perasaan tersebut. Seorang profesional SDM yang memiliki kecerdasan emosional dapat mengidentifikasi pendorong emosional di balik perilaku dan dengan cepat menemukan akar permasalahan. Selain itu, kecerdasan emosional membuat para profesional lebih sadar akan reaksi dan perasaan mereka sendiri, serta membantu mereka merespons situasi dengan kepala dingin.

Rekrutmen

Kompetensi – Rekrutmen adalah kumpulan keterampilan yang khusus, bukan hanya pekerjaan semata. Para profesional SDM mengetahui cara menulis pengumuman lowongan pekerjaan yang menarik, menarik dan menyaring kandidat yang berkualifikasi, melakukan wawancara, dan membuat keputusan perekrutan.

Rekruter yang baik bekerja sama dengan departemen yang melakukan perekrutan untuk menciptakan kriteria perekrutan yang solid. Individu-individu ini membangun kelompok calon yang menjanjikan dengan memanfaatkan media sosial, acara perusahaan, dan jaringan referensi.

Para profesional SDM tahu cara menggunakan alat seperti sistem pelacakan pelamar dan memahami praktik terbaik dalam perekrutan. Mereka telah mengasah waktu dengan sempurna. Manajer SDM terbaik tahu cara mengatur tempo proses wawancara dan kapan memberikan penawaran. Rekruter berbakat tahu cara mengevaluasi kandidat dari berbagai aspek seperti kemampuan teknis, sikap, dan kesesuaian budaya.

Kerahasiaan

Kompetensi – Menjaga kerahasiaan merupakan salah satu keterampilan SDM yang paling penting. Departemen sumber daya manusia memiliki akses terhadap informasi sensitif seperti catatan pribadi dan rincian karyawan, evaluasi kinerja, dan informasi penggajian. Karyawan kadang-kadang mempercayakan masalah pribadi seperti masalah medis, perselisihan keluarga, atau situasi kehidupan yang tidak stabil. Selain itu, SDM sering kali menjadi departemen pertama yang mengetahui tentang perubahan besar dalam organisasi.

Sebagian besar percakapan yang terjadi di departemen SDM bersifat pribadi dan harus tetap dirahasiakan. Menjaga rahasia membangun kepercayaan dan keyakinan, memungkinkan petugas sumber daya manusia untuk terus melayani organisasi dengan efektif.

Komunikasi

Kompetensi – Keterampilan komunikasi adalah salah satu kompetensi inti SDM. Sumber daya manusia berbicara dengan setiap anggota organisasi. Individu-individu ini terlibat dalam proses wawancara dan menyambut karyawan selama orientasi. Para profesional SDM mengirim email massal tentang pendaftaran asuransi kesehatan, acara budaya, dan inisiatif kesejahteraan. Anggota tim ini menjawab pertanyaan dan memediasi konflik. Sumber daya manusia juga memberikan presentasi dan workshop. Memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dalam percakapan, berbicara di depan umum, dan tulisan adalah kunci. Para profesional SDM harus tahu cara berkomunikasi secara profesional dengan empati dan kehangatan.

Mendengarkan

Kompetensi – Departemen SDM adalah pendengar dalam organisasi. Sumber daya manusia mendengarkan pertanyaan dan keprihatinan karyawan. Anggota tim ini mengumpulkan umpan balik dari staf melalui survei keterlibatan karyawan. Ketika masalah pribadi atau profesional muncul, rekan kerja mencari nasihat SDM.

Ada dua alasan utama mengapa staf sumber daya manusia harus menggunakan pendengaran aktif. Pertama, SDM sering perlu mendokumentasikan percakapan, dan dengan memperhatikan dengan seksama, mereka dapat menulis laporan yang rinci. Kedua, praktik ini membuat karyawan merasa didengar dan dihargai. Karyawan akan menghormati SDM lebih jika mereka merasa petugas sumber daya manusia peduli terhadap masalah mereka.

Menjadi sepenuhnya hadir dalam percakapan juga dapat membantu staf sumber daya manusia menangkap petunjuk nonverbal. Dengan membaca di antara baris percakapan, para profesional SDM dapat lebih cepat mendiagnosis dan menangani masalah.

Objektivitas dan Berpikir Kritis

Kompetensi – Konflik di tempat kerja seringkali memicu emosi yang kuat, terutama ketika ancaman terhadap penghidupan hadir. Para pihak yang terlibat biasanya merasa bahwa tindakan mereka benar, dan keduanya akan mengklaim bahwa mereka dalam posisi yang benar. Sebagai manusia, kita semua rentan terhadap asumsi, bias, dan perasaan. Demi keadilan bagi semua karyawan dan organisasi, para profesional sumber daya manusia harus mengatasi kecenderungan ini. Penting untuk tidak terburu-buru membuat kesimpulan, dan membuat penilaian berdasarkan bukti daripada klaim. Sumber daya manusia harus menampilkan sikap netral dan menghindari memberikan petunjuk adanya keberpihakan.

Objektivitas dan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan pengawas SDM yang paling penting. Para direktur seringkali harus membuat keputusan sulit, seperti memberikan disiplin kepada karyawan atau menciptakan kebijakan perusahaan yang luas. Tugas petugas SDM adalah tetap tenang, berpikir dengan jernih, dan mendekati masalah dengan sudut pandang yang berorientasi pada solusi. Keputusan anggota tim ini terjadi dalam skala makro, dan mereka harus mempertimbangkan berbagai perspektif dan faktor serta memperkirakan konsekuensi yang berjangka panjang.

Kemampuan Analitis

Kompetensi – Ketika berpikir tentang karier yang menganalisis angka dan mempelajari data, sumber daya manusia mungkin berada di peringkat rendah dalam daftar kebanyakan orang. Sebenarnya, SDM memiliki banyak komponen analitis. Kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data adalah salah satu keterampilan manajemen sumber daya yang paling penting. SDM perlu dapat memperkirakan kebutuhan perekrutan, memantau atribusi karyawan, dan mengembangkan strategi retensi karyawan. Manajer SDM perlu mencapai keseimbangan antara kebutuhan staf dan anggaran. Selain itu, sumber daya manusia harus dapat mengukur keterlibatan karyawan dan mengoptimalkan kinerja organisasi. Semua tugas ini membutuhkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi.

Ada banyak metrik yang dapat digunakan oleh staf SDM untuk mengukur kesehatan organisasi dan hasil dari upaya mereka. Namun, alat-alat ini hanya berguna jika SDM memiliki pengetahuan untuk membaca dan merespons data tersebut.

Penelitian dan Pembelajaran Berkelanjutan

Kompetensi – Industri sumber daya manusia melibatkan berbagai hukum dan praktik terbaik. Peraturan dan standar ini berubah seiring dengan perkembangan budaya perusahaan dan masyarakat. Staf SDM yang ingin tetap berada di puncak bidangnya harus memiliki keterampilan penelitian dan keinginan untuk terus belajar. Para profesional sumber daya manusia di semua tingkatan harus tetap mengikuti perkembangan tren industri dan perubahan regulasi. Sebagai pemimpin, sangat penting bagi manajer dan petugas sumber daya manusia untuk tetap terinformasi. Menyelaraskan pengetahuan industri membantu para profesional SDM mengelola kepatuhan dan melayani organisasi dengan lebih baik.

Keterampilan Membangun Tim

Kompetensi – Para profesional sumber daya manusia adalah penghubung. Individu-individu ini memupuk persahabatan di tempat kerja dengan merencanakan acara sosial yang menyenangkan dan menggabungkan departemen-departemen yang berbeda melalui penyelenggaraan acara perusahaan. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab atas budaya perusahaan dan persatuan. Untuk mencapai tujuan ini, para profesional SDM harus memiliki keterampilan membangun tim yang baik. SDM memiliki tugas untuk mengubah karyawan menjadi rekan satu tim. Ketika merencanakan acara, SDM mendorong interaksi dan kerja tim. Anggota tim ini tahu cara mengatasi konflik dan menciptakan lingkungan yang penuh penerimaan dan pemberdayaan.

Sementara manajer departemen dan proyek mengawasi tim individu, SDM memiliki peran dalam membuat seluruh perusahaan merasa seperti satu tim. Belum lagi, SDM sering melatih manajer dalam seni membangun tim. Para supervisor mungkin memiliki pengetahuan dalam bidang mereka, tetapi baru dalam manajemen tim. SDM adalah ahli yang dapat mengajarkan pemimpin keterampilan yang diperlukan untuk membentuk dan membimbing tim yang kuat.

Keterampilan Administrasi

Kompetensi – Pekerjaan SDM melibatkan banyak tugas administrasi. Departemen SDM bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi karyawan yang penting seperti informasi kontak, nomor asuransi sosial, informasi perbankan, informasi asuransi kesehatan, data gaji, dan tinjauan kinerja. Belum lagi, ada banyak persyaratan kepatuhan yang harus dipenuhi oleh departemen tersebut. Manajemen sumber daya manusia membutuhkan keterampilan organisasi dan pengarsipan yang baik, serta keterampilan entri dan pengelolaan data. Catatan yang akurat mencegah penundaan dan kesalahan yang merugikan karyawan. Menjaga sistem yang akurat membantu perusahaan berfungsi dengan lancar dan menghindari denda atau sanksi.

Keterampilan Teknis

Kompetensi – Keterampilan teknis semakin penting bagi manajer SDM. Anda mungkin perlu menggunakan platform komunikasi online atau alat untuk melacak kinerja atau keterlibatan karyawan. Cara terbaik untuk mempelajari teknologi adalah dengan menggunakan langsung.

Keterampilan dalam EO

Kompetensi – Keterampilan untuk mengelola acara sangat berguna bagi para profesional SDM yang biasanya bertanggung jawab atas kampanye keterlibatan karyawan. Sumber daya manusia merencanakan berbagai acara perusahaan seperti:

  • Pesta liburan
  • Onboarding
  • Pelatihan
  • Makan siang dan pembelajaran
  • Pameran kesehatan
  • Kegiatan membangun kerjasama dan perjalanan
  • Acara retret perusahaan
  • Hari penghargaan staf
  • Pameran rekrutmen

SDM harus tahu cara mengorganisir vendor dan material, merancang jadwal, membangun kegembiraan dan mengajak pendaftaran, serta menjalankan acara tersebut. Perencana acara yang proaktif juga mengumpulkan umpan balik dari staf setelah acara dan menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan prosesnya.

Apa itu Leadership training?

Kompetensi – Pelatihan kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena menjadi salah satu cara yang pasti untuk mengembangkan kepemimpinan yang efektif dan mencapai hasil bisnis yang luar biasa.

Setiap organisasi memiliki budaya yang unik, dan dengan demikian, konsep kepemimpinan yang juga unik. Namun, seperti yang diamati oleh Vroom dan Jago (2007): “Hampir semua definisi kepemimpinan memiliki pandangan bahwa kepemimpinan melibatkan proses pengaruh.”

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin yang hebat mampu mempengaruhi orang lain dalam berbagai cara. Mereka menjadi sumber motivasi dan inspirasi; kekuatan yang kuat dalam mendorong perubahan budaya positif dan memastikan tim tetap maju. Namun, pertanyaannya adalah, apakah seseorang dapat belajar menjadi pemimpin? Dan apakah pemimpin yang sudah ada membutuhkan pelatihan yang berkelanjutan?

Pelatihan dan pengembangan kepemimpinan membantu mengidentifikasi individu berpotensi tinggi yang kemungkinan besar akan menjadi pemimpin, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan individu yang sudah menjabat peran kepemimpinan.

Para pemimpin mungkin membutuhkan pelatihan dalam keterampilan yang meliputi keterampilan interpersonal dan keterampilan teknis, tergantung pada tantangan yang dihadapi oleh organisasi Anda saat ini.

Misalnya, para pemimpin baru dan yang sedang berkembang mungkin perlu mengembangkan keterampilan seperti mendengarkan, penyelesaian konflik, dan manajemen waktu agar dapat mengemban peran mereka dengan baik.

Di sisi lain, para pemimpin senior mungkin membutuhkan pelatihan untuk mengikuti perkembangan tren dan teknologi baru seperti Kecerdasan Buatan dan Realitas Virtual, sehingga mereka dapat lebih baik menentukan visi keseluruhan perusahaan.

Kompetensi dalam pelatihan kepemimpinan?

Kompetensi – Kompetensi dalam kepemimpinan merupakan aspek penting yang harus dikembangkan dalam program pelatihan kepemimpinan. Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) berfokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam konteks organisasi.

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) memiliki fokus yang jelas pada pengembangan keterampilan kepemimpinan yang spesifik dan dapat diukur. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam peran kepemimpinannya.

Salah satu aspek kunci dalam Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) adalah identifikasi kompetensi yang relevan dengan peran kepemimpinan. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang tugas, tanggung jawab, dan lingkungan kerja yang terkait dengan peran kepemimpinan dalam organisasi.

Selain itu, Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) juga fokus pada pengembangan keterampilan interpersonal dan kepemimpinan yang kuat. Ini termasuk kemampuan komunikasi efektif, kemampuan menginspirasi dan memotivasi orang lain, serta kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat.

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) juga mendorong pemimpin untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Ini melibatkan pengembangan pemahaman yang mendalam tentang teori dan praktik kepemimpinan yang relevan serta penerapan konsep-konsep ini dalam konteks organisasi.

Dalam Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program), penting untuk adanya metode evaluasi dan umpan balik yang terstruktur. Ini membantu pemimpin untuk mengukur kemajuan mereka dan mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkatkan kompetensi mereka.

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program), organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki pemimpin yang berkualitas dan efektif. Pelatihan ini membantu membangun fondasi yang kuat untuk kepemimpinan yang sukses dan memberikan manfaat jangka panjang bagi organisasi.

Dalam pelatihan kepemimpinan, terdapat beberapa kompetensi yang dikejar untuk dikembangkan pada peserta. Beberapa kompetensi yang umumnya menjadi fokus dalam pelatihan kepemimpinan antara lain:

  • Kepemimpinan strategis
    Kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi yang jelas, serta mampu mengarahkan organisasi menuju pencapaian tujuan jangka panjang.
  • Kepemimpinan transformasional
    Kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi tim, mengarahkan mereka untuk mencapai potensi terbaik dan berkontribusi secara maksimal dalam organisasi.
  • Kepemimpinan komunikatif
    Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif dan mempengaruhi orang lain dengan jelas dan persuasif. Termasuk dalam kompetensi ini adalah kemampuan mendengarkan dengan baik dan mengartikulasikan gagasan secara efektif.
  • Kepemimpinan kolaboratif: Kemampuan untuk bekerja sama dengan anggota tim, membangun hubungan yang baik, dan memfasilitasi kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
  • Kepemimpinan inovatif
    Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, mendorong inovasi, dan menerapkan perubahan yang diperlukan dalam organisasi.
  • Kepemimpinan adaptif
    Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, menghadapi tantangan yang kompleks, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang tidak pasti.
  • Kepemimpinan etis
    Kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai etis dan bertindak dengan integritas serta kejujuran.

Setiap program pelatihan kepemimpinan dapat menekankan kompetensi yang berbeda-beda tergantung pada tujuan dan kebutuhan organisasi. Namun, pengembangan kompetensi-kompetensi di atas akan membantu peserta dalam membangun kepemimpinan yang efektif dan membawa dampak positif bagi organisasi.

Cara Mengembangkan Kompetensi dengan Pelatihan Outbound 

Kompetensi – Pelatihan outbound adalah metode pelatihan yang melibatkan aktivitas di luar ruangan, seperti permainan tim, tantangan fisik, dan simulasi situasi nyata. Metode ini didesain untuk mendorong peserta untuk menghadapi tantangan, membangun kerjasama tim, mengembangkan keterampilan komunikasi, serta meningkatkan kepemimpinan dan keterampilan pengambilan keputusan. Pelatihan outbound biasanya dipandu oleh fasilitator yang berpengalaman dalam membimbing peserta melalui aktivitas-aktivitas yang menantang.

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) merupakan inisiatif yang penting dalam pengembangan potensi kepemimpinan individu dan organisasi. Dalam era bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, kemampuan kepemimpinan yang berkualitas menjadi faktor krusial dalam mencapai keberhasilan organisasi. Dalam konteks ini, Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan Metode Outbound muncul sebagai pendekatan yang efektif dan inovatif dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang holistik.

Metode Outbound, yang juga dikenal sebagai experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman, telah terbukti menjadi pendekatan yang efektif dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinan. Program pelatihan ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta melalui berbagai aktivitas di luar ruangan, seperti tantangan fisik, kerja tim, simulasi, dan refleksi. Melalui pengalaman ini, peserta akan menghadapi tantangan yang menuntut pengambilan keputusan, komunikasi efektif, kolaborasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah secara praktis.

Ada beberapa manfaat utama dari Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan Metode Outbound. Pertama, program ini mengembangkan keterampilan interpersonal peserta, seperti kemampuan berkomunikasi dengan baik, mendengarkan secara aktif, dan membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja. Kedua, program ini meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kerja tim peserta, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif dalam tim dan mencapai tujuan bersama. Ketiga, program ini membantu peserta mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, baik secara lisan maupun tulisan, yang penting dalam berinteraksi dengan anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya. Keempat, program ini meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan pengambilan keputusan peserta, memungkinkan mereka menjadi pemimpin yang efektif dalam menghadapi tantangan organisasi.

Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program)  dengan Metode Outbound mengikuti pendekatan yang terstruktur dan berfokus pada pengembangan kompetensi kepemimpinan yang kritis. Program ini didesain dengan hati-hati untuk memastikan relevansi dan pemenuhan kebutuhan peserta. Aktivitas-aktivitas yang disusun secara terencana dan refleksi yang terstruktur membantu peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang peran dan tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini dibimbing oleh instruktur yang berpengalaman dalam kepemimpinan dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan praktik terkait.

Outbound dalam Mengembangkan Kompetensi

Kompetensi – Manfaat Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program)  dengan menggunakan metode Outbound 

  • Pengembangan Keterampilan Interpersonal
    Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan menggunakan metode Outbound berperan penting dalam pengembangan keterampilan interpersonal peserta. Dengan melalui aktivitas kolaboratif dan tantangan tim, peserta belajar untuk membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim, dan mengembangkan kepekaan terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain. Pengembangan keterampilan interpersonal ini memungkinkan peserta untuk berkomunikasi secara efektif, bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
  • Peningkatan Kemampuan Kolaborasi dan Tim Kerja
    Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan menggunakan metode Outbound membantu meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kerja tim peserta. Melalui aktivitas-aktivitas yang melibatkan kerjasama dan tantangan bersama, peserta belajar untuk saling mendukung, memahami peran masing-masing, dan berkontribusi secara aktif dalam mencapai tujuan tim. Peningkatan kemampuan kolaborasi ini membantu peserta untuk mengoptimalkan kerja tim, meningkatkan produktivitas, dan menghadapi tantangan dengan lebih efektif.
  • Pengembangan Keterampilan Komunikasi Efektif
    Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan menggunakan metode Outbound memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan komunikasi efektif. Melalui berbagai aktivitas yang melibatkan komunikasi verbal dan nonverbal, peserta belajar untuk mendengarkan dengan baik, mengungkapkan pikiran dan ide-ide dengan jelas, serta berkomunikasi dengan efektif dalam berbagai situasi. Pengembangan keterampilan komunikasi ini memungkinkan peserta untuk membangun hubungan kerja yang baik, menghindari kesalahpahaman, dan mencapai pemahaman yang lebih baik dalam tim.
  • Peningkatan Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan
    Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan menggunakan metode Outbound juga berkontribusi dalam pengembangan kepemimpinan dan keterampilan pengambilan keputusan peserta. Melalui simulasi situasi nyata dan tantangan kepemimpinan, peserta memiliki kesempatan untuk mengembangkan kepemimpinan yang efektif, memimpin tim dengan visi yang jelas, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks. Peningkatan keterampilan kepemimpinan ini memungkinkan peserta untuk menginspirasi dan memotivasi tim, mengelola konflik, dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik.
  • Pembangunan Kepercayaan dan Kerjasama Tim
    Program pelatihan kompetensi kepemimpinan (Competency Leadership Training Program) dengan menggunakan metode Outbound membangun kepercayaan dan kerjasama dalam tim. Melalui aktivitas yang melibatkan kerjasama, saling bergantung, dan saling mendukung, peserta belajar untuk membangun kepercayaan satu sama lain, memperkuat ikatan tim, dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Pembangunan kepercayaan dan kerjasama ini membantu tim untuk bekerja secara sinergis, mengatasi tantangan bersama, dan mencapai hasil yang lebih baik.

Tahapan Pelaksanaan

I.  Identifikasi Kebutuhan dan Perencanaan Program

  • Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan kompetensi kepemimpinan yang perlu dikembangkan.
  • Mengevaluasi tujuan organisasi dan kebutuhan peserta pelatihan.
  • Merencanakan struktur, durasi, dan konten program pelatihan berdasarkan kebutuhan yang diidentifikasi.
  • Mengidentifikasi sumber daya dan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan program pelatihan.

II. Desain Program Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Kompetensi dengan Metode Outbound

  • Merancang kurikulum yang mencakup kompetensi kepemimpinan yang diinginkan.
  • Menyusun rencana pembelajaran yang meliputi urutan kegiatan dan materi pelatihan.
  • Mengembangkan metode dan pendekatan pembelajaran outbound yang sesuai dengan konteks dan tujuan program.
  • Memastikan keterkaitan antara teori dan praktik dalam pelatihan.

III. Implementasi dan Pelaksanaan Pelatihan Outbound

  • Mengatur lokasi, fasilitas, dan logistik pelaksanaan pelatihan.
  • Melibatkan instruktur yang berkompeten dalam kepemimpinan dan pengalaman outbound.
  • Memastikan peserta terlibat aktif dalam aktivitas pelatihan dan mendapatkan pengalaman belajar yang mendalam.
  • Memonitor dan mengelola pelaksanaan program pelatihan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan kegiatan.

IV. Evaluasi dan Pengukuran Efektivitas Program Pelatihan

  • Mengumpulkan data evaluasi dari peserta pelatihan terkait kepuasan, pengetahuan, dan perubahan perilaku.
  • Menganalisis data evaluasi untuk mengevaluasi keberhasilan program pelatihan.
  • Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program pelatihan dan membuat perbaikan jika diperlukan.
  • Mengukur dampak jangka panjang dari program pelatihan terhadap pengembangan kompetensi kepemimpinan.

Simpulan dan FAQ Kompetensi Leadership Training Program

Kompetensi – Program pelatihan kompetensi kepemimpinan memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan individu. Melalui tahapan-tahapan pelaksanaannya, program ini mampu mengidentifikasi kebutuhan, merancang dan mengimplementasikan strategi yang efektif untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan.

Program pelatihan ini membantu individu dalam mengembangkan keterampilan interpersonal, kemampuan kolaborasi dan tim kerja, komunikasi efektif, kepemimpinan, serta membangun kepercayaan dan kerjasama tim. Metode outbound yang digunakan dalam program ini memberikan pengalaman belajar yang unik dan melibatkan peserta secara aktif, sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan pengembangan kepemimpinan.

Evaluasi dan pengukuran efektivitas program pelatihan menjadi penting untuk mengevaluasi hasil dan keberhasilan program tersebut. Dengan menggunakan evaluasi yang valid dan reliabel, dapat diidentifikasi keberhasilan dan area peningkatan dalam program pelatihan. Hasil evaluasi menjadi landasan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan program pelatihan di masa depan.


Q : Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepemimpinan?

A : Kompetensi kepemimpinan mencakup keterampilan dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi terbaik terhadap kinerja, terutama dalam konteks organisasi. Ini berarti dalam memilih, membentuk, dan mengembangkan kepemimpinan yang dapat berkontribusi pada organisasi, manajemen harus melakukannya dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi kepemimpinan yang tepat.

Q : Apa saja tipe kompetensi kepemimpinan?

A : Tipe-tipe kompetensi kepemimpinan mencakup hard skill (keterampilan teknis), soft skills (keterampilan sosial), pengetahuan, cara berpikir, dan juga kemauan untuk berkembang.

Q : Bagimana jika perusahaan kami akan melakukan Program pelatihan kepemimpinan berbasis kompetensi.

Segera hubungi Hotline +62 819-1005-4000!


Beranda » Blog » Training » Program Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Kompetensi (LT-1 series )