Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas

Pelatihan Peningkatan Kapasitas-2

Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas (Capacity Building Training) berfokus pada pengembangan potensi individu dan perkembangan organisasi. Melalui metode Experiential Learning, program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kinerja, kreativitas, serta keterampilan peserta. 


H O T L I N E +62 811-140-996

RESERVASI


Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas yang diselenggarakan bersama HEXs Indonesia merupakan komponen esensial dalam serangkaian inisiatif besar dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia. Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas ini didekati melalui pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential Learning), memiliki tujuan yang bermakna dan strategis, yakni:

  • Pembangunan Keterampilan Unggulan: Program ini dirancang untuk membentuk dan mempertajam beragam keterampilan kunci yang diperlukan dalam berbagai konteks profesional. Melalui pendekatan belajar berbasis pengalaman, peserta diberi peluang untuk mengembangkan keterampilan secara nyata dan praktis, sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing dan berprestasi dengan lebih tangguh di dalam lingkungan kerja yang semakin kompleks.
  • Peningkatan Wawasan Berpengetahuan: Mengingat dinamika yang terus berubah dalam berbagai sektor, pemahaman mendalam terhadap pengetahuan terkini adalah sebuah keharusan. Program ini bertujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan peserta, memberikan wawasan yang komprehensif terhadap perkembangan terbaru dalam bidang masing-masing, dan mendorong adopsi praktik-praktik terbaik yang didukung oleh landasan ilmiah yang kuat.
  • Pemantapan Sikap dan Paradigma: Bagian tak terpisahkan dari pembangunan sumber daya manusia adalah transformasi sikap dan pandangan. Melalui pendekatan Experiential Learning, program ini bertujuan untuk menggali potensi peserta dalam mengembangkan sikap proaktif, etika kerja yang kuat, serta paradigma yang adaptif terhadap perubahan. Hal ini diharapkan akan membentuk individu yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki karakter yang mendukung keberhasilan jangka panjang.
  • Penguatan Kolaborasi dan Kinerja Tim: Keberhasilan dalam lingkungan kerja saat ini semakin bergantung pada kemampuan untuk bekerja secara efektif dalam tim yang beragam. Program ini merangkul konsep kolaborasi dengan merancang pengalaman belajar yang mendorong partisipasi aktif, komunikasi yang efektif, serta kemampuan untuk mengelola dinamika tim secara produktif. Dengan demikian, peserta akan mampu membawa dampak positif yang signifikan pada produktivitas dan kinerja tim kerja mereka.

Tujuan mendasar dari Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas dapat berlandaskan pada nilai-nilai yang mendasari perusahaan, yang bertujuan untuk mengonsolidasikan prinsip-prinsip inti yang melandasi eksistensi organisasi. Selain itu, tujuan ini juga dapat ditarik dari paradigma kompetensi yang berkepentingan dalam meningkatkan efektivitas kinerja individu dalam lingkup profesional. Dimensi kompetensi yang disentuh mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang beriringan dengan parameter standar yang telah dietablish dan kriteria yang telah ditegakkan di dalam konteks tempat kerja yang bersangkutan.

Adoptasi nilai-nilai fundamental organisasi dalam merumuskan tujuan Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas memberikan dimensi etis dan budaya yang mendalam, yang mengarah pada penciptaan harmoni antara visi dan praksis perusahaan. Sejalan dengan itu, pendekatan kompetensi bertumpu pada pemertajaman landasan pengetahuan, pengayaan repertoar keterampilan, dan penanaman sikap yang adaptif, menghasilkan individu yang tidak hanya mampu memenuhi tuntutan kerja kontemporer, tetapi juga mampu membentuk transformasi bermakna dan berkelanjutan dalam karier mereka.

Metode Program

Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas ini terfundamentalkan pada pendekatan Experiential Learning yang memotivasi peserta untuk mengambil pembelajaran dari rangkaian pengalaman atau aktivitas yang dijalani selama masa pelatihan. Melalui proses ini, peserta diajak untuk merenungkan secara mendalam pengalaman yang mereka alami, serta mengaitkan secara konkret antara aktivitas yang dijalani dengan kebutuhan nyata dalam pengembangan diri.

Lebih jauh lagi, esensi pembelajaran tercermin dalam bagaimana peserta menerapkan nilai-nilai yang diperoleh dari proses belajar ke dalam aktivitas-aktivitas berikutnya. Momen akhir dari pelatihan tidak sekadar berfungsi sebagai wadah refleksi, melainkan menjadi panggung bagi perubahan yang terlihat dalam diri individu atau bahkan komunitas di mana mereka berinteraksi.

Seiring dimulainya rangkaian kegiatan, peserta akan diberikan instruksi mengenai tugas atau aktivitas yang akan mereka jalani. Langkah ini diikuti dengan pelaksanaan tugas atau kegiatan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Menjelang akhir kegiatan, pengalaman yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut diolah secara komprehensif melalui diskusi dan berbagi dalam kelompok. Dari proses ini, terbentuklah pola pembelajaran yang mampu diaplikasikan oleh peserta dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka.

Experiential Learning

Pendekatan Experiential Learning yang diaplikasikan dalam Kerangka Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas merupakan paradigma pembelajaran yang menempatkan penekanan utama pada pengembangan pengalaman individu sebagai fondasi pembelajaran. Metode ini menawarkan ruang bagi para peserta untuk meraih pencapaian melalui kebebasan untuk memilih pengalaman yang akan difokuskan, menentukan peningkatan keterampilan yang diinginkan, dan melalui proses tersebut, mengembangkan konsep yang mengemuka dari pengalaman pribadi yang telah dijelajahi.

Experiential Learning, dengan sepak terjangnya yang teruji, kerap kali menjadi pilihan utama sebagai metode pembelajaran yang sangat efektif. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk memfasilitasi peserta didik dalam menangkap semua dimensi penting dalam proses pembelajaran, yakni dimensi kognitif, afektif, dan emosional. Keberhasilan dalam memenuhi dimensi-dimensi esensial dalam proses pembelajaran ini pada akhirnya berkontribusi pada terbentuknya pemahaman yang lebih dalam dan mendalam bagi peserta didik yang melibatkan diri dalam metode ini.

Rangkaian pembelajaran melalui metode Experiential Learning mengikuti empat tahapan penting yang saling berhubungan, yaitu:

  • Tahap Pertama, yaitu Pengalaman Nyata (Concrete Experience), di mana peserta terlibat dalam pengalaman langsung yang memberikan fondasi bagi proses belajar.
  • Tahap Kedua, Observasi Reflektif (Reflective Observation), yang melibatkan refleksi mendalam terhadap pengalaman yang telah dialami, membantu peserta merenung dan menggali pemahaman lebih lanjut.
  • Tahap Ketiga, Konseptualisasi (Abstract Conceptualization), melibatkan penyusunan konsep dan pemahaman berdasarkan refleksi yang dilakukan, mengarah pada pembentukan konsep dan gagasan yang lebih abstrak.
  • Tahap Keempat, Implementasi atau Eksperimen Aktif (Active Experimentation), mendorong peserta untuk menerapkan gagasan dan konsep yang telah dibentuk dalam situasi nyata, memungkinkan eksplorasi lebih lanjut dan pembelajaran melalui tindakan.

Dalam kerangka Experiential Learning, media pembelajaran yang menjadi fokus adalah pengalaman unik yang dialami oleh masing-masing individu. Metode ini memberikan wadah bagi penggalian pengetahuan melalui perjalanan pribadi dan pengalaman individu yang unik, sehingga membentuk landasan yang kuat untuk pengembangan kapasitas dan pemahaman yang lebih mendalam.

Konsep Program

Secara keseluruhan, konsep yang membentuk dasar Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas dapat dianalisis dalam beberapa aspek esensial, yang meliputi:

  • Peserta: Peserta menjadi inti dari proses pembelajaran, dengan peran sentral dalam menggali potensi dan pengembangan diri. Proses ini mencakup self-discovery yang membuka ruang untuk mengenal lebih jauh potensi individu.
  • Lingkungan yang Unik: Lingkungan pembelajaran yang khas memberikan fondasi bagi pengalaman belajar yang mendalam. Interaksi dengan lingkungan yang unik mendorong peserta untuk memeroleh wawasan baru dan pengetahuan yang kontekstual.
  • Tantangan: Tantangan yang dihadapi oleh peserta menjadi pemicu dalam proses pembelajaran. Keberadaan tantangan mengarahkan peserta untuk melibatkan diri secara aktif dalam rangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mengatasi hambatan dan mengembangkan keterampilan.
  • Disonansi: Dalam proses pembelajaran, disonansi tercipta ketika adanya perbedaan antara apa yang dipahami peserta dengan kenyataan yang dihadapi. Disonansi ini mendorong refleksi yang lebih dalam dan pemahaman yang lebih komprehensif.
  • Insight: Insight, atau pemahaman mendalam, muncul sebagai hasil dari proses refleksi dan analisis atas pengalaman dan tantangan yang dihadapi. Pemahaman ini membuka pintu bagi perubahan paradigma dan pandangan yang lebih beragam.
  • Konsep Diri: Pembentukan konsep diri yang lebih jelas dan kuat adalah tujuan akhir dari proses pembelajaran. Peserta mengalami perubahan dalam pandangan dan pengenalan tentang diri mereka, yang pada gilirannya membawa pengaruh positif dalam konteks personal dan profesional.

Ruang lingkup program yang direncanakan mendasarkan diri pada penerapan dinamika pengalaman, yang terdiri dari enam elemen dinamika yang berkontribusi terhadap pencapaian kesuksesan dalam proses pembelajaran melalui pengalaman. Keenam elemen tersebut adalah:

  • Dinamika Motivasi: Motivasi untuk belajar dan tumbuh akan diperkuat dan dibangun melalui berbagai strategi yang meliputi kondisioning, pendampingan (coaching), proses refleksi (debriefing), dan konseling. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga semangat belajar dan pengembangan pribadi yang berkelanjutan.
  • Dinamika Tempat: Kemampuan adaptasi dalam lingkungan yang berbeda dan tak terbiasa akan ditingkatkan melalui pengalaman berkegiatan di luar ruangan, yang menghadirkan kondisi dan situasi yang beragam. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan fleksibilitas dan ketangguhan individu dalam menghadapi variasi lingkungan.
  • Dinamika Kelompok: Kemampuan berinteraksi dan berkolaborasi dalam dinamika kelompok diperkuat melalui dinamika tugas kelompok yang melibatkan rotasi anggota setiap harinya. Pendekatan ini memacu kemampuan individu untuk beradaptasi dengan berbagai dinamika interpersonal dan mengoptimalkan kerja tim.
  • Dinamika Kegiatan: Dinamika tugas yang dihadapi selama pelatihan merangsang tantangan fisik, mental, sensorik, dan kognitif. Tantangan ini dapat berkisar dari aktivitas dengan dampak rendah hingga dampak tinggi, dengan tujuan untuk mengasah ketrampilan dan menghadirkan variasi pengalaman yang bermanfaat.
  • Dinamika Tekanan: Dinamika tekanan muncul melalui penugasan yang menantang, seperti tugas kreatif dan inovatif, batasan waktu yang ketat, penanganan hambatan pribadi (kelemahan), konflik interpersonal, dan atmosfer kompetitif. Tekanan ini merangsang respon adaptif dan mengajarkan cara mengelola situasi yang menuntut.
  • Dinamika Keberhasilan dan Kegagalan: Pencapaian seimbang antara keberhasilan dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas menghasilkan pengalaman yang lebih komprehensif. Pemahaman ini menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan pribadi, karena melibatkan respons terhadap berbagai hasil.

Obyektif Program

Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas merangkum komponen esensial dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia yang memiliki efek yang mencolok dalam upaya menaikkan kualitas baik individu maupun keseluruhan organisasi. Pendekatan pelatihan berpijak pada metode Experiential Learning ini direncanakan dengan tujuan-tujuan berikut:

  • Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi: Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi kerja, dengan melibatkan peserta dalam pengalaman langsung yang memperkuat kemampuan mereka untuk bekerja lebih cerdas dan lebih efisien.
  • Peningkatan Kinerja: Fokus pada peningkatan kinerja individu dan tim, dengan memberikan peluang bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mendalam, serta menerapkan wawasan yang telah diperoleh dalam konteks nyata.
  • Fasilitasi Kreativitas dan Inovasi: Program ini mendorong peserta untuk berani berpikir di luar batas dan menghasilkan ide-ide kreatif serta solusi inovatif, yang dapat berkontribusi pada perkembangan organisasi dan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
  • Pengembangan Keterampilan Berkualitas: Dengan fokus pada pengembangan keterampilan yang berkualitas, program ini bertujuan untuk memperkuat fondasi teknis dan praktis peserta, yang penting untuk menghadapi tuntutan kompleks dalam lingkungan kerja saat ini.
  • Peningkatan Motivasi dan Kepuasan Kerja: Program ini merangsang motivasi internal peserta dan menghasilkan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi melalui pengalaman pembelajaran yang penuh makna dan berhasil.
  • Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Lingkungan: Peserta dilatih untuk menghadapi perubahan yang terus bergerak dalam lingkungan kerja, dengan memberikan keterampilan dan mentalitas adaptif yang diperlukan.
  • Meningkatkan Daya Saing Organisasi: Dengan mengembangkan kapabilitas individu, program ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan daya saing organisasi dalam pasar yang semakin berkompetisi.

Tujuan-tujuan dari Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas ini tidak hanya terbentuk dari fundamental nilai-nilai inti perusahaan yang bertujuan untuk mengokohkan prinsip-prinsip dasar yang menjadi identitas organisasi, tetapi juga berkaitan erat dengan penguasaan kompetensi individu yang bermaksud meningkatkan kemampuan kerja individu itu sendiri. Dimensi kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang harus sejajar dengan standar yang telah ditetapkan dan persyaratan yang berlaku dalam kompleksitas lingkungan kerja yang dihadapi.

Alur Kegiatan

Peserta yang terlibat dalam Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas akan memulai perjalanan dari lokasi perusahaan menggunakan sarana transportasi bus. Perjalanan menuju Highland Camp Learning Center, jika berasal dari Jakarta, memiliki estimasi durasi sekitar dua jam perjalanan. Setibanya di Highland Camp, peserta akan melakukan persiapan pribadi dan menyantap sarapan pagi.

Kemudian, seluruh peserta, bersama dengan manajemen perusahaan dan instruktur, akan menghadiri sesi pembukaan resmi. Sesi pembukaan ini meliputi beberapa agenda penting, yaitu:

  • Sambutan dari Manajemen Perusahaan: Peserta akan diberikan sambutan dan pembukaan oleh perwakilan manajemen perusahaan, menggambarkan pentingnya program dan tujuannya.
  • Doa Bersama: Secara kolektif, peserta akan melibatkan diri dalam doa bersama, menciptakan suasana yang sakral dan memberikan penghargaan atas kesempatan ini.
  • Serah Terima kepada Tim HEXs Indonesia: Sesi ini melibatkan serah terima resmi dari manajemen perusahaan kepada tim HEXs Indonesia, yang akan menjadi fasilitator utama dalam pelaksanaan program.

Pada hari pertama, setelah sesi pembukaan, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan sesi Conditioning Big Group. Sesi ini melibatkan tiga komponen penting:

  • Penjelasan Tujuan dan Metode Pelatihan: Peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang tujuan dan metode pelatihan yang akan mereka jalani.
  • Aturan Selama Pelatihan: Peserta akan diberitahu mengenai aturan dan pedoman yang berlaku selama pelatihan, menciptakan kerangka kerja yang jelas untuk partisipasi mereka.
  • 3 Komitmen Dasar Pelatihan: Peserta akan diarahkan untuk mengerti dan berkomitmen terhadap tiga prinsip dasar yang akan membimbing mereka selama pelatihan.

Pada waktu yang sama, sesi Conditioning Small Group akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai obyektif program, kondisi pelatihan, tugas yang diharapkan dari peserta, serta peran yang diemban oleh peserta dan fasilitator/instruktur.

Obyektif yang ingin dicapai dalam sesi Conditioning adalah:

  • Adaption (AD): Peserta diharapkan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi dan tantangan yang akan dihadapi selama pelatihan.
  • Achievement Orientation (AO): Peserta akan diberi arahan untuk mengembangkan orientasi pencapaian yang kuat dalam meraih tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Setelah itu, program pelatihan akan melanjutkan dengan sesi “Ice Breaking Small Group“. Sesi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman secara psikologis dalam kerja tim, serta memperkenalkan peserta satu sama lain secara lebih mendalam. Tujuan dari sesi ini adalah:

  • Adaptability (AD): Peserta akan diajak untuk menunjukkan kemampuan adaptasi dalam berinteraksi dengan anggota tim lainnya.
  • Interpersonal Understanding (IU): Sesi ini membantu dalam memperdalam pemahaman interpersonal antar peserta, menciptakan dasar komunikasi yang efektif.
  • Customer Service Orientation (CSO): Peserta akan mengembangkan pemahaman tentang orientasi pelayanan kepada pelanggan dan bagaimana menerapkannya dalam konteks pelatihan.

Semua detail mengenai jalannya kegiatan, termasuk urutan dan rincian yang lebih lengkap, dapat diperoleh dengan menghubungi tim programmer HEXs Indonesia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program ini. Informasi lebih lanjut akan membantu peserta mempersiapkan diri dengan baik dan memaksimalkan manfaat dari program pelatihan yang komprehensif ini.

Evaluasi Program

  • Evaluasi Program:
    Evaluasi Program adalah proses yang melibatkan penilaian dari para peserta terhadap efektivitas keseluruhan program pelatihan. Aspek yang dievaluasi mencakup kualitas program, fasilitas pelatihan yang disediakan, dan kemampuan serta kompetensi fasilitator atau instruktur pelatihan. Evaluasi ini memberikan pandangan yang berharga tentang sejauh mana program tersebut memenuhi harapan peserta, serta memberikan umpan balik yang penting untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang.
  • Laporan Dinamika Kelompok:
    Laporan Dinamika Kelompok adalah hasil ringkasan yang dihasilkan peserta setelah berpartisipasi dalam sesi sharing atau diskusi berdasarkan pengalaman mereka selama berkegiatan. Laporan ini mencakup inti dari pembelajaran yang diperoleh peserta, termasuk aspek-aspek penting yang terangkat dalam diskusi, serta dinamika atau proses yang terjadi selama berkegiatan yang terkait dengan pokok-pokok pembelajaran tersebut. Laporan ini mencerminkan refleksi mendalam peserta dan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai interaksi, pembelajaran, dan pencapaian tujuan selama program pelatihan.
  • Personal Action Plan (PAP):
    Personal Action Plan (PAP) adalah rencana tindakan pribadi yang dibuat oleh masing-masing peserta sebagai langkah implementasi dari pembelajaran yang telah diperoleh selama pelatihan. Rencana ini berfungsi sebagai panduan konkret yang menetapkan langkah-langkah yang akan diambil oleh peserta untuk menerapkan konsep dan keterampilan yang dikuasai selama program. PAP mencakup langkah-langkah spesifik, tenggat waktu, serta tujuan yang ingin dicapai oleh peserta dalam mengaplikasikan pembelajaran mereka dalam konteks pekerjaan atau kehidupan pribadi. PAP mendorong aksi nyata dan memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya tinggal dalam ranah teori, tetapi juga diimplementasikan dalam praktik sehari-hari.

Ketiga elemen ini bersama-sama membentuk siklus evaluasi dan penerapan pembelajaran yang holistik dalam Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas. Evaluasi memberikan gambaran tentang efektivitas program, Laporan Dinamika Kelompok memberikan wawasan dalam proses dan hasil pembelajaran, sementara Personal Action Plan mendorong penerapan nyata dari konsep dan keterampilan yang diperoleh peserta.

Investasi

Investasi yang diperlukan dalam pelaksanaan Capacity Building Training sangat bergantung pada beberapa faktor kunci. Faktor-faktor ini mencakup lamanya kegiatan, desain program yang disusun dengan cermat, serta fasilitas pelatihan yang diberikan. silahkan untuk menghubungi tim  kami di Hotline HEXs Indonesia melalui Nomor +62 811-1200-996 terkait estimasi investasi yang relevan dengan kebutuhan Anda.

Secara umum, besaran investasi yang perlu diperhitungkan dalam pelaksanaan Capacity Building Training meliputi berbagai komponen penting, di antaranya adalah:

  • Program Kreatif: Setiap pelatihan dirancang dengan program yang kreatif dan inovatif, didukung oleh perlengkapan aktivitas yang komprehensif. Hal ini membantu memastikan bahwa para peserta dapat mengalami pembelajaran yang mendalam dan interaktif.
  • Tenaga Pengajar Profesional: Tim pelatihan terdiri dari individu-individu ahli di bidangnya, termasuk Course Director, Instruktor yang berpengalaman, Dukungan Teknis yang handal, serta Paramedis yang siap memberikan pertolongan dalam situasi darurat.
  • Peralatan dan Fasilitas Pendukung: Dalam Capacity Building Training, peralatan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan pelatihan juga merupakan bagian integral dari investasi. Ketersediaan peralatan-peralatan ini memastikan bahwa pelatihan berjalan dengan lancar dan efektif.
  • Atribut Visual: Atribut-atribut visual seperti spanduk dan materi promosi lainnya turut menjadi bagian dari investasi dalam membangun citra acara dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.
  • Akomodasi dan Venue: Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, investasi juga mencakup akomodasi yang nyaman serta venue pelatihan yang sesuai dengan skala dan kebutuhan acara.
  • Pelayanan Konsumsi: Dalam rangka menjaga kesehatan dan kenyamanan para peserta, investasi juga mencakup pelayanan konsumsi yang disesuaikan dengan durasi dan jenis pelatihan selama tiga hari berlangsung.
  • Asuransi Kecelakaan: Keamanan para peserta, pengamat, dan kru HEXs Indonesia dijamin melalui asuransi kecelakaan yang mencakup selama acara berlangsung.
  • Laporan Hasil Pelatihan yang Komprehensif: Sebagai bagian dari investasi, laporan hasil pelatihan yang disusun dengan teliti akan diserahkan kepada Anda dalam waktu tujuh hari setelah pelatihan selesai. Laporan ini mencakup evaluasi program, dinamika pembelajaran kelompok, serta rencana tindakan pribadi bagi peserta.

Melalui komitmen kami untuk menyediakan pelatihan Capacity Building yang unggul dan berkelas, HEXs Indonesia siap membantu Anda mencapai tujuan pengembangan sumber daya manusia yang optimal.

Konklusi Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas

Pelatihan Peningkatan Kapasitas

Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas adalah pendekatan yang esensial dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia, secara efektif meningkatkan kualitas individu dan kemampuan organisasi. Dengan fokus pada dinamika motivasi, adaptasi, orientasi pencapaian, serta interaksi interpersonal, program ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan mendalam.

Melalui serangkaian kegiatan, peserta diarahkan untuk menghadapi tantangan dan tekanan yang merangsang adaptabilitas serta peningkatan pemahaman diri. Sesi pembukaan dan laporan dinamika kelompok membentuk dasar kuat dalam memahami nilai-nilai inti perusahaan dan dinamika kerja tim. Personal Action Plan mendorong penerapan pembelajaran ke dalam praktik sehari-hari, menjembatani kesenjangan antara konsep dan tindakan.

Dengan menggabungkan konsep diri yang kuat, adaptasi lingkungan, serta penerapan keterampilan berkualitas, program ini memberikan fondasi yang kokoh bagi peserta untuk merespons perubahan kompleks dalam dunia kerja. Evaluasi program memberikan pandangan menyeluruh tentang efektivitas, sementara laporan dinamika kelompok mengungkapkan pengalaman dan pencapaian. (Edited on 8/10/2023)


Beranda » Blog » Training » Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas