Outbound; Mengenal Outward Bound Dengan Benar

hexs indonesia training

Artikel dengan judul ‘Outbound; Mengenal Outward Bound Dengan Benar‘ disadur((Menyusun ulang teks tanpa mengubah isi utama atau menghilangkan pokok pikiran aslinya merupakan praktik yang umum dilakukan dalam menyusun kembali tulisan. Proses ini sering disebut sebagai adaptasi dalam konteks karya fiksi, sastra, prosa, atau puisi, sedangkan untuk karya non-fiksi, ilmiah, berita, laporan, dan sejenisnya, istilah yang umum digunakan adalah terjemah atau saduran.)) dari tulisan karya Baktiansyah, Yogie (2022)((Sebagai seorang praktisi Experiential Learning yang berpengalaman, Yogie Baktiansyah juga merupakan seorang penggiat petualangan dan pariwisata, serta penulis di situs Bound Experience Indonesia. Dalam bidang pendidikan luar ruang, Yogie telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan kegiatan outbound di Bogor.

Sebagai seorang ahli dalam kegiatan luar ruang dan pariwisata, Yogie memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam mencapai pembelajaran yang efektif. Ia mengakui bahwa pengalaman langsung dalam situasi nyata dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan dan berdampak pada perkembangan individu.

Situs Bound Experience Indonesia, yang didirikan dan dikelola oleh Yogie Baktiansyah, menjadi sumber informasi dan panduan yang berguna bagi individu, kelompok, dan institusi yang tertarik untuk terlibat dalam kegiatan outbound di Indonesia. Situs ini menyajikan berbagai artikel dan tips berharga mengenai kegiatan luar ruang, pengembangan diri, dan pembelajaran berbasis pengalaman.)) dengan judul ‘Outbound; Sejarah, Pengertian, Jenis dan Manfaat Outbound’, yang diterbitkan pada situs BoundEx Indonesia((Bound Experincee Indonesia atau BoundEx Indonesia adalah perusahaan penyelenggara pelatihan dan acara outbound di Indonesia. BoundEx Indonesia menawarkan berbagai program, termasuk outbound rekreasi, outbound edukasi, outbound petualangan, dan program pelatihan dan pengembangan. Mereka juga menyediakan layanan perencanaan acara dan tur.
BoundEx Indonesia berkomitmen untuk menyediakan program-program yang menyenangkan sekaligus edukatif. BoundEx Indonesia menggunakan berbagai metode pembelajaran berbasis pengalaman untuk membantu peserta belajar dan berkembang. Program-program yang dirancang untuk menantang, namun tetap menyenangkan.
BoundEx Indonesia memiliki tim yang berpengalaman dan berkualifikasi yang memiliki kegairahan dalam membantu orang belajar dan berkembang. BoundEx Indonesia berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik kepada klien-kliennya.
Berikut ini adalah beberapa layanan yang ditawarkan oleh BoundEx Indonesia:
– Program pelatihan outbound
– Perencanaan acara
– Layanan tur
– Outbound rekreasi
– Outbound edukasi
– Outbound petualangan, dan
– Program pelatihan dan pengembangan)) tangggal 6 Juli 2022, dan di terbitkan ulang pada situs HEXs Indonesia, tanggal 7 Juli 2023.


H O T L I N E +62 811-140-996

RESERVASI


Outbound, merupakan istilah yang secara erat terkait. merujuk pada kegiatan wisata, edukasi, petualangan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia.  Oleh karena itu, terdapat banyak definisi dan pengertian yang berkaitan dengan outbound.

Di Indonesia sendiri, outbound sering diartikan sebagai aktivitas permainan petualangan, contohnya adalah Flyng Fox((Kegiatan flying fox atau tali penerjun sering dilaksanakan dalam program outbound atau outbound bound. Kegiatan ini melibatkan penggunaan tali dan katrol untuk menggerakkan peserta dari satu titik ke titik lain di atas permukaan tanah atau air. Flying fox umumnya dilakukan di lokasi terbuka seperti hutan, danau, atau lereng gunung.

Dalam flying fox, peserta akan diikat pada tali yang tegang dan kemudian meluncur dengan bantuan gravitasi. Saat meluncur, peserta akan merasakan sensasi terbang dan kecepatan yang menarik. Selain memberikan kesenangan, kegiatan ini juga memiliki manfaat dalam bidang pendidikan dan pengembangan pribadi.)), yang melibatkan kegiatan meluncur di atas ketinggian dengan menggunakan kawat baja atau sling.

Namun, pertanyaannya adalah, apa sebenarnya yang dimaksud dengan outbound? Bagaimana definisi dan pengertian yang tepat? Dan bagaimana sejarahnya hingga dapat diperkenalkan di Indonesia? Selain itu, apa saja jenis atau macam outbound yang ada di Indonesia dan apa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini?

Dalam artikel ini, kami((Kami merujuk kepada Yogie Baktiansyah, adalah Praktisi Experiential Learning, penggiat petualangan dan wisata yang menulis artikel berjudul ‘Sejarah, Pengertian, Jenis dan Manfaat Outbound‘, diterbitkan pada BoundEx Indonesia tanggal 6 Juli 2022)) akan secara ringkas menguraikan hal-hal tersebut berdasarkan pengalaman dan referensi yang kami peroleh.

Namun, penting untuk dicatat bahwa hingga saat ini belum terdapat referensi resmi yang secara tegas mendefinisikan dan menggambarkan outbound di Indonesia, baik dalam hal pengertian maupun sejarah perkembangannya.

Oleh karena itu, tujuan tulisan ini bukanlah untuk memberikan pembenaran atau kritik terhadap para praktisi outbound di Indonesia. Namun hal ini berkaitan dengan keragaman persepsi, sudut pandang, dan pendekatan yang ada saat ini terhadap outbound.

Namun, yang dapat dipastikan adalah bahwa keragaman tersebut telah menjadikan dunia outbound di Indonesia semakin menarik dan beragam.

Untuk memastikan keakuratan dan objektivitas informasi, kami mendorong kita semua sebagai pegiat((Pegiat adalah seseorang yang aktif melakukan tindakan atau bekerja dengan penuh semangat; aktivis. Kata “pegiat” berasal dari kata “giat” yang mengandung arti rajin, bergairah, dan penuh semangat. Istilah “pegiat” umumnya digunakan untuk merujuk pada orang yang terlibat dan berkontribusi dalam suatu bidang atau gerakan tertentu, seperti pegiat seni, pegiat lingkungan, pegiat budaya, dan sebagainya. Penting untuk membedakan “pegiat” dengan “penggiat,” yang merujuk pada orang yang membangkitkan kegiatan, semangat, dan antusiasme dalam suatu hal.)) dan penggiat((Penggiat adalah individu dan sejenisnya yang membangkitkan kegiatan, semangat, dan antusiasme dalam suatu hal. Istilah “penggiat” berasal dari kata “giat” yang mencerminkan sifat rajin, bergairah, dan bersemangat. Biasanya, istilah “penggiat” digunakan untuk menggambarkan orang yang aktif dan berdedikasi dalam bidang atau gerakan tertentu, seperti penggiat seni, penggiat lingkungan, penggiat budaya, dan sebagainya. Perlu diperhatikan perbedaan antara “penggiat” dan “pegiat”, di mana “pegiat” merujuk pada orang yang giat melakukan tindakan, pekerjaan, dan sejenisnya, sebagai seorang aktivis.)) pada di bidang outbound untuk merujuk pada sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai definisi, sejarah, jenis, dan manfaat outbound di Indonesia.

Apa itu Outbound?

Outbound, dalam konteks yang dimaksud, adalah istilah yang memiliki beragam interpretasi di Indonesia. Terdapat banyak definisi dan pengertian yang berlaku saat ini untuk istilah outbound. Namun, mengapa terdapat keragaman interpretasi ini? Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

  • Pertama, pada tahun 1990, Outward Bound®((Outward Bound® merupakan program pendidikan petualangan yang menitikberatkan pada pengembangan diri dan penguatan keterampilan personal melalui kegiatan di alam terbuka. Program ini pertama kali didirikan pada tahun 1941 oleh Kurt Hahn, seorang pendidik ternama dari Jerman. Sejak itu, Outward Bound telah menjadi program yang terkenal dan diakui di berbagai belahan dunia.)) Indonesia didirikan, dan ini menjadi salah satu tonggak sejarah masuknya outbound ke Indonesia.
  • Kedua, pada tahun yang sama, istilah Outbound Manajemen Training((Outbound Manajemen Training adalah metode pelatihan yang melibatkan kegiatan di alam terbuka dan difokuskan pada pengembangan kemampuan manajerial dan kepemimpinan. Program ini dirancang untuk memperkuat keterampilan individu dalam mengelola tim, mengambil keputusan, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan masalah.)) mulai diperkenalkan dan digunakan.
  • Ketiga, perkembangan industri outbound((Industri outbound telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menyediakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, memperkuat kerja sama, dan mendorong pengembangan pribadi melalui aktivitas di alam terbuka. Kegiatan yang termasuk dalam industri outbound meliputi permainan tim, petualangan, tantangan fisik, dan berbagai kegiatan berbasis alam lainnya.)) semakin pesat ketika terlibat secara langsung dengan bisnis perjalanan.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat banyak hal lain yang berkontribusi pada keragaman persepsi tentang outbound di Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa istilah outbound hanya digunakan di Indonesia, sedangkan di luar negeri istilah yang lebih umum dikenal adalah “Outdoor Education“((Pendidikan di Alam Terbuka atau Outdoor Education merupakan pendekatan pendidikan yang melibatkan kegiatan di alam terbuka untuk meningkatkan pembelajaran dan pengembangan diri peserta. Pendekatan ini sering diterapkan dalam konteks pendidikan formal maupun nonformal, termasuk program sekolah, universitas, dan organisasi pendidikan lainnya. Melalui pengalaman di alam terbuka, peserta dapat mengembangkan keterampilan personal, sosial, dan lingkungan yang sangat berarti.)). Ada berbagai versi yang menjelaskan mengapa istilah outbound lebih populer di Indonesia.

Outdoor Education sendiri merujuk pada pendidikan di luar ruangan atau proses pembelajaran yang terorganisir yang berlangsung di alam terbuka. Dengan demikian, konsep utama dalam kegiatan outbound pada awalnya adalah pembelajaran.

Perjalanan Outbound

Outbound – Pembahasan mengenai sejarah outbound tidak bisa dilepaskan dari sejarah pendidikan luar ruang yang telah dilakukan sejak zaman Yunani kuno((Zaman Yunani Kuno merujuk pada periode sejarah di Yunani yang dimulai dari zaman Yunani Arkais (abad ke-8 hingga abad ke-6 SM) hingga berakhirnya Zaman Kuno. Peradaban Yunani mencapai puncak kejayaannya pada zaman Yunani Klasik (abad ke-5 hingga abad ke-4 SM). Pada zaman Yunani Klasik, bangsa Yunani di bawah kepemimpinan negara-kota Athena berhasil mengalahkan invasi Kekaisaran Persia.)). Namun, dalam konteks pendidikan formal, pendekatan ini mulai diterapkan sejak berdirinya Round Hill School pada tahun 1823 di Northampton, Massachusetts, Amerika Serikat.

Berikut ini adalah rangkaian waktu sejarah pendidikan luar ruang di dunia yang menjadi dasar dari perjalanan sejarah outbound di Indonesia. Perlu dicatat bahwa rangkaian waktu ini tidak mencakup secara lengkap, tetapi hanya memberikan gambaran umum.

  • 1823: Pendirian Round Hill School((Round Hill School adalah sebuah sekolah eksperimental yang didirikan di Northampton, Massachusetts pada tahun 1823. Sekolah ini didirikan oleh George Bancroft dan Joseph Cogswell. Meskipun tidak berhasil secara finansial dan akhirnya ditutup pada tahun 1834, sekolah ini menjadi langkah awal dalam upaya meningkatkan pendidikan menengah di Amerika Serikat bagi putra-putra elit New England.)).
  • 1850: Frederick Gunn mendirikan Gunnery Camp((Frederick William Gunn adalah seorang pendidik, abolisionis, dan pecinta alam Amerika yang mendirikan The Frederick Gunn School (sebelumnya dikenal sebagai The Gunnery), sebuah sekolah independen di kota kecil Washington, Connecticut pada tahun 1850. Sekolah ini merupakan sekolah independen pertama di Amerika Serikat yang memiliki program kamp musim panas.)).
  • 1872: Pendirian Taman Nasional Yellowstone yang pertama((Taman Nasional Yellowstone merupakan taman nasional pertama di dunia yang terletak di Amerika Serikat. Taman ini didirikan oleh Kongres AS dan kemudian ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Ulysses S. Grant pada tanggal 1 Maret 1872. Yellowstone terkenal dengan kekayaan margasatwa dan keberagaman fenomena geotermalnya.)).
  • 1876: Pendirian Appalachian Mountain Club((Appalachian Mountain Club (AMC) adalah sebuah organisasi lingkungan yang didirikan pada tahun 1876 dengan tujuan mempromosikan perlindungan dan penggunaan berkelanjutan dari Pegunungan Appalachia. Organisasi ini didirikan oleh Edward Pickering dan sekelompok teman-temannya yang terinspirasi oleh keindahan Pegunungan Appalachia dan keinginan mereka untuk mempertahankan keaslian alam tersebut.)).
  • 1892: Pendirian Sierra Club oleh John Muir.((John Muir adalah seorang naturalis dan konservasionis Amerika yang sangat terkenal dan berpengaruh. Ia adalah pendiri Sierra Club pada tahun 1892, bersama dengan sejumlah profesor dari Universitas California di Berkeley dan Universitas Stanford. Sierra Club didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan perlindungan alam dan lingkungan. John Muir menjabat sebagai presiden pertama Sierra Club hingga meninggalnya pada tahun 1914.))
  • 1907: Baden Powel mengadakan perkemahan kepanduan pertama.((Pada tahun 1907, seorang perwira militer Inggris yang bernama Baden Powell mengadakan acara perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brownsea, Inggris. Acara tersebut merupakan langkah lanjutan dalam pertahanan Kota Mafeking, Afrika Selatan dari serangan tentara Boer. Perkemahan ini diikuti oleh 20 pemuda dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Perkemahan tersebut kemudian menjadi awal terbentuknya Gerakan Kepanduan Dunia.))
  • 1920: Kurt Hahn mendirikan School of Salem Castle.((Kurt Hahn adalah seorang pendidik dan reformator sosial asal Jerman yang mendirikan School of Salem Castle pada tahun 1920. Sekolah ini didirikan sebagai respons terhadap keprihatinan Hahn terhadap kondisi fisik dan mental pemuda Jerman setelah Perang Dunia I. Pendekatan pendidikan di sekolah ini difokuskan pada pembentukan karakter dan kepemimpinan. Selain itu, sekolah ini juga menekankan kegiatan fisik seperti olahraga dan petualangan di alam terbuka.))
  • 1934: Kurt Hahn mendirikan Gordonstoun School.((Gordonstoun School didirikan pada tahun 1934 oleh Kurt Hahn, seorang pendidik dan reformator sosial asal Jerman yang juga mendirikan School of Salem Castle. Hahn mendirikan sekolah ini di Skotlandia setelah mengalami pengasingan dari Jerman akibat keberatannya terhadap rezim Nazi. Gordonstoun School didirikan berdasarkan empat prinsip yaitu internasionalisme, tantangan, tanggung jawab, dan pelayanan. Sekolah ini terkenal karena pendekatan pendidikannya yang unik dalam pembentukan karakter dan kepemimpinan. Gordonstoun School telah memberikan pendidikan kepada tiga generasi keluarga kerajaan Inggris.))
  • 1938: John Dewey menerbitkan buku “Experience & Education“.((John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik Amerika yang diakui sebagai salah satu tokoh terbesar dalam bidang pendidikan pada abad ke-20. Pada tahun 1938, ia menerbitkan buku berjudul “Experience & Education” yang memberikan analisis pendidikan yang singkat namun kuat. Buku tersebut membahas berbagai aspek yang terkait dengan pendidikan dan pengalaman, termasuk kritik terhadap pendidikan tradisional dan pendidikan progresif, pentingnya teori pengalaman, kriteria pengalaman, kontrol sosial, hakikat kebebasan, makna tujuan pendidikan, pengaturan mata pelajaran yang progresif, dan pengalaman sebagai sarana dan tujuan dalam pendidikan.))
  • 1940: LB Sharp ((LB Sharp adalah seorang pendiri perkemahan dan pendidik Amerika. Pada tahun 1901, ia mendirikan Round Hill School, dan pada tahun 1916, ia mendirikan Frederick Gunn Gunnery Camp. Namun, sayangnya, saya tidak dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang LB Sharp.))mendirikan National Camp sebagai pelatihan kepemimpinan untuk guru.
  • 1941: Pendirian Outward Bound oleh Kurt Hahn((Outward Bound adalah sebuah konsep pendidikan inovatif yang dikembangkan oleh Kurt Hahn, seorang pendidik asal Jerman yang lahir di Berlin pada tanggal 5 Juni 1886. Ide ini telah bertahan dan berkembang selama lebih dari enam puluh tahun. Outward Bound pertama kali dimulai pada tahun 1941 dengan nama yang sama, Outward Bound, oleh Kurt Hahn.)).
  • 1962: Pendirian Colorado Outward Bound School((Colorado Outward Bound School (COBS) adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1962 dan berpusat di Denver, Colorado. COBS menyelenggarakan program petualangan luar ruangan yang menantang bagi individu dari berbagai usia dan latar belakang. Setiap kursus Outward Bound dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang berarti dengan mendorong peserta untuk keluar dari zona nyaman mereka dengan aman dan penuh percaya diri, sambil menjelajahi daerah alam liar yang spektakuler.)).
  • 1965: Paul Petzoldt mendirikan National Outdoor Leadership School((Paul Petzoldt adalah seorang pendaki gunung dan pendidik alam liar Amerika yang terkenal karena mendirikan National Outdoor Leadership School (NOLS) pada tahun 1965. NOLS adalah sebuah organisasi nirlaba yang menyelenggarakan program pelatihan kepemimpinan di alam terbuka dan pendidikan lingkungan hidup. Pendirian NOLS dilakukan oleh Petzoldt dengan dukungan tiga penduduk Lander yang kaya (Ed Breece, seorang legislator dan ipar Petzoldt; Jack Nicholas, seorang legislator; dan William Erickson, seorang dokter).))).
  • 1971: Project Adventure memulai operasinya. ((Project Adventure adalah sebuah organisasi nirlaba internasional yang didirikan pada tahun 1971 sebagai program pendidikan jasmani inovatif untuk siswa kelas sembilan, dengan prinsip-prinsip yang terinspirasi dari Outward Bound. Project Adventure menyelenggarakan program pelatihan kepemimpinan dan pengembangan tim yang menantang bagi individu dari berbagai usia dan latar belakang. Program-program ini dirancang untuk membantu peserta mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi, dan pemecahan masalah melalui pengalaman yang menantang dan menyenangkan.))
  • 1974: Pendirian Asociation Experiential Education.((Association for Experiential Education (AEE) adalah sebuah organisasi nirlaba profesional yang berdedikasi untuk pendidikan eksperimental dan melayani siswa, pendidik, dan praktisi yang menerapkan filosofi tersebut. AEE didirikan pada tahun 1972 dan berkantor pusat di Boulder, Colorado. AEE menyediakan sumber daya dan dukungan untuk pendidik dan praktisi pendidikan eksperimental melalui program pelatihan, konferensi, publikasi, dan jaringan profesional.))
  • 1983: David Kolb menerbitkan buku “Experiential Learning: Experience as A Source of Learning“.((David A. Kolb menerbitkan buku “Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development” pada tahun 1984. Buku ini menyajikan pernyataan sistematis dan terkini tentang teori pembelajaran eksperimental serta aplikasi modernnya dalam pendidikan, pekerjaan, dan pengembangan orang dewasa. Kolb mengembangkan model pembelajaran yang terdiri dari empat tahap: pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi, dan pengujian dalam tindakan. Model ini dikenal sebagai model pembelajaran Kolb.))
  • 1984: AEE menerbitkan buku “Common Practices in Adventure Programming“.((Common Practices in Adventure Programming adalah sebuah buku yang diterbitkan oleh Association for Experiential Education (AEE) pada tahun 1984. Buku ini berisi praktik-praktik umum dan informasi terkait pendidikan petualangan di alam terbuka. Tujuan dari buku ini adalah untuk meningkatkan tingkat keselamatan, kesadaran lingkungan, dan kualitas dalam pendidikan petualangan di alam terbuka. Selain itu, buku ini juga bertujuan untuk mendorong pengembangan pemimpin petualangan yang terampil dan berpengetahuan melalui pengumpulan dan penyebaran praktik-praktik umum dan informasi.))
  • 1988: Schole, Prouty, & Radcliff menerbitkan buku “Islands of Healing“.((Buku “Islands of Healing: Panduan untuk Konseling Berbasis Petualangan” diterbitkan oleh Project Adventure pada tahun 1988. Buku ini ditulis oleh Jim Schoel, Dick Prouty, dan Paul Radcliffe. Buku ini berisi panduan tentang konseling yang menggunakan pendekatan petualangan, termasuk topik seperti pengembangan kepemimpinan, pengembangan kelompok, dan pengembangan diri.))
  • 1990: Berdirinya Outward Bound® Indonesia di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.((Outward Bound Indonesia adalah sebuah lembaga pendidikan informal yang didirikan pada tahun 1990 oleh Djoko Kusumowidagdo. Lembaga ini bertujuan untuk membantu pengembangan organisasi dalam mencapai standar global melalui solusi Human Capital yang komprehensif dan terintegrasi. Outward Bound Indonesia merupakan pelopor dalam pembelajaran di alam terbuka di Indonesia dan menjadi anggota dari Outward Bound International. Lembaga ini membantu mengembangkan karakter siswa melalui pendidikan di alam terbuka.))

Tentunya, kita tidak akan membahas secara detail mengenai setiap peristiwa dalam rangkaian waktu di atas namun Anda dapat sedikit melihat ulasan nya pada referensi. dan hal ini memberikan pemahaman yang lebih kuat mengenai sejarah outbound seperti yang dijelaskan dalam tulisan ini.

Cikal Bakal Outbound

Outbound – Sejarah Outbound tidak dapat dipisahkan dari peran penting seorang tokoh pendidikan dari Jerman. Tokoh ini diakui sebagai pelopor dan pencetus kegiatan pelatihan dan pendidikan di luar ruang yang lebih dikenal dengan sebutan outbound di Indonesia.

Kurt Matthias Robert Martin Hahn,((Kurt Matthias Robert Martin Hahn adalah seorang pendidik asal Jerman yang lahir pada tanggal 5 Juni 1886 di Berlin dan meninggal pada tanggal 14 Desember 1974 di Hermannsberg. Ia merupakan salah satu pendiri organisasi Outward Bound. Selain itu, ia juga mendirikan Stiftung Louisenlund, Schule Schloss Salem, Gordonstoun, dan Duke of Edinburgh’s Award.)) yang lebih dikenal sebagai Kurt Hahn, adalah seorang pendidik Jerman. Ia lahir di Berlin, Jerman, pada tanggal 5 Juni 1886 dan meninggal di Hermannsberg-Salem, Jerman, pada tanggal 14 Desember 1974. Kurt Hahn adalah seorang pendidik dan intelektual Jerman yang mendirikan organisasi pendidikan seperti Salem School, Gordonstoun School, dan Outward Bound School.

Perjalanan Kurt Hahn dalam mengembangkan pendidikan di luar ruang dimulai ketika ia masih bersekolah di tingkat sekolah menengah atas. Ia sering berdiskusi dengan rekan-rekannya mengenai pola pendidikan yang lebih efektif. Kurt Hahn sangat tertarik dengan teori-teori Plato((Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani yang lahir sekitar tahun 427 SM di Athena dan meninggal sekitar tahun 347 SM. Ia mendirikan Akademi di Athena, sebuah sekolah filsafat di mana ia mengajar doktrin filsafat yang kemudian dikenal sebagai Platonisme. Plato adalah murid dari Socrates dan guru dari Aristoteles. Salah satu karya paling terkenalnya adalah “The Republic” atau “Negara” yang membahas tentang teori negara ideal.)) dan Sir Baden Powell((Sir Baden Powell adalah seorang komandan militer Inggris yang terkenal sebagai Bapak Pramuka Dunia. Beliau lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London dan meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya. Baden Powell mendirikan gerakan kepanduan pada tahun 1908 yang kemudian dikenal sebagai Boy Scout atau Pramuka. Selain itu, beliau juga menjadi salah satu pendiri dari Girl Guides pada tahun 1910.)), yang dikenal sebagai Bapak Kepanduan di dunia dan lebih dikenal sebagai Pramuka di Indonesia.

Sir Robert Baden Powell

Outbound –  Sir Robert Baden Powell ternyata menggunakan metode pendidikan yang di luar kebiasaan ketika mendidik anak-anak siswanya untuk belajar. Selanjutnya, Sir Robert Baden Powell mengadakan perkemahan kepanduan pertama yang diikuti oleh dua puluh anak remaja Inggris di Pulau Brownsea.((Robert Baden-Powell kemudian mengadakan sebuah kamp percobaan di Pulau Brownsea, di luar Poole, Dorset, pada tahun 1907 yang diikuti oleh 22 anak laki-laki dari berbagai latar belakang. Gerakan Pramuka kemudian secara tidak sengaja terbentuk di seluruh Inggris dan kemudian menyebar ke tingkat internasional seiring dengan Boys’ Brigade.))

Dalam perkemahan tersebut, ia membagikan pengalaman pribadinya saat bertugas dalam angkatan darat Inggris di India dan Afrika, di mana ia terlibat dalam pertempuran dengan suku-suku yang ganas dan kejam.

Pengalaman itu kemudian diajarkan oleh Sir Robert Baden Powell kepada dua puluh anak Inggris tersebut. Tujuan utamanya adalah membentuk karakter pemuda agar menjadi individu yang kuat, tangguh, berpengetahuan luas, berjiwa ksatria, mampu bertahan hidup, dan mencintai tanah airnya.

Metode yang digunakan olehnya adalah metode petualangan di alam bebas, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan Wild Game (Scouting for Boys 1908, Baden Powell).((Scouting for Boys adalah buku yang ditulis oleh Robert Baden-Powell pada tahun 1908. Buku ini merupakan hasil dari pengalaman Baden-Powell sebagai seorang tentara dan pengamat alam. Isinya mencakup cara hidup di alam terbuka dan keterampilan bertahan hidup yang diperlukan untuk menjadi seorang prajurit. Selain itu, buku ini juga membahas tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin dan membentuk kelompok yang efektif. Buku ini kemudian menjadi dasar bagi gerakan Pramuka di seluruh dunia.

Pada sekitar tahun 1907, Baden-Powell menulis sebuah buku kecil berjudul Aids to Scouting. Buku tersebut berisi teknik-teknik pengintaian dan pengamatan alam yang digunakan oleh tentara. Buku ini menjadi populer di kalangan anak-anak di Inggris. Pada tahun 1908, Baden-Powell mengubah dan memperluas isi buku tersebut menjadi Scouting for Boys. Buku ini mencakup teknik-teknik pengintaian dan pengamatan alam yang digunakan oleh tentara, serta keterampilan bertahan hidup di alam terbuka.

Pada tanggal 24 Januari 1908, gerakan Pramuka dimulai di Inggris dengan diterbitkannya bagian pertama dari Scouting for Boys. Gerakan Pramuka kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu organisasi pemuda terbesar di dunia.))

Salem School

Outbound – Selanjutnya, kembali kepada Kurt Hahn, ia memiliki ketertarikan yang kuat terhadap pola pendidikan yang diilhami oleh Plato dan Sir Baden Powell. Pada tahun 1920, ia mendirikan Salem School((Salem School dapat merujuk pada beberapa sekolah di seluruh dunia. Salah satunya adalah Schule Schloss Salem yang merupakan sekolah asrama dengan kampus di Salem dan Überlingen di Baden-Württemberg, Jerman. Sekolah ini menawarkan Abitur Jerman dan International Baccalaureate (IB).

Schule Schloss Salem didirikan pada tahun 1920 oleh Kurt Hahn dan merupakan salah satu sekolah asrama yang paling terkenal di dunia berkat pendekatan pendidikan holistiknya. Sekolah ini terkenal karena menghasilkan lulusan yang siap mengambil tanggung jawab untuk diri mereka sendiri dan orang lain sebagai individu yang terdidik secara holistik.)), sekolah pertamanya di Salem, Jerman, dengan dukungan dari Pangeran Maximilian((Pangeran Maximilian dari Baden (bahasa Jerman: Maximilian von Baden; 10 Juli 1867 – 6 November 1929) adalah sepupu dan pewaris Adipati Agung Friedrich II dari Baden, dan menjadi pengganti Friedrich sebagai kepala Wangsa Kadipaten Agung pada tahun 1928. Ia menikah dengan Marie Louise dari Hannover dan Cumberland, puteri tertua Ernst August, Putra Mahkota Hannover.)). Pendekatan pembelajaran di sekolah ini didasarkan pada Experiential Learning((Pembelajaran Berbasis Pengalaman adalah proses pembelajaran melalui pengalaman yang lebih sempit didefinisikan sebagai “belajar melalui refleksi atas tindakan”. Pembelajaran ini melibatkan siswa dalam pengalaman langsung, namun tidak selalu membutuhkan siswa untuk merenungkan produk akhir dari pengalaman tersebut.

Proses pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja, pembelajaran, dan pengembangan. Terdapat dua tujuan dalam pembelajaran berbasis pengalaman. Pertama, adalah mempelajari konten spesifik dari subjek tertentu. Kedua, adalah mempelajari tentang proses belajar itu sendiri. – David A. Kolb)), yang mengutamakan pembelajaran melalui pengalaman, serta menerapkan pola pembelajaran yang menantang dan akademis, dengan tujuan pengembangan karakter siswa.

Namun, di bawah rezim Nazi((Rezim Nazi adalah istilah yang merujuk pada periode di Jerman antara tahun 1933 dan 1945, di mana Adolf Hitler dan Partai Nazi yang dipimpinnya menguasai negara dengan sistem kediktatoran. Selama rezim Nazi berkuasa dari tahun 1933 hingga 1945, Adolf Hitler secara aktif menyebarkan kebencian, memupuk prasangka, dan menunjukkan intoleransi terhadap orang Yahudi. Dampaknya sangat tragis, dengan kematian enam juta pria, wanita, dan anak Yahudi. Rezim Nazi akhirnya runtuh setelah Sekutu berhasil mengalahkan Jerman pada bulan Mei 1945, yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.)), yang mengidentifikasinya sebagai keturunan Yahudi((Kurt Hahn adalah seorang pendidik dan reformator sosial Jerman yang terkenal sebagai pendiri sekolah Salem dan Outward Bound. Namun, tidak ada informasi yang menyatakan bahwa Kurt Hahn memiliki keturunan Yahudi.)), Kurt Hahn dipaksa meninggalkan Jerman dan akhirnya pergi ke Skotlandia. Pada tahun 1934, ia mendirikan Gordonstoun School, sekolah kedua yang mengadopsi pola pendidikan yang sama dengan Salem School di Moray, Skotlandia. Misi sekolah yang didirikan oleh Kurt Hahn ini adalah membangun karakter melalui pendidikan yang holistik.

Pendekatan pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah Kurt Hahn, baik Salem School maupun Gordonstoun School, melibatkan kombinasi pembelajaran akademis, kegiatan di luar ruangan, dan tantangan fisik. Dalam konteks pendidikan luar ruang, konsep ini kemudian berkembang menjadi apa yang dikenal sebagai outbound atau outward bound, yang memiliki fokus pada pengembangan kepemimpinan, kerjasama, kemandirian, dan keberanian melalui pengalaman-pengalaman di alam bebas.

Kurt Hahn, sebagai seorang pendidik dan cendekiawan, telah memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan pendidikan luar ruang dan konsep outbound. Pendekatan ini telah menarik minat banyak orang dan memperkaya dunia pendidikan serta pengembangan sumber daya manusia.

Outward Bound®

Outbound – Ketika Jerman menginvasi Eropa, banyak kapal di Laut Atlantik Utara yang tenggelam akibat serangan kapal selam Jerman, termasuk kapal sipil dan kapal perdagangan. Banyak pelaut yang kehilangan nyawa atau terluka dan kesulitan bertahan hidup dalam situasi yang terdesak karena kurangnya pengetahuan tentang survival((Survival adalah kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sulit atau bahkan mengancam nyawa. Konsep ini dapat diterapkan pada manusia dan makhluk hidup lainnya, objek fisik, dan bahkan hal-hal abstrak seperti keyakinan atau ide.)).

Sir Lawrence Holt((Sir Lawrence Holt adalah seorang pengusaha yang memiliki minat dalam bidang pengiriman. Bersama dengan Kurt Hahn, ia menjadi salah satu pendiri organisasi Outward Bound.)), seorang saudagar dan pemilik Blue Funnel Line Shipping Company((Blue Funnel Line Shipping Company adalah perusahaan pengiriman Inggris yang didirikan pada tahun 1866 dan mengoperasikan kapal dagang selama 122 tahun. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pengiriman dan operasi kapal terbesar di Inggris dan memiliki peran penting dalam perdagangan luar negeri negara tersebut serta dalam Perang Dunia I dan II.)), merasa penting untuk melatih para pelautnya agar dapat bertahan hidup dalam kondisi peperangan tersebut. Inilah yang membawanya bertemu dengan Kurt Hahn dan bersama-sama mereka menciptakan simulasi pelatihan yang sangat realistis.

Selama 28 hari, para pelaut muda dan tua dilatih di tengah laut dengan kapal mereka sengaja dihancurkan. Dalam kondisi yang penuh tantangan tersebut, mereka harus mengeluarkan segala potensi dan pengetahuan mereka untuk bertahan hidup.

Yang menarik adalah setelah kegiatan pelatihan selama 28 hari ini, setiap peserta berbagi pengalaman mereka. Pada saat itulah muncul slogan pertama “Outward Bound” yang menggambarkan kondisi pelayaran yang dimulai saat kapal meninggalkan pelabuhan.

Hasil yang efektif dari pelatihan ini mendorong Kurt Hahn dan Sir Lawrence Holt untuk membentuk organisasi atau lembaga pelatihan yang kemudian diberi nama Outward Bound® pada tahun 1941. Pusatnya berada di Aberdyfi – Baca Abordovey, Wales, Inggris Raya.

Dengan dukungan keuangan dari Blue Funnel Line((Blue Funnel Line adalah perusahaan pengiriman Inggris yang didirikan pada tahun 1866 dan beroperasi dalam industri kapal dagang selama 122 tahun. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pengiriman dan operasi kapal terbesar di Inggris dan memainkan peran penting dalam perdagangan luar negeri negara tersebut serta dalam Perang Dunia I dan II.)), sekolah ini menjadi cikal bakal bagi pendekatan pendidikan luar ruang di seluruh dunia. Di Indonesia, pendekatan serupa dikenal dengan istilah Outbound. (Sumber: Biografi Kurt Hahn dan Outward Bound)((Biografi Kurt Hahn dapat ditemukan di beberapa situs web seperti Voyageur Outward Bound School.))

Outward Bound® Internasional

Outbound – Nama “Outward Bound” sendiri berasal dari istilah bahari yang mengacu pada kapal-kapal yang meninggalkan pelabuhan untuk berlayar ke laut lepas. Namun, ada juga versi yang menyatakan bahwa “Outward Bound” adalah jargon yang digunakan oleh para siswa setelah menyelesaikan pelatihan selama 28 hari. Mereka melempar topi dan mengangkat sekoci sambil bersorak “Outward Bound” sebagai tanda kegembiraan dan kebanggaan karena berhasil menyelesaikan pelatihan tersebut.

Sekolah Outward Bound® berkembang dari kontribusi Kurt Hahn dalam mengembangkan metode di Salem School dan Gordonstoun School sebelumnya. Dari awal, misi pendirian sekolah ini adalah untuk meningkatkan peluang hidup para pelaut muda yang berlayar di lautan lepas.

Seiring dengan berjalannya waktu, misi pelayanan masyarakat menjadi bagian integral dari program-program pelatihan Outward Bound. Terutama dalam bidang penyelamatan gunung dan kelautan. Filosofi sekolah berkembang dari pelatihan karakter menjadi pengembangan pribadi dan penemuan identitas diri.

Pada tahun 1962, Josh Miner((Josh Miner adalah seorang mantan mahasiswa Universitas Princeton yang merupakan salah satu pendiri Outward Bound dan memainkan peran penting dalam membawa filsafat Kurt Hahn ke Amerika Serikat serta mendirikan sekolah Outward Bound pertama di negara tersebut.)), seorang Amerika yang bekerja di Gordonstoun School, mendirikan Outward Bound® School Colorado. Sekolah ini mengadopsi metode yang sama dari Kurt Hahn, yaitu pendekatan pendidikan luar ruang dan pembelajaran berbasis pengalaman.

Sebelumnya, di negara-negara Persemakmuran Inggris((Persemakmuran Inggris adalah suatu negara yang terbentuk dari gabungan antara Inggris, Irlandia, dan Skotlandia (setelah Perang Saudara Inggris) di bawah pemerintahan Rafaelloring dan Richard Cromwell. Pada saat itu, Britania Raya menjadi negara republik selama sesaat, menjadi negara republik pertama yang menggunakan bahasa Inggris. Namun, tidak lama kemudian, Britania Raya kembali berubah menjadi monarki. Selain itu, Persemakmuran Inggris juga merupakan sebuah persatuan sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang didirikan atau pernah dijajah oleh Britania Raya.)), berbagai sekolah Outward Bound® telah didirikan. Contohnya adalah Outward Bound® Lumut Malaysia (1954), Outward Bound® Australia (1956), Outward Bound® Selandia Baru (1962), Outward Bound® Singapura (1967), Outward Bound® Hongkong (1970), dan sekitar 35 negara lainnya saat ini memiliki sekolah Outward Bound®. (Sumber: Outward Bound)

Lalu pertanyaannya, mengapa di Indonesia dikenal dengan istilah “Outbound” atau “Outbond”? Dan apa hubungannya dengan sejarah di atas?

Mari kita bahas lebih lanjut.

Outbound di Indonesia

Outbound – Pada tahun 1990, Outward Bound® Indonesia didirikan dengan lisensi dan supervisi dari Outward Bound® Singapura dan Australia. Inisiatif ini diprakarsai oleh Djoko Kusumawidagdo((Djoko Kusumowidagdo adalah seorang alumni Universitas Portland State yang sukses membangun Outward Bound Indonesia (OBI) dan dianggap sebagai tokoh penting dalam pendidikan karakter di Indonesia. Djoko Kusumowidagdo juga dikenal sebagai seorang pengusaha dan filantropis yang aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan)), seorang tokoh pendidikan dan pengusaha, yang memperoleh lisensi khusus dari organisasi Outward Bound® Internasional. Base camp Outward Bound® Indonesia terletak di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia, dan hingga saat ini terus beroperasi.

Outward Bound® Indonesia atau OBI mendapat sambutan yang sangat positif dan merespon baik di Indonesia. Baik pengguna maupun pelaku usaha mulai memperhatikan pendekatan pendidikan luar ruang yang diterapkan oleh OBI sebagai potensi bisnis atau peluang usaha baru di Indonesia. Hal ini mengakibatkan munculnya banyak lembaga serupa yang mengikuti tren bisnis pendidikan luar ruang dan petualangan.

Sejak berdirinya, Outward Bound® Indonesia telah memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Melalui program-program pelatihan yang berfokus pada pengembangan karakter, kepemimpinan, kerjasama tim, dan ketahanan diri, OBI telah membantu peserta menghadapi tantangan dan mengembangkan potensi mereka. Dalam konteks profesional dan bisnis, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan Outward Bound® menjadi nilai tambah bagi individu dalam menghadapi lingkungan kerja yang kompleks dan dinamis.

Outward Bound® Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan relevan bagi peserta. Melalui penggunaan metode pendidikan luar ruang yang efektif, OBI memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan keterampilan interpersonal, kepemimpinan, problem solving, dan resiliensi. Dengan demikian, Outward Bound® Indonesia terus berperan sebagai pionir dan pemimpin dalam pendidikan luar ruang di Indonesia, menciptakan dampak positif yang signifikan bagi peserta dan masyarakat secara keseluruhan.

Frase Outbound

Outbound – Terdapat kisah menarik yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan otentik dan tidak ada bukti yang sahih terkait perubahan kata “Outward Bound” menjadi “Outbound”. Di sekitar base camp OBI Jatiluhur, terdapat masyarakat lokal yang cenderung menyederhanakan kata atau pengucapan.

Ketika banyak pengunjung datang ke base camp OBI dan bertanya tentang “Outward Bound”, masyarakat setempat memotong dan menyederhanakan kata tersebut menjadi “Outbound”, dan inilah yang menjadi sebab penyebaran kata “Outbound”.

Selain itu, pada tahun yang sama ketika OBI didirikan, muncul istilah “Outbound Management Training”((Outbound Management Training (OMT) adalah suatu program pelatihan manajemen di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip “experiental learning” (belajar melalui pengalaman langsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, dialog dan petualangan sebagai media penyampaian materi)) yang dengan sengaja menghilangkan kata “ward” dalam “Outward Bound” dan memberikan arti harfiah dari kata “Outbound” sebagai “Keluar dari Batasan”.

Mengapa kata “ward” dihilangkan? Hal ini dikarenakan “Outward Bound” memiliki hak cipta, paten, dan terdaftar secara hukum internasional, ditandai dengan tanda ® pada logo di seluruh dunia. Oleh karena itu, inilah dasar pembentukan istilah “Outbound Management Training”.

Selanjutnya, dalam satu dekade awal antara tahun 1990 hingga 2000, bisnis kegiatan luar ruang yang dikenal dengan istilah “Outbound” mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menarik perhatian dari industri perjalanan wisata dan penyelenggara acara. Seiring dengan itu, definisi “Outbound” semakin beragam dan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam hal sejarah, tujuan, dan pengertian kegiatan ini di Indonesia.

Terlebih lagi, istilah “Inbound” dan “Outbound” dalam industri perjalanan dan penyelenggara acara semakin meluas, sehingga pengertian kata “outbound” semakin tersebar luas di Indonesia.

Namun, penting untuk diingat bahwa sejarah dan pengertian dari kegiatan “Outbound” memiliki akar yang dalam dan berkaitan erat dengan pendidikan luar ruang, pengembangan karakter, dan pembelajaran berbasis pengalaman. Meskipun variasi definisi telah muncul, inti dari konsep ini tetaplah menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dalam upaya pengembangan individu dan kelompok melalui kegiatan yang menantang di luar ruangan.

Dunia Outbound Indonesia

Outbound – terdapat sejumlah referensi yang relevan dalam memahami pengertian frase “Outward Bound” atau “Outbound”, di Indonesia. Dalam konteks ini, kami akan menjelaskan beberapa referensi tersebut secara lebih rinci.

Definisi Outbound

Outbound – Outbound atau Mancakrida((Mancakrida adalah pelatihan yang memanfaatkan alam terbuka sebagai media, biasanya berbentuk permainan yang bertujuan untuk mengembangkan karakter diri dan meningkatkan kerja sama antarpeserta. Mancakrida dibentuk dengan memanfaatkan unsur manca-pada kata mancanegara ‘negara asing; luar negeri’ yang berasal dari bahasa Jawa. Dengan beranalogi bahwa manca pada kata tersebut bermakna asing; luar kemudian kata itu digabungkan dengan kata krida yang bermakna ‘ olah; perbuatan; tindakan’)) (Manca yang berarti “Asing” atau “luar”, Krida yang berarti “Olah – perbuatan – tindakan – atau olah raga”) merupakan suatu bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen yang dilakukan di alam terbuka dengan pendekatan yang unik, sederhana, namun efektif.

Program pelatihan ini mengedepankan penerapan langsung tanpa beban teori, dengan fokus pada elemen-elemen mendasar yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kepercayaan, perhatian antarindividu, sikap proaktif, dan kemampuan komunikasi.

Melalui kegiatan Outbound atau Mancakrida, peserta diajak untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman nyata yang membangun keterampilan dan pemahaman mereka dalam konteks kepemimpinan dan manajemen. Dalam lingkungan alam terbuka, mereka belajar untuk saling mempercayai, bekerja sama, serta mengembangkan sikap proaktif dalam berkomunikasi.


Pengertian Outbound juga dapat merujuk pada istilah “Out of Boundaries”((Out of Boundaries adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti keluar dari batas atau area yang ditentukan. Istilah ini biasanya digunakan dalam olahraga seperti bola basket dan sepak bola untuk menggambarkan situasi ketika pemain melewati garis lapangan atau batas-batas tertentu.)). Istilah ini sebenarnya berasal dari bidang maritim atau kelautan, yang memiliki arti “keluar dari batasan” dengan maksud mengungkapkan semua potensi yang ada dalam diri individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dalam konteks ini, terkait pengembangan kompetensi, pengetahuan, dan yang terpenting, perubahan perilaku, Outbound menggunakan lingkungan alam terbuka atau kegiatan luar ruangan sebagai sarana pembelajaran. Metode ini memungkinkan peserta untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang menantang, melampaui batasan-batasan yang biasa mereka hadapi, dan menghadapi tantangan-tantangan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan pribadi dan interpersonal.


Selanjutnya, istilah Outbound juga berasal dari istilah bahasa Inggris “Outward Bound”. Istilah ini muncul karena pada awalnya kegiatan luar ruang atau Outbound pertama kali diperkenalkan di daratan Eropa.

Setelah menyelesaikan pelatihan mereka selama sekitar 28 hari, para pelaut merayakan keberhasilan mereka dengan berteriak “Outward Bound”. Teriakan ini mengandung makna lain yaitu keluarnya sebuah kapal dari pelabuhan untuk memulai pelayaran. Peristiwa ini kemudian menjadi inspirasi bagi pendirian sekolah Outward Bound pertama pada tahun 1941 oleh Kurt Hahn.

Sekolah Outward Bound pertama ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda dan unik kepada para siswa. Mereka diajak untuk menghadapi tantangan di alam terbuka dan mengembangkan keterampilan yang meliputi kepemimpinan, kerja tim, kepercayaan diri, serta kemampuan bertahan hidup. Metode pembelajaran ini terbukti efektif dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi individu.

Pengertian dan Konsep Outbound di Indonesia

Outbound – Outbound adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan pengalaman atau Experiential Learning, dengan memanfaatkan lingkungan alam atau luar ruang sebagai media pembelajarannya. Tujuannya adalah untuk membangun dan mengembangkan perilaku individu serta pemahaman terhadap nilai-nilai atau tujuan yang ingin dicapai, dengan harapan terjadi perubahan yang positif.

Dalam kegiatan Outbound, terdapat berbagai jenis simulasi atau permainan yang dirancang sesuai dengan tujuan atau objektif dari pelatihan. Aktivitas ini dapat berupa kegiatan wisata, edukasi, atau petualangan, yang bertujuan untuk memicu keterlibatan peserta secara aktif dalam proses belajar.

Outbound memiliki peran yang sangat efektif dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Melalui kegiatan ini, individu dapat mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, kerja tim, komunikasi, dan pemecahan masalah. Selain itu, Outbound juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, kemampuan menghadapi tantangan, dan kerjasama antarindividu.

Outbound di Indonesia telah menjadi pilihan yang populer untuk berbagai kalangan, baik dalam konteks pendidikan formal, pelatihan organisasi, maupun kegiatan rekreasi. Metode pembelajaran yang interaktif dan menarik ini mampu menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan membawa dampak positif dalam pengembangan potensi individu.

Dengan demikian, Outbound telah terbukti sebagai pendekatan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia. Melalui kegiatan ini, individu dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja dan meningkatkan kapasitas diri untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan di masa depan.

Perkembangan Outbound di Indonesia

Outbound – Perkembangan Outbound di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian seiring dengan waktu. Awalnya, Outbound diperkenalkan sebagai metode pendidikan karakter dan pengembangan sumber daya manusia. Kegiatan ini dilakukan di luar ruangan atau outdoor dengan menggunakan metode Experiential Learning, di mana peserta belajar melalui pengalaman langsung. Alam terbuka, seperti hutan, gunung, dan laut, digunakan sebagai lingkungan untuk melaksanakan kegiatan Outbound.

Seiring dengan perkembangan zaman, para pelaku industri Outbound di Indonesia((Industri Outbound di Indonesia adalah industri yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Laporan Survei Wisatawan Nasional (Outbound) 2019, jumlah wisatawan outbound pada tahun 2019 mencapai 4,7 juta orang Industri ini menawarkan berbagai macam kegiatan seperti rafting, paintball, hiking, camping dan lain-lain)) dituntut untuk berinovasi dan berkreativitas. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pasar dan permintaan dari konsumen kegiatan Outbound. Awalnya, fokus Outbound hanya pada pendidikan karakter, namun kemudian berkembang ke bidang pendidikan lainnya dan sektor pariwisata.

Ketika industri ini mulai menarik perhatian praktisi pariwisata, perkembangannya menjadi sangat dinamis dan pesat. Muncul istilah-istilah seperti Fun Outbound((Fun Outbound adalah serangkaian program dan kegiatan Outbound yang bersifat ceria (Fun) dan sarat akan makna Fun Games (Fun Outbound) adalah salah satu jenis program dan kegiatan Outbound yang termasuk kedalam jenis dan kategori Team Building (Training), yaitu sebuah simulasi terkait penyampaian informasi yang merujuk kepada bentuk kerjasama tim, penyatuan visi dan pemecahan solusi)), Gathering, Outing, dan lainnya yang kita kenal saat ini.

Di sisi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, juga terjadi perubahan dengan munculnya istilah-istilah seperti Team Building, Leadership, dan sebagainya.

Terjadi pula pengembangan definisi Outbound itu sendiri. Sebagai contoh, aktivitas Flyng Fox yang awalnya merupakan salah satu bagian dari kegiatan Outbound, kini kadang-kadang didefinisikan sebagai Outbound itu sendiri.

Perkembangan yang dinamis ini menunjukkan adaptasi dan evolusi industri Outbound di Indonesia dalam menjawab kebutuhan dan permintaan pasar. Hal ini menjadikan Outbound sebagai salah satu metode yang efektif dalam pendidikan, pengembangan, dan hiburan, serta memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sumber daya manusia di berbagai sektor.

Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI)

Outbound – Pada tahun 2006, sejumlah praktisi Outbound bergabung dan membentuk wadah bagi para pelaku usaha dan praktisi kegiatan Outbound di Indonesia. Dengan nama Asosiasi Experiential Learning Indonesia atau AELI((Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) adalah sebuah wadah yang menaungi beberapa lembaga pegiat kegiatan pendidikan alternatif berbasis alam bebas dengan pendekatan utama metode experiential Learning. AELI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengguna metode EL yang bertanggung jawab terhadap pengembangan manusia Indonesia.

AELI didirikan pada tanggal 24 Januari 2007 oleh beberapa lembaga penyelenggara outdoor training. Pada awalnya, asosiasi ini bernama Indonesian Experiential Learning Association (IELA), namun kemudian disepakati untuk berganti nama menjadi Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI))).

Perdebatan tentang nama asosiasi cukup sengit pada awal pembentukannya. Namun, akhirnya para pendiri AELI sepakat menggunakan nama Experiential Learning. Meskipun dalam kegiatan Outbound di Indonesia terdapat berbagai jenis program dan metode yang digunakan, intinya tetap mengedepankan pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman.

Pendirian AELI menjadi tonggak penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kegiatan Outbound di Indonesia. Dengan adanya asosiasi ini, mayoritas pelaku usaha dan praktisi kegiatan Outbound di Indonesia dapat bekerja sama dalam menyepakati standar dan pedoman yang berlaku.

Seiring berjalannya waktu, AELI telah menjalankan berbagai kegiatan, seperti pelatihan, seminar, dan pertemuan rutin, untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme anggotanya. Selain itu, AELI juga berperan sebagai wadah bagi pertukaran informasi, penelitian, dan pengembangan terkait dengan bidang Experiential Learning.

Melalui AELI, para pelaku usaha dan praktisi kegiatan Outbound di Indonesia dapat saling berkolaborasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta menjalin kemitraan untuk mengembangkan industri Outbound yang lebih baik di Tanah Air.

Jenis Kegiatan Outbound

Outbound – Dalam kegiatan Outbound di Indonesia, terdapat empat klasifikasi utama yang menggambarkan jenis program yang dilakukan. Empat jenis program tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, Outbound Recreational atau kegiatan rekreasi. Kedua, Outbound Educational atau kegiatan pendidikan. Ketiga, Outbound Developmental atau pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Dan yang terakhir, Therapeutic atau kegiatan terapeutik.

Namun, dalam artikel ini akan dijelaskan hanya tiga jenis program, yaitu Recreational, Education, dan Development. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa jenis program keempat, yaitu Therapeutic, tunduk pada prinsip-prinsip dan norma-norma psikologi tertentu.

Dengan demikian, tidak semua pelaku dan praktisi outbound di Indonesia dapat melaksanakan program Therapeutic ini. Secara sederhana, untuk menjalankan jenis program keempat ini, setidaknya diperlukan lisensi atau persetujuan dari akademisi bidang psikologi.

Selanjutnya, mari kita kembali kepada tiga jenis program yang umum dilaksanakan di Indonesia, dan berikut ini adalah penjabarannya.

Recreational

Outbound – Outbound Recreational pada dasarnya merujuk pada konsep pembelajaran melalui pengalaman atau Experiential Learning dengan menggunakan metode Tourism Based Learning Process. Dalam hal ini, proses pembelajaran dari pengalaman yang dilakukan akan tetap diselipkan meskipun dalam konteks kegiatan wisata.

Nilai pembelajaran dalam produk rekreasi ini sebagian besar terdiri dari 70 hingga 90% kegiatan yang menyenangkan. Sementara itu, 10 hingga 30% sisanya tetap mengandung unsur pembelajaran atau nilai-nilai yang ingin diterapkan oleh pihak yang mengonsumsi.

Jenis produk ini berfungsi sebagai media untuk kegiatan penyegaran, membangun nilai-nilai silaturahmi, dan tentunya dengan penekanan pada aspek-aspek tertentu. Sebagai contoh, nilai-nilai kerjasama tim, komunikasi, dan kesadaran diri sebagai bagian dari tim.

Diharapkan setelah melaksanakan program ini, hasil akhirnya adalah pengalaman penyegaran bagi setiap peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.

Tujuan Outbound Recreational

Outbound – Salah satu tujuan utama dari kegiatan Outbound Rekreasi adalah mengubah perasaan atau “Change Feeling” peserta. Dengan kata sederhana, setiap peserta memiliki keinginan untuk menyegarkan dirinya sendiri melalui aktivitas Outbound tersebut.

Terutama dalam konteks rekreasi, tujuan dari program ini adalah mengubah suasana hati setiap peserta sehingga mereka dapat mengalami perubahan perasaan. Dari awalnya merasa jenuh, mereka dapat merasakan kegembiraan dan mendapatkan penyegaran dalam suasana hati dan pemikiran mereka.

Prinsipnya adalah mengubah apa yang dirasakan oleh peserta melalui proses “re-energizing”, yakni menghidupkan kembali energi positif dalam diri mereka. Setiap kegiatan Outbound memiliki tujuan yang menyenangkan dan bernilai positif.

Jenis-jenis Outbound Recreational

Outbound – Berikut ini adalah beberapa jenis produk yang tersedia dalam program outbound recreational, antara lain: Outbound fun games, Corporate Gathering, Outbound for Family Gathering, Fun Games, City Tour, CityBound, dan sebagainya.

  • Pertama, Jenis kegiatan outbound rekreasi ini masih mendominasi industri outbound di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, outbound jenis ini telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, baik dalam lingkup industri bisnis, pendidikan, maupun masyarakat umum.
  • Kedua, seiring dengan perkembangan waktu dan dinamika bisnis industri outbound di Indonesia, jenis outbound ini memiliki nilai ekonomis yang relatif terjangkau oleh berbagai kalangan.
  • Ketiga, hasil atau manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini sangat diminati oleh berbagai kelompok pengguna karena memberikan nilai fun dan penyegaran yang dominan.

Educational

Outbound – Program pendidikan pada dasarnya mengacu pada konsep pembelajaran berdasarkan pengalaman atau Experiential Learning dengan menggunakan metode Education Based Learning Process. Proses pembelajaran dari pengalaman yang dilakukan berfokus pada nilai-nilai pendidikan, baik dalam hal pengetahuan maupun pembentukan karakter manusia, melalui contoh perilaku dan tindakan yang diamati atau diteliti.

Sejalan dengan label “edukasi” atau “pendidikan”, tujuan yang ingin dicapai melalui program-program outbound pendidikan ini sangat berfokus pada peningkatan nilai pengalaman dan pembelajaran bagi peserta kegiatan.

Sebagai contoh, ketika seorang anak diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di sebuah wilayah yang kaya akan nilai budaya dan norma sosial, anak tersebut mengalami proses dinamis langsung tentang kegiatan komunitas tersebut.

Lebih jelasnya, salah satu contoh program pendidikan adalah mengajak peserta untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari di sebuah kampung adat, wilayah konservasi, atau wilayah yang memiliki nilai-nilai sosial, keagamaan, kebudayaan, dan bahkan lingkungan hidup yang kuat.

Tujuan Outbound Educational

Outbound – Tingkat perubahan yang ingin dicapai semakin bertambah, kenyataannya tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya berfokus pada perubahan emosi (Change Feeling) saja. Tetapi juga bertujuan untuk menghasilkan perubahan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengetahuan dalam aspek akademik dan perilaku (Change Thinking).

Pola pendidikan di luar ruangan yang dikombinasikan dengan metode pembelajaran berbasis pengalaman atau Experiential Learning akan menjadi dominan dalam kegiatan Outbound yang bertujuan untuk mengubah pola pikir ini.

Dengan kata lain, proporsi pembelajaran diatur sedemikian rupa sehingga seimbang dengan aktivitas yang menyenangkan.

Ragam Outbound Educational

Outbound – Beberapa contoh produk Outbound Educational meliputi Live In Program, Wisata Kampung Adat, Program Keanekaragaman Hayati, Program Budaya dan Warisan, Program Pembentukan Karakter untuk Remaja, Pandangan Dunia untuk Remaja, Program Tanggung Jawab Sosial Korporat, dan sebagainya.

Secara umum, tujuan utamanya adalah agar peserta dapat mengalami proses pengalaman yang akan membawa perubahan pola pikir bagi mereka.

Developmental

Outbound – Outbound Developmental pada intinya mengacu pada konsep pembelajaran berbasis pengalaman atau Experiential Learning dengan menggunakan metode Adventure Based Learning Process. Proses pembelajaran ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai pendidikan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun pembentukan karakter manusia.

Dalam pembelajaran ini, digunakan berbagai contoh perilaku dan tindakan yang diamati atau diteliti menggunakan media luar ruangan atau outdoor sebagai sarana pembelajaran. Selain itu, juga diterapkan metode Training Based Learning Process dengan menggunakan sarana dalam ruangan atau indoor sebagai media pembelajaran.

Nilai pembelajaran dalam program developmental ini sangat menekankan unsur pembelajaran dan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada peserta. Komposisi objektif pembelajaran biasanya mencapai 75% hingga 95%, sedangkan nilai kesenangan (fun) berkisar antara 5% hingga 25%. Hal ini menjadikan jenis program ini sangat unik dan berbeda dari program-program lainnya.

Oleh karena itu, penyajian program ini cukup kompleks. Tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga sangat menekankan pada proses penyampaian nilai-nilai atau objektif dari pelatihan yang dilakukan.

Tujuan Outbound Developmental

Outbound – Tujuan dari kegiatan Outbound Developmental adalah pengembangan diri yang tidak hanya berfokus pada perubahan perasaan dan pemikiran, tetapi juga secara dominan mengarah pada perubahan perilaku (Change Behaviour). Tujuan ini mencakup peningkatan positif dalam keterampilan teknis, pengetahuan, serta sikap dan perilaku seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, ini merupakan tujuan tertinggi dalam konteks kegiatan Outbound.

Konsep pelatihan dan pengembangan diri melalui aktivitas Outbound di luar ruangan, yang dikombinasikan dengan metode pembelajaran berbasis pengalaman yang dilakukan, dirasakan, dan diperkuat dengan penekanan pada nilai-nilai pembelajaran. Proses ini diakhiri dengan komitmen pribadi atau kelompok dalam bentuk implementasi yang nyata dan dapat diukur dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, perubahan perilaku ini dapat menjadi tantangan yang cukup sulit dicapai dalam program Developmental. Diperlukan sinkronisasi, motivasi, dan kesadaran penuh antara individu-individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu, diperlukan juga kemauan dari setiap individu untuk berubah, serta monitoring yang dilakukan oleh pihak terkait yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan.

Jenis-jenis Outbound Developmental

Outbound – Berikut ini adalah beberapa produk yang tersedia dalam program outbound Developmental:

  • Program Pelatihan: Program Pembangunan Tim, Program Pembentukan Karakter, Program Kepemimpinan, Program Pelatihan Tematik.
  • Program Pengembangan: Program Pengembangan Manajemen, Program Pengembangan Manajemen Trainee, Program Pengembangan Peta & Kompas, Program Pengembangan Survival Hutan, Program Pengembangan Camping Terbang, Program Pengembangan Tematik.

Dalam program outbound Developmental ini, terdapat berbagai jenis program pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan. Program pelatihan mencakup pembangunan tim, pembentukan karakter, kepemimpinan, dan pelatihan tematik. Sementara itu, program pengembangan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, melatih calon manajer, pengembangan peta dan kompas, survival di hutan, camping terbang, serta pengembangan tematik.

Melalui program-program ini, peserta dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan pribadi dan profesional. Setiap program memiliki fokus yang berbeda namun saling melengkapi untuk mencapai hasil yang optimal.

Manfaat Outbound

Outbound – Kegiatan Outbound memberikan banyak manfaat baik bagi individu maupun kelompok atau institusi yang melaksanakannya. Nilai pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari setiap aktivitas outbound memiliki makna yang mendukung perubahan positif dalam hal perasaan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Manfaat tersebut akan berdampak positif pada perkembangan individu tersebut. Bahkan, kegiatan atau pelatihan Outbound juga dapat memberikan dampak positif bagi kelompok atau institusi yang melaksanakannya.

Untuk Personal

Outbound – Secara individu, terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari kegiatan atau pelatihan Outbound, antara lain:

  • Kemampuan dan kemauan untuk melakukan pengamatan terhadap diri sendiri.
  • Kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan perilaku dengan lingkungan sosial.
  • Meningkatkan kepercayaan diri terhadap diri sendiri, lingkungan, dan orang lain.
  • Mengenali potensi diri yang dimiliki.
  • Memunculkan motivasi baik pada diri sendiri maupun orang lain.
  • Mengembangkan proses interaksi dalam lingkup sosial dan personal dengan komunikasi yang lebih efektif.
  • Mengasah inisiatif dalam tindakan.
  • Membangun nilai kepedulian terhadap diri sendiri, lingkungan, dan orang lain.
  • Mengembangkan kemampuan kepemimpinan (leadership) dalam diri.
  • Meningkatkan kemampuan teknis, pengetahuan, dan manfaat lainnya.

Dengan melibatkan diri dalam kegiatan Outbound, individu dapat mengoptimalkan potensi pribadi mereka dan memperoleh manfaat yang berharga dalam berbagai aspek kehidupan.

Bagi lembaga

Outbound –  Dalam konteks kelompok atau institusi, terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari kegiatan atau pelatihan Outbound, antara lain:

  • Membangun apresiasi terhadap kinerja setiap individu dalam kelompok.
  • Mengembangkan nilai-nilai individu yang ditujukan untuk pengembangan kinerja kelompok atau institusi.
  • Menanamkan nilai-nilai kelompok atau institusi kepada setiap individu yang terlibat dalam kegiatan atau pelatihan Outbound, sehingga tujuan keseluruhan kelompok atau institusi tersebut dapat tercapai.
  • Sebagai ajang penilaian yang objektif terkait perilaku dan karakter individu.
  • Membangun nilai kerjasama di antara semua individu yang terlibat.
  • Menanamkan nilai kepemimpinan (leadership) kepada individu.
  • Dan berbagai manfaat lainnya.

Namun, manfaat-manfaat tersebut tidak dapat dicapai secara maksimal jika tidak ada sinkronisasi antara kebutuhan klien, program yang disusun oleh penyelenggara, pelaksana lapangan yang kompeten, serta partisipasi aktif dan maksimal dari setiap individu yang mengikuti kegiatan.

Dengan adanya kerjasama dan kolaborasi yang baik, kegiatan Outbound dapat memberikan dampak yang positif dan mendorong perkembangan kelompok atau institusi menuju kesuksesan.

Simpulan

Outbound – Simpulan dari artikel dengan judul ‘Outbound; Mengenal Outward Bound Dengan Benar‘, yaitu bahwa pembelajaran dengan metode outbound memberikan manfaat yang signifikan bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.

Meskipun masih terdapat ketidakjelasan dan perbedaan pengertian mengenai istilah outbound itu sendiri, serta perbedaan pemahaman dan kesepakatan di antara para pelaku layanan outbound di Indonesia, hal tersebut tidak mengurangi nilai dari metode pembelajaran ini. Yang terpenting adalah adanya sikap bijak dan pengertian dari semua pihak, baik pengguna maupun penyedia jasa layanan outbound di Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan efektivitas kegiatan outbound, perlu adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara semua pihak terkait. Dengan demikian, manfaat dari kegiatan outbound dapat terwujud secara maksimal dalam pengembangan sumber daya manusia, baik secara individu maupun dalam konteks kelompok atau institusi.

Dengan kesadaran akan manfaat yang dihasilkan, diharapkan kegiatan outbound terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan potensi dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Mengenal Penulis dan Bound Experience Indonesia

outbound

Yogie Baktiansyah

Outbound – Yogie Baktiansyah, seorang praktisi Experiential Learning, penggiat wisata petualangan, serta penulis di situs Bound Experience Indonesia, memiliki pemahaman pada bidang pendidikan luar ruang dan telah memberikan kontribusi  dalam perkembangan kegiatan outbound di Bogor.

Sebagai seorang spesialis kegiatan luar ruang dan pariwisata, Yogie Baktiansyah memiliki pemahaman akan pentingnya pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam mencapai pembelajaran yang efektif. Ia mengakui bahwa pengalaman langsung dalam situasi nyata dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan dan berdampak pada perkembangan individu.

Situs Bound Experience Indonesia yang didirikan dan dikelola oleh Yogie Baktiansyah merupakan sebuah sumber informasi dan panduan bagi individu, kelompok, maupun institusi yang tertarik untuk terlibat dalam kegiatan outbound di Indonesia. Situs ini menyediakan berbagai artikel dan tips yang berharga tentang kegiatan luar ruang, pengembangan diri, dan pembelajaran berbasis pengalaman.

Bound Experience Indonesia

Outbound – Bound Experience Indonesia, atau disingkat BoundEx Indonesia, adalah salah satu penyedia jasa layanan outbound di Indonesia. Produk layanan nya mencakup berbagai jenis dan kebutuhan kegiatan outbound di Indonesia.

Misalnya, menyediakan layanan outbound Recreational dengan berbagai jenis program seperti fun outbound, gathering, dan lain sebagainya. Juga menawarkan program outbound Educational, termasuk program Livein, character building for youth, dan lainnya. Selain itu, kami menyediakan program Developmental dengan dua jenis program, yaitu program Training seperti team building program, leadership training, character building untuk karyawan, dan program Development seperti Management trainee outdoor program, MDP outdoor program, dan lainnya.

Layanan Bound Experience Indonesia mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai konsep tempat kegiatan. Bound Experience Indonesia dapat menyelenggarakan kegiatan di hotel, resort, villa, camping ground, dan berbagai tempat lainnya. Selain itu, Bound Experience Indonesia memiliki akses ke berbagai media kegiatan di luar ruangan seperti hutan, gunung, laut, dan danau.

Dengan pengalaman dan keahlian kami dalam menyediakan layanan jasa outbound, kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman yang berkesan dan berkualitas kepada pelanggan. Tim Bound Experience Indonesia yang profesional dan terlatih siap membantu mengatur dan melaksanakan kegiatan outbound sesuai dengan kebutuhan dan tujuan klien kami.


Beranda » Blog » Gathering and Outing » Outbound; Mengenal Outward Bound Dengan Benar